NovelToon NovelToon
Setelah Tunangan Dan Kakakku Mengkhianatiku

Setelah Tunangan Dan Kakakku Mengkhianatiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Pelakor / Wanita Karir
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Dikhianati tunangan dan kakak kandung, bagaimana rasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Pagi pun datang, Ayu dan David sudah bangun sejak adzan subuh tadi. David sebenarnya ingin mengajak Ayu untuk berjalan-jalan disekitar komplek tapi, keadaan Ayu sedang tidak baik-baik saja karena ulah David. Semalam David berjanji akan melakukannya hanya sekali tapi nyatanya berkali-kali dan membuat mereka lembur. Ayu sampai terkulai lemas. Meskipun Ayu menikmati olahraga semalam, sekarang dirinya merasakan sakit dan sedikit bengkak di area sensitifnya.

Apalagi tadi dia bangun langsung melaksanakan mandi junub, kini badannya menjadi sedikit demam. Tadi dia melaksanakan shalat subuh berjamaah saja, harus berjuang bangkit dari sujudnya dan menahan nyeri dan perih. Meski seumpama saat ini dia tidak demam, dia tak akan berani keluar dari kamar karena jalannya masih seperti pinguin. David yang menjadi tersangka utama pun merasa kasihan pada istrinya itu. Alhasil rencana jalan-jalannya dipending dulu.

David saat ini turun ke bawah untuk mengambilkan sarapan untuk istrinya dan untuknya pastinya. Di dapur sudah ada kedua mertuanya.

"Selamat pagi, Pak, Bu." Sapa David dengan senyum manisnya.

"Pagi, nak, sudah bangun, ayo kita sarapan. Istrimu mana tumben jam segini belum turun?" Tanya Rudi.

"Em, itu Pak. Ayu sedang kurang enak badan, Pak. Badannya demam, ini sebenarnya aku turun ingin mengambilkan sarapan untuknya." Ucap David jujur.

"Ayu demam? Ya udah, kamu ambil makanan lalu bawa ke atas, sekalian kamu juga. Nanti biar ibu mengantarkan obat, sepertinya kemarin masih." Ucap Rudi menyuruh David untuk mengambil sarapan.

David mengangguk dan dengan cepat mengambil sarapan untuk dirinya dan juga istrinya.

"Bu, obat penurun demam kemarin masih enggak? Ayu sekarang badannya demam. Coba ibu ambilkan kalau masih." Imbuh Rudi memanggil istrinya dan menanyakan obat yang biasa dia minum ketika demam.

"Sebentar, Pak. Ibu ambilkan, sebentar ya, Nak." Jawab Sri.

David pun menunggu Sri. Tak lama Sri kembali dan membawa paracetamol.

"Ini, Nak. Biasanya hanya minum ini Ayu lekas turun demamnya." Ucap Sri memberikan obat tersebut.

David pun menerimanya. Lalu David mengambil nampan untuk membawa makan dan minuman ke atas. Saat sampai di atas Dina keluar dari kamarnya, jika biasanya dirinya masih acak-acakan seperti singa, kini dia sudah mandi dan berdandan. David sebenarnya tak mau menyapa Dina, tapi Dina menyapa David duluan.

"Pagi adik ipar, kok sarapannya di kamar sih, manja amat itu si Ayu." Ucap Dina menyapa tapi juga sedikit mengolok Ayu.

David yang disapa pun berhenti, lalu dia hanya menengok sekilas dan kembali berjalan menuju kamarnya. Dina yang merasa diabaikan yang kesekian kalinya merasa kesal. Karena rencana awalnya, dia bangun pagi, mandi dandan yang cantik, menggunakan minyak wangi, dan akan mendekati David. Tapi, nyatanya tak sesuai ekspetasi.

David yang sudah berada didalam kamar melihat kearah Nana dan mendekatinya.

"Ku kira tidur lagi." Ucap David.

"Enggak, udah gak bisa tidur lagi. Apa bapak dan ibu tadi tanya macam-macam?" Tanya Ayu.

"Hanya tanya kenapa kamu belum turun, aku jawab sesuai dengan fakta." Ucap David. David yang sengaja tak menjelaskan maksud perkataannya membuat Ayu merasa malu.

"Jadi, Mas David bicara soal kenapa aku gak turun sama bapak ibu? Mas David bilang aku demam karna ehem semalam?" Tanya Ayu memastikan.

"Aku hanya bilang demam aja, gak ada jawab yang lain. Tenang aja, udah yuk sarapan dulu, terus abis sarapan minum obatnya." Ucap David mengajak untuk segera sarapan.

"Huh, kirain, udah mau jantungan duluan akunya." Ucap Ayu lega.

Lalu Ayu mengambil piring yang diberikan oleh suaminya. Mereka sarapan berdua. Setelah sarapan Ayu meminum obatnya. David yang bingung mau ngapain pun ikut naik ke ranjang bersama istrinya.

"Mas David bosen ya?" Ayu melirik suaminya dan bertanya.

"Enggak, hanya bingung. Mau turun malas ketemu sama ulet bulu, tapi kalau cuma dikamar takutnya khilaf lagi gak bisa nahan." Ucap David.

Seketika Ayu mencubit perut suaminya.

"Aduh aduh aduh, kamu ini suka sekali mencubit." Ucap David mengaduh.

