Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Menyukai masakanku.
Viona membalas pelukan Bernard, dia heran kenapa suaminya tersebut terlihat cemas.
Tubuh kekar Bernard terasa begitu erat memeluk Viona, hingga Viona sesak tidak bisa bernafas.
"Ada apa suamiku?" tanya Viona hati-hati, dia menepuk-nepuk punggung Bernard lembut.
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa lega saja!" jawab Bernard kemudian melepaskan pelukannya.
"Apa yang kamu perhatikan tadi?" tanya Bernard memandang kearah taman.
"Tidak ada, aku hanya terpesona saja dengan suasana di sini!" jawab Viona tersenyum sembari mengedarkan pandangan nya ke arah hutan.
"Hari sudah semakin malam, ayo masuk kedalam!" Bernard memeluk pinggang Viona.
"Hati-hati keluar pintu belakang, di hutan ada binatang buas!" kata Bernard lagi mengingatkan Viona.
"Iya!" jawab Viona mengangguk
Mereka masuk ke dalam Mansion sembari tangan Bernard memeluk pinggang Viona.
"Tadi kamu makan terlalu sedikit, apakah tidak merasa lapar?" tanya Viona.
"Makanannya tidak enak, aku tidak berselera!" kata Bernard sambil menggeleng kan kepalanya.
"Bagaimana kalau aku masak sedikit makanan untuk mengganjal perut?" tanya Viona menawarkan diri untuk memasak makan malam buat suaminya itu.
"Ide bagus, ayo ke dapur!" ujar Bernard semangat.
Dia menggenggam tangan Viona untuk bergegas ke dapur, entah kenapa dia merasa sangat lapar sekali.
Sesampai di dapur Viona memeriksa kulkas untuk mencari bahan untuk makan malam ringan.
Viona memutuskan membuat omelet telur saja, karena praktis dan cocok buat makan malam.
Viona mengambil lima telur, dia ingin membuat omelet yang agak besar. Agar lambung suaminya terisi penuh sebab dari siang tidak makan, supaya lambungnya tidak terkena sakit mag.
Bernard memperhatikan cara Viona mengolah makan malamnya. Dia menyukai bagaimana Viona begitu cekatan mengiris dan mencincang bahan makanan tersebut.
Omelet tersebut dalam sepuluh menit telah terhidang didepan nya, mengepul mengeluarkan wangi dan siap untuk disantap.
Viona memberikan sendok dan garpu pada Bernard.
Bernard dengan semangat mulai menyendok omelet tersebut, satu sendok masuk kedalam mulutnya.
Lidahnya langsung merasakan omelet tersebut dengan rasa tidak percaya, sungguh enak, bisik hatinya merasa takjub.
Dalam sekejap omelet telah habis mengkilap, Bernard menjilat sendok sampai bersih.
Viona terkejut melihat begitu cepat nya Bernard menghabiskan omelet yang masih panas tersebut.
"Besok pagi buat sarapan seperti yang tadi pagi ya!" kata Bernard meminum jus yang baru dibuat Viona.
" Iya!" kata Viona masih bengong, dia menatap piring Bernard yang kosong mengkilap.
Bernard terdengar bersendawa setelah meminum jus sampai habis. Lalu mengelus perutnya merasa sangat puas.
Viona masih dengan mode bengong mengambil piring dan gelas kosong Bernard, membawanya ke wastafel pencuci piring.
Apakah segitu enaknya sampai tidak merasa panas sedikitpun? pikir Viona melamun sambil mencuci piring.
Ternyata dia menyukai masakanku, bisik hati Viona tersenyum. Ada rasa bangga didasar hatinya.
Tiba-tiba dia mendengar telepon genggam Bernard berbunyi.
Bernard melihat layar ponselnya, menatap nomor tidak dikenal tertera dilayar ponsel.
Bernard mengabaikan nya, sampai nada dering mati dia tidak mengangkatnya.
Viona melihat suaminya mengabaikan panggilan telepon tersebut, sepertinya sedang menghindari seseorang.
Kembali ponsel Bernard berdering, melihat layar ponsel dengan wajah tidak senang.
"Kenapa tidak diangkat?" tanya Viona.
"Aku keluar sebentar!" kata Bernard bangkit, lalu menerima telepon tersebut.
"Halo..!" sahut Bernard sambil meninggalkan ruang dapur, lalu menutup pintu dapur pelan.
Viona menyelesaikan bersih-bersihnya di dapur. Menyusun kembali barang yang dipakai dan dikeluarkannya.
Setelah merasa dapur telah bersih, Viona kemudian meninggalkan dapur.
Bersambung....
mampir di lapak ku juga ya thor
kita numpang doang🗿
jangan lupapir ke tempat ku ya Thor..terimakasih...