Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pagi ini Roseline yang baru membuka kedua matanya di buat terkejut, saat mendapati William yang menatapnya dengan menyangga kepalanya dengan satu tangannya.
'' Selamat pagi '' ucap William, meskipun dengan suara datar, namun terdengar tulus di pendengaran Roseline.
'' Pagi juga Kak '' balas Roseline.
'' Ini sudah jam berapa?, kenapa Kak William belum bersiap siap '' tanya Roseline berusaha bangun, lalu menurunkan kedua kakinya ke atas lantai.
'' Aku berangkat agak siang '' jawab William yang ikut bangun dan duduk bersandar di dasbor ranjang.
Roseline mengerutkan dahinya menatap William. '' Kenapa ?''
'' Aku akan pergi ke anak cabang perusahaan, yang berada di pinggiran kota ''
Roseline mengangguk anggukkan kepalanya, lalu dia melangkah masuk ke dalam kamar mandi, untuk membasuh kedua mukanya.
Jam setengah sembilan terlihat William sudah rapi dengan setelan formalnya, yang mana memperlihatkan sosoknya yang sangat gagah dan berwibawa.
'' Sudah mau berangkat ?'' tanya Roseline.
'' Iya '' jawab William
'' Apa kamu mau ikut '' tawar William.
'' Tidak, nanti aku bisa mengganggu pekerjaanmu '' sahut Roseline.
William tersenyum tipis sangat tipis, sampai sampai Roseline tidak menyadarinya, lalu William perlahan mendekat ke arah Roseline, dan berjongkok di depannya, karna sekarang posisi Roseline sedang duduk di sofa yang berada di kamar mereka.
'' Kamu tidak akan mengganggu pekerjaanku, lagian aku suka kalau kamu ikut '' ujar William menyentuh punggung tangan Roseline.
'' Cih,, gombal '' decak Roseline.
William mengerutkan dahinya, dia tidak paham dengan kata kata GOMBAL yang di lontarkan oleh Roseline.
'' Gombal itu apa ?'' tanya William penasaran.
Roseline langsung tersadar karna sudah keceplosan berbicara dengan bahasa negara Indonesia.
'' Ah, bukan apa apa '' jawab Roseline.
William hanya menganggukkan kepalanya, dan tidak bertanya lagi. '' Bagaimana, mau ikut ?'' tanya William.
Roseline menggelengkan kepalanya. '' Tidak, aku malas '' jawab Roseline.
'' Kamu yakin, padahal di dekat perusahaan cabang, ada restoran khas makanan Indonesia loh '' tukas William bangkit berdiri.
Mendengar ada restoran khas makanan Indonesia, kedua mata Roseline langsung berbinar cerah, dan reflek Roseline menahan tangan William.
'' Kak William tidak bohong kan ?'' tanya Roseline.
'' Tentu saja tidak '' jawab William.
Roseline langsung bangkit dari duduknya. '' Baiklah aku ikut '' tukas Roseline dengan kedua matanya yang berbinar.
Tuk
William menyentil dahi Roseline pelan. '' Kamu ini, kalau sudah mendengar makanan khas Indonesia saja semangat sekali '' ujar William.
Roseline tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. '' Karna aku sangat menyukainya '' sahut Roseline.
'' Ya, ayo berangkat ''
William dan Roseline keluar dari kamarnya berbarengan, bahkan tangan keduanya saling bergandengan, lebih tepatnya William yang menggenggam erat tangan Roseline.
Saat sampai di ruang tamu Roseline melihat keberadaan asisten Hans, Audrey dan juga pelayan Robert, mereka berdua berdiri di ruang tamu, hanya Audrey yang duduk di sofa.
Sedangkan William mengerutkan dahinya melihat keberadaan Audrey.
'' Kak William '' sapa Audrey bergegas berdiri menghampiri William dengan tersenyum, tapi sayangnya William memasang ekspresi datarnya.
'' Sedang apa kamu di sini ?'' tanya William sedikit memundurkan badannya, yang mana membuat Roseline yang di gandengnya merasa heran.
'' Tentu sebagai sekertaris Kakak, aku harus menemani Kak William, bukannnya sekarang Kakak akan meninjau perusahaan cabang '' jawab Audrey.
William langsung menatap Asisten Hans untuk meminta penjelasan, kenapa Audrey bisa ikut, padahal dirinya tidak mengajaknya. Asisten Hans hanya bisa menundukkan kepalanya, karna tadi dirinya sempat berdebat dengan Audrey yang memaksa untuk ikut ke perusahaan cabang.
'' Kamu tidak perlu ikut '' tukas William.
'' Kenapa ?'' tanya Audrey.
'' Karna tidak ada yang perlu kamu kerjakan di sana '' jawab William.
'' Tapi aku sekertaris Kakak, apa salahnya aku ikut, sekalian untuk menambah wawasan '' ujar Audrey terdengar sangat memaksa.
Roseline yang sejak tadi diam perlahan angkat suara. '' Audrey, Kak William di sana cuma mau meninjau anak cabang perusahaan, jadi sudah jelas tenagamu tidak di perlukan '' tukas Roseline yang mana membuat Audrey langsung menatapnya tak suka.
'' Tahu apa kamu tentang pekerjaan, selama ini kamu hanya hidup pengangguran, bahkan sejak kecil kamu juga selalu bergantung pada keluarga Kak William '' sahut Audrey mengejek.
Roseline yang tak terima dengan ucapan Audrey yang mengejeknya, langsung melepaskan diri dari genggaman tangan William, lalu dia mendekat ke arah Audrey dengan berkacak pinggang.
'' Heh,, wajar dong aku pengangguran, lagian apa gunanya aku punya suami kaya raya, kalau aku masih harus bekerja, sekarang tugasku hanya perlu membantu untuk menghabiskan uang suami ku'' balas Roseline dengan ketus, yang tak terima akan penghinaan Audrey.
Audrey membulatkan kedua matanya mendengar balasan ucapan Roseline yang sangat pedas, karna selama ini dia fikir Roseline tidak berani melawannya, karna takut membuat William marah.
Berbeda dengan William yang berusaha menahan tawanya, mendengar perkataan Roseline yang ceplas ceplos, begitu juga dengan asisten Hans dan pelayan Robert, keduanya juga menundukkan kepalanya untuk menahan tawanya agar tidak pecah, karna ini pertama kalinya mereka melihat dengan kedua mata kepala mereka sendiri, Nona Muda mereka yang berbicara sangat pedas pada orang.
'' Kak William dengar sendiri kan, Roseline mau menikah dengan Kakak, hanya karna kekayaan Kakak, dia tidak tulus mencintai Kakak '' ujar Audrey pada William. '' Kak William juga tahu kan, kalau di dunia ini hanya aku yang sungguh sungguh mencintai Kakak '' tambahnya.
'' Aku tahu kamu sungguh sungguh mencintaiku, tapi maaf, karna aku telah menghianati cintamu '' tukas William.
Roseline langsung menatap William, dia tidak paham apa yang di maksud dari ucapan William yang menghianati cinta Audrey.
'' Bu,, bukannya Kak William menikahi Roseline hanya untuk bisa menemukan keberadaanku, sekarang aku sudah kembali, kenapa Kak William tidak segera menceraikan Roseline dan menikah denganku '' ujar Audrey menatap mata elang William.
'' Maaf Audrey, sampai kapanpun, aku tidak akan menceraikan Roseline, aku mencintainya '' sahut William, yang mana membuat Roseline dan Audrey langsung terkejut.
'' Tidak,,, Kak William pasti bercanda, aku tahu wanita yang di cintai Kak William hanya aku seorang '' ucap Audrey yang tidak ingin percaya dengan apa yang ia dengar dari ucapan William.
'' Aku tidak bercanda, aku memang sudah mencintai Roseline '' sahut William.
Audrey menundukkan kepalanya, dan perlahan kedua bahunya bergetar naik turun, pertanda jika Audrey sedang terisak.
'' Hiks,,, sejak kapan, sejak kapan Kak William memiliki perasaan pada Roseline ?'' tanya Audrey pelan, terlihat ada kekecewaan dari sorot kedua matanya.
'' Entahlah, aku juga tidak tahu, yang jelas sejak kamu kembali, aku takut jika Roseline memintaku untuk menceraikannya karna kamu'' jawab William.
Audrey mengangkat kepalanya dan terlihat air mata yang menetes dengan derasnya.
'' Kak William jahat !!, aku benci Kak William '' teriak Audrey lalu berlari keluar meninggalkan mansion. Dan William hanya melihatnya saja, tanpa ada niatan untuk mengejarnya.
Plakk
William tersentak saat mendapat geplakan di tangannya.
'' Kenapa ?'' tanya William menatap Roseline.
'' Kenapa kamu berbohong padanya, kamu membuatnya sedih '' tukas Roseline.
William tersenyum lalu memegang kedua bahu Roseline, dan menatapnya dengan lembut.
'' Aku tidak berbohong, aku memang sudah tidak mencintainya, dan sekarang aku hanya mencintai kamu sebagai istriku '' ujar William.
William sengaja mengakui perasaannya pada Roseline di depan Audrey, agar Audrey tidak lagi menaruh harapan padanya lagi, seperti saran yang di katakan oleh Ayah Audrey, jika sudah tidak mencintai Audrey maka janganlah memberinya harapan, agar dirinya tidak kehilangan Roseline karna dirinya yang tidak bisa bersikap tegas.