Ayu pun tertawa dan melupakan rasa sakitnya. David yang gemas pun memeluk istrinya itu.

"Terima kasih, sudah menjaganya untukku, meski kita menikah tanpa adanya cinta, aku percaya semalam kamu mengijinkan ku karena awal perasaan mulai tumbuh. Aku mungkin tak bisa berjanji tapi akan aku buktikan untuk membuatmu dan calon anak-anak kita bahagia." Ucap David memeluk erat tubuh istrinya.

Ayu yang mendengar kata anak-anak pun menghangat. Dia membalas pelukan suaminya.

"Terima kasih, sudah mau menerima aku dengan apa adanya. Kamu memperlakukan aku layaknya seorang wanita. Aku merasa semua ini seperti mimpi, bagus gak sih Mas, kalau dijadikan judul novel 'Dikhianati calon suami dapat pengganti seorang sultan'?" Ucap Ayu.

"Jelek," Jawab David singkat.

"Ihh gak asik deh, sebel." Ucap Ayu kesal.

David tak henti-hentinya merasa gemas dengan istrinya, lalu dia mencubit hidung mungil istrinya.

"Ihh Mas David, sakit tau." Ucap Ayu sambil mengelus hidungnya yang sedikit merah karena dicubit suaminya.

Gantian David sekarang yang menertawakan Ayu. Pagi itu mereka berdua hanya diam dikamar. Ayu yang merasa bosan pun menguap dan tertidur di bahu David. David yang melihat istrinya tertidur langsung membenarkan posisi istrinya. David menunggui istrinya yang tertidur sesekali membelai rambut istrinya.

******

Sore harinya, Ayu terlihat sudah begitu sehat. Dia sudah lebih baikan dan jalannya sudah tak seperti pinguin lagi. Setelah mandi dan shalat Asar, Ayu mengajak David untuk keluar mencari cemilan. Ayu pamit dengan bapak ibunya untuk keluar sebentar tapi tiba-tiba Dina nongol dan meminta untuk ikut karena dia juga ingin belanja. Ayu sebenarnya ingin menolak. Takut Dina berulah, tapi Ayu percaya dengan suaminya. Akhirnya dia mengijinkan Dina untuk ikut dengannya.

Mereka bertiga kini berada di dalam mobil, David dan Ayu duduk di depan, sedang Dina dibelakang.

Mereka sudah sampai di sebuah supermarket. David turun duluan dan berputar untuk membukakan pintu untuk Ayu. Ayu tersenyum mendapat perlakuan seperti itu. Dina yang melihatnya semakin iri dan panas hati. Mereka bertiga masuk ke dalam supermarket. David mengambil troli lalu mendorongnya mengikuti kemana Ayu berjalan. Ayu menuju rak cemilan, dia mengambil yang dia suka saja dan itu tak terlalu banyak karena hanya untuk stok selama dirinya berada di Kampung. Setelah itu dia menuju ke bagian sembako membelikan kedua orang tuanya. David meminta istrinya untuk sekalian membelikan kebutuhan primer. Setelah semua selesai mereka menuju kasir. Saat ingin membayar barang belanjaan, terdengar orang sedang ribut.

"Heh, kamu itu buta apa? Jelas-jelas aku disini udah duluan mengambil barang ini." Ucap seorang wanita paruh baya.

"Hei, tante. Gak salah, ini duluan aku yang ngambil, enak aja. Lagian udah tua mending ngalah aja deh." Jawab Dina nyolot.

Mereka memperebutkan sabun Fresh Life Bath and Shower Gel, dan sabun itu hanya tinggal satu itu.

"Dasar kurang ajar, kamu gak sopan sekali sama orang tua." Ucap wanita itu.

Dina memutar bola matanya malas. David dan Ayu datang menengahi.

"Adik ipar, bantuin aku dong, aku udah milih sabun itu tapi ibu cerewet ini gak mau mengalah malah nyolot dari tadi." Ucap Dina mengadu dan merengek pada David.

*Dasar ulet bulu, ada aja masalahnya.* Batin David.

Ayu yang mendengar rengekan Dina menjadi menyesal. Tahu begitu dia tak melihat apa yang sudah terjadi dengan Dina.

"Kamu kan bisa mengalah, Kak Dina. Lagian masih ada yang lain apa harus itu. Gak biasanya juga kan kamu pakai itu?" Ucap Ayu jengah.

Sedang David yang jadi tempat mengadu hanya mengangkat bahunya acuh.

"Dia ini gak punya sopan santun, mbak. Cantik-cantik minim attitude." Ucap wanita yang bertengkar dengan Dina tadi.

"Maaf ya, Bu. Ibu silahkan ambil barangnya. Dan ibu bisa melanjutkan acara belanja ibu." Ucap Ayu ramah.

Wanita paruh baya tersebut mengangguk dan pergi meninggalkan mereka.

"Kamu ini gimana sih? Itu sabun udah aku pilih tadi." Dina sewot tak terima.

David dan Ayu acuh dan meninggalkan Dina. Mereka melanjutkan membayar barang belanjaan mereka. Dina yang tak mau ditinggal pun akhirnya juga membayar barang belanjaannya. Lagi-lagi Dina dibuat kesal oleh sepasang pengantin baru itu.

1
Galuh Setya
Luar biasa
AgviRa: Terima kasih, Kak. Semoga suka ya.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!