Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Nyonya anda baik-baik saja?" Tanya Atira saat pintu gudang sudah terbuka.
"Di mana burung Elang?" Jawab Hana dengan sebuah pertanyaan.
"Tuan belum pulang nyonya. Mungkin saat ini tuan sedang bersama dengan tuan Adit."
"Adit?" Ulang Hana sambil memicingkan matanya. "Siapa Adit itu? Apa dia pria yang di pantai? Atau pria yang dulu aku siram?" Batin Hana.
"Nyonya anda mau kemana?" Tanya Atira sambil mengikuti langkah Hana.
Hana menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Atira, sambil tersenyum Hana berkata. "Aku ingin mandi Atira, aku merasa gerah dan ingin segerah membersihkan tubuhku."
"Ouh iya nyonya."
Hana kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Elang, kamar dimana dirinya juga tidur dan barang miliknya juga berada di kamar itu. Ya, meskipun Elang tidak pernah menganggapnya ada, tapi Elang masih punya hati karena mau menampung Hana di dalam kamarnya. Walaupun Hana hanya tidur di sofa saja.
Saat Hana sedang berada di dalam kamar mandi tiba-tiba pintu kamar terbuka. Hana tahu betul siapa yang masuk, karena Hana dapat melihat dari pintu yang Hana buka secara perlahan, dan lagi-lagi Elang pulang dalam keadaan mabuk. Hana yang masih memakai baju mandi, keluar dari kamar mandi dan langsung menhampiri Elang, mencoba membatu Elang untuk naik ke atas tempat tidur.
"Kau bayi yang menyusahkan" Ucap Hana saat tubuh Elang sudah berhasil ia baringkan di atas tempat tidur. Namun saat Hana hendak melangkah tiba-tiba lengan Hana di tarik paksa oleh Elang dan membuat Hana jatuh ke atas tubuh Elang.
"Kau mau kemana? Jangan pergi." Ucap Elang.
"Lepaskan! Lepaskan aku Elang"
"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu." Ucap Elang dan langsung membalikkan tubuhnya. Kini posisi Hana sudah berada di bawah tubuh Elang.
"Kau sudah menghancurkan aku. Meninggalkan aku, dan aku akan menghancurkan mu malam ini." Dan tanpa permisi Elang langsung menyambar bibir Hana.
Hana terus menggeliatkan tubunya, mencoba melepaskan diri dari Elang, namun tetap saja Hana kalah tenaga oleh Elang.
"Kumohon, lepaskan aku. Aku Hana, aku bukan mantanmu." Ucap Hana dengan raut wajah ketakutan, Hana takut jika apa yang ia jaga selama ini akan di rebut paksa oleh pria yang ia tidak cintai sama sekali.
Elang tidak menggubris sama sekali perkataan Hana, dengan sekuat tenaga, entah bagaimana caranya, kini tubuh Hana polos tanpa sehelai benang pun.
Elang menelan salivanya dengan kasar saat ia melihat tubuh indah milik Hana.
"Lepaskan aku Elang, lepaskan aku." Ucap Hana dengan teriak, namun tetap saja Elang tidak melepaskan tubuh Hana.
"Elang......" Teriak Hana sambil membenamkam kukunya di pundak Elang, dan juga banyak sekali bekas kuku Hana di tubuh Elang yang lainya.
Hana berteriak merasakan sakit yang amat mendalam saat Elang berhasil menyatuhkan miliknya dengan milik Hana. Sungguh hancur sudah apa yang Hana jaga selama ini, hilang sudah kesucian yang Hana pertahankan.
Setelah melakukan hal itu Elang langsung merebahkan tubuhnya di samping tubuh Hana..
"Hiksss,hikkksss,hikkksss.." Hana menarim selimut menutupi tubunya yang polos seperti bayi yang baru lahir.
"Ayah.. Hana kotor ayah, Hana kotor." Buliran air mata terus mengalir jatuh membasahi pipi mulus Hana. "Maafkan Hana ayah, maafkan Hana yang tidak bisa menjaga diri Hana."
Hana melirik Elang yang sudah tertidur dengan sangat pulasnya. Ingin sekali Hana mencekik leher Elang hingga Elang tewas, namun Hana masih dapat menahan diri, karena mengingat ingin mencari tahu siapa pria yang bersama dengan Elang berfoto.
"Suatu saat, kau akan menyesali apa yang telah kau lakukan" Ucap Hana lalu turun dari ranjang.
Hana merasakan perih di daerah bawah, namun Hana tetap harus menahannya karena harus membersihkan apa yang sudah terjadi. Hana tidak ingin apa yang terjadi malam ini, membekas sama sekali. Cukup Hana yang tahu tentang malam yang kelam ini.
Setelah semuanya beres, Hana berjalan keluar dari dalam kamar dan menuju kamar Atira.
Tok... tok.. tok...
"Boleh aku tidur di sini?" Tanya Hana saat Atira membuka pintu.
"Tapi nyonya.." Atira melihat kamarnya yang menurutnya tidak seperti kamar tuan Elang.
"Kamar ini lebih nyaman dari kamarku." Kata Hana sambil berjalan masuk dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Biarkan aku istirahat. Aku sangat lelah." Ucap Hana.