kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3. menerima perjodohan
"dek buka pintunya dek."shafa mengetuk pintu kamar adiknya.
"Dek dengerin Kaka,tadi ayah cuman lagi emosi aja dek. Jangan dengerin omongan ayah yah,jangan melakukan hal hal yang enggak enggak dek."sungguh Shafa sangat khawatir dengan keadaan adiknya.
"Dek buka pintunya yah,Kaka mau bicara sama kamu dek. Kalau kamu mau nangis sini sama Kaka. Peluk Kaka dek,kamu boleh nangis di pelukan Kaka."
"Pergi kak."ucap Maureen di dalam sana.
"Dek..."panggil Shafa lagi.
"Pergi kak,gue mau sendiri."
Akhirnya Shafa pun mengalah dan memilih pergi.
"Kakak harap kamu gak melakukan apapun dek,Kaka sayang sama kamu."lirih Shafa sebelum masuk ke dalam kamarnya.
Di lantai satu tampak pak Latif masih di tenangkan oleh mama Hana. Tak henti hentinya mama Hana menyuruh pak Latif untuk beristighfar.
"Sholat ya yah,minta ampun sama Alloh atas tindakan kamu tadi."ucap mama Hana,di balas anggukan oleh pak Latif.
Saat akan melangkahkan kakinya,tiba tiba suara dering telepon dari handphone pak Latif terdengar.
Pak Latif pun melihat siapa yang menghubungi nya, kemudian dia menekan tombol hijau.
Sebelum mengangkat telpon pak Latif menarik nafasnya dulu,agar dia lebih tenang.
"Hallo assalamualaikum,kenapa pak?"ucap pak Latif.
"Tentu pak,saya sudah memutuskan juga. Kita bisa bertemu besok dan memutuskan semuanya,saya berharap semoga putra putri kita menerima."ucap pak Latif setelah itu menutup telponnya.
"Kenapa yah?"
"Pak khalil, dia membicarakan tentang perjodohan dan janji yang di buat almarhum kakek dulu."
"Lalu? Siapa yang akan kita jodohkan yah? Shafa atau Maureen?"tanya mama Hana.
"Kita akan bicarakan ini nanti mah,ayah mau sholat dulu."mama Hana pun mengangguk, kemudian mereka berdua masuk ke dalam kamar.
***
Di lain tempat,Aidan baru sampai ke kediaman orang tuanya. Setelah tadi sempat di telpon oleh umi nya dan si suruh untuk datang ke kediaman orang tuanya yang sebenarnya tak jauh dari rumah yang saat ini Aidan tempati.
Aidan memang sudah tak serumah dengan kedua orang tuanya,semenjak satu tahun yang lalu.
"Assalamualaikum."salam Aidan saat memasuki rumah.
"Waalaikumusalam, akhirnya kamu datang juga dan."ucap umi Hafsah,ibu dari Aidan.
"Maaf umi Aidan telah membuat umi dan Abi menunggu."ucap Aidan di balas anggukan oleh umi Hafsah.
"Gak papa dan,gih sana Abi udah nunggu dari tadi. umi mau ke dapur dulu ambilin kopi buat Abi."
Aidan pun bergegas pergi menemui abinya,yang berada di ruang keluarga.
"Assalamualaikum Abi."Aidan mencium tangan abinya kemudian duduk di kursi.
"Waalaikumusalam."pak khalil menutup buku yang sempat dia baca tadi sembari menunggu sang putra.
"Loh teteh sama Abang ada di sini juga."ucap Aidan baru menyadari jika Kaka dan Kaka ipar nya ada di sana juga.
"Setiap hari juga Abang ada di sini,orang rumah Abang ada di samping kok."ucap faqih,Kaka Aidan.
"Wih tumben Abang datang."ucap Athar,dia adalah adik dari Aidan.
"Salam nya mana thar."tegur umi Hafsah yang datang dari arah dapur sembari membawa nampan berisi minuman di susul dengan Kaka ipar Aidan yang membawa cemilan.
"Hehehe maaf umi."
Aidan Arsyad Rafardhan, adalah putra kedua dari pak khalil Faturrahman dan juga umi Hafsah Kareem. Putra kedua dari tiga bersaudara,yang dimana Kaka pertama nya yang bernama faqih sauqi Rasyid,dan adiknya bernama Athar Khalil Akbar. Aidan juga memiliki Kaka ipar dari Abang nya yaitu faqih yang kebetulan sudah menikah yang bernama Yumna shaqueena.
Keluarga Aidan adalah salah satu keluarga yang memiliki pondok pesantren,yang dimana buyut Aidan pernah mendirikan pesantren dan di turunkan pada ayah nya yaitu pak khalil,dan nantinya akan di turunkan kepada Abang nya yaitu faqih.
Kenapa tidak di turunkan kepada Aidan saja? Tentu nya karena Aidan adalah anak kedua dan Aidan lebih di fokuskan untuk mengembangkan usaha- usaha lain. Aidan juga tidak terlalu tertarik untuk mengembangkan pesantren, jadilah yang di pilih untuk menjadi pemimpin pesantren di masa depan adalah abangnya yaitu faqih.
"Ada apa Abi?"tanya Aidan.
"Abi mau membicarakan tentang perjodohan yang waktu itu Abi sampaikan pada kamu dan. Jadi apakah kamu masih tetap teguh pada pendirian kamu,atau kamu berubah pikiran?"tanya pak khalil.
Aidan pun menghela nafasnya. "Ini cukup berat bagi Aidan Abi,Aidan pun juga ingin memilih pasangan Aidan sendiri."jelas Aidan.
"Kami mengerti nak,tapi harus bagaimana lagi. Ini adalah janji mendiang kakek mu dulu pada sahabat nya bahwa akan menikahkan anak atau cucu mereka, hanya kamu satu satunya yang kami harapkan lagi. Abang mu sudah menikah,adikmu pun rasanya tak mungkin karena cucu sahabat kakek mu itu se usia dengan kamu. Jujur Abi dan umi pun berat,kami ingin kalian memilih jalan kalian masing masing tanpa harus ada keterikatan janji seperti ini. Tapi ini adalah janji kakek mu dulu,dimana janji itu adalah sebuah hutang. Dan Abi di titipkan amanah oleh kakek mu." Ucap pak khalil.
"Pikirkan kembali nak,umi yakin wanita yang akan di jodohkan denganmu adalah wanita baik baik,kamu sendiri pun tau siapa keluarga wanita itu."ucap umi Hafsah.
Aidan tampak berpikir, sungguh ini adalah sebuah pilihan yang sