Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjaga Cinta di Jarak Jauh
Dengan kepergian Alfatra ke luar negeri untuk mengejar karir yang gemilang, Ariana dan Alfatra harus menghadapi kenyataan baru dalam hubungan mereka—sebuah hubungan jarak jauh yang penuh dengan tantangan. Namun, meskipun terpisah oleh ribuan kilometer, cinta mereka masih menyala, meskipun dengan cara yang berbeda. Mereka harus belajar untuk menemukan cara agar cinta itu tetap hidup, meskipun tidak selalu mudah.
~
Hari-hari setelah Alfatra berangkat terasa sangat berbeda bagi Ariana. Suasana yang dulu penuh dengan tawa dan percakapan hangat kini digantikan oleh kesepian. Meskipun mereka tetap berkomunikasi melalui telepon, pesan, dan video call, jarak antara mereka membuat Ariana merasa bahwa ada sesuatu yang hilang. Ketika malam datang, ia sering merasa rindu yang dalam—rindu akan kehadiran Alfatra di sampingnya, mendengarkan ceritanya, dan berbagi momen kecil sehari-hari.
"Ari, aku rindu kamu," kata Alfatra pada suatu malam melalui video call. Wajahnya terlihat lelah, namun senyumnya masih bisa menenangkan hati Ariana. "Aku tahu ini sulit, tapi kita harus bertahan. Aku ingin kita tetap bersama, meskipun terpisah."
Ariana menatap layar ponselnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Aku juga rindu kamu, Alfa. Rasanya kosong tanpa kamu di sini."
Alfatra menghela napas. "Aku berjanji, Ari. Aku akan selalu berusaha untuk tetap ada untukmu, walaupun jarak memisahkan kita. Kita bisa melalui ini, bersama-sama."
Namun, meskipun kata-kata itu menenangkan hati Ariana untuk sementara, dia masih merasa ketidakpastian yang mengganggu. Apakah mereka benar-benar bisa mempertahankan hubungan ini? Bisakah mereka bertahan melewati ujian jarak yang semakin lama semakin terasa berat?
Karir Alfatra yang semakin berkembang membuatnya semakin sibuk. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, ditambah dengan perbedaan zona waktu, membuat komunikasi mereka semakin terbatas. Pada awalnya, mereka berdua merasa optimis dan percaya diri. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin sulit untuk menjaga hubungan yang sehat dengan jarak yang begitu jauh.
Pagi hari ketika Ariana sedang bersiap untuk bekerja, ia mendapat pesan dari Alfatra yang berisi permintaan maaf karena tidak bisa menelepon seperti yang mereka janjikan. Tugas-tugas yang menumpuk di kantor membuatnya sulit untuk menyisihkan waktu.
“Ari, aku minta maaf. Hari ini aku sangat sibuk. Aku akan mencoba menghubungimu nanti malam, tapi aku tidak bisa janji,” pesan Alfatra yang muncul di layar ponselnya.
Ariana merasa sedikit kecewa. Ia mencoba mengerti, tetapi ada bagian dari dirinya yang merasa terluka. "Aku tahu kamu sibuk, Alfa," balasnya, berusaha menunjukkan pengertian. "Aku hanya berharap kita bisa lebih sering berbicara. Aku merasa kehilangan."
Di sisi lain, Alfatra merasa bersalah. Dia tahu betapa pentingnya komunikasi dalam hubungan mereka, dan ia merasa bahwa ia mulai gagal memenuhi harapan Ariana. "Aku akan berusaha lebih baik, Ari. Aku tidak ingin kamu merasa sendirian."
Namun, meskipun berusaha untuk tetap terhubung, Ariana merasa ada sebuah jarak emosional yang semakin lebar antara mereka. Bahkan video call yang mereka lakukan beberapa kali seminggu pun tak lagi memberikan kenyamanan yang dulu mereka rasakan.
~
Beberapa bulan berlalu, dan hubungan mereka mulai memasuki fase yang lebih sulit. Ariana merasa dirinya semakin ragu, terutama ketika ia melihat teman-temannya mulai menjalin hubungan yang lebih stabil dan dekat. Jarak dan waktu semakin menunjukkan dampaknya. Akhirnya, setelah perasaan ragu dan rindu yang mendalam, Ariana memutuskan untuk mengunjungi Alfatra di luar negeri. Ia tahu bahwa mereka perlu berbicara secara langsung untuk mengetahui apakah hubungan ini masih bisa bertahan.
Setelah beberapa hari perjalanan, Ariana tiba di negara tempat Alfatra bekerja. Ketika mereka bertemu di bandara, mereka langsung berlari dan saling berpelukan erat. Selama beberapa detik, dunia di sekitar mereka seakan berhenti, dan mereka merasakan kebahagiaan yang sederhana tetapi mendalam.
“Ari, kamu datang...” kata Alfatra, hampir tidak percaya.
“Aku tidak bisa hidup jauh darimu lebih lama lagi, Alfa,” jawab Ariana, air mata mengalir di pipinya.
Mereka menghabiskan beberapa hari bersama, menikmati momen yang mereka lewatkan selama ini. Namun, meskipun ada kebahagiaan yang terasa saat mereka bertemu kembali, Ariana merasakan bahwa banyak hal yang masih perlu dibicarakan. Mereka perlu memastikan bahwa hubungan mereka tidak hanya bertahan karena rindu, tetapi juga karena komitmen yang kuat dari kedua belah pihak.
~
Suatu malam, setelah makan malam bersama, mereka duduk berdua di balkon apartemen Alfatra, menikmati pemandangan kota yang terang benderang.
"Ari, aku ingin kita berbicara tentang hubungan kita," kata Alfatra, suaranya serius namun lembut.
Ariana menatapnya, merasa sedikit khawatir. "Apa yang kamu pikirkan, Alfa?"
"Selama beberapa bulan terakhir, aku merasa kita semakin jauh. Aku tahu ini sulit, tapi aku tidak ingin kita kehilangan hubungan ini hanya karena jarak," jawab Alfatra dengan jujur.
Ariana menghela napas panjang. “Aku juga merasa seperti itu, Alfa. Jarak ini membuat aku merasa semakin terasing. Aku rindu kamu, tapi aku juga merasa bingung. Apa kita bisa tetap seperti dulu, ataukah kita hanya bertahan karena kebiasaan?"
Alfatra menatapnya dalam-dalam. "Aku tidak bisa menjanjikan semuanya akan mudah, Ari. Tapi aku ingin berjuang. Aku ingin kita mencoba untuk tetap bersama, bahkan jika itu sulit. Kita harus mencari cara untuk membuat ini berhasil."
Ariana terdiam beberapa saat, mencerna kata-kata Alfatra. "Aku juga ingin mencoba, Alfa. Tapi kita harus lebih terbuka satu sama lain. Tidak ada lagi yang bisa kita sembunyikan."
Dengan keputusan itu, mereka memutuskan untuk memberi satu sama lain kesempatan lagi. Mereka akan menghadapi tantangan ini bersama, berkomunikasi lebih terbuka, dan berusaha untuk menemukan keseimbangan di antara impian dan cinta mereka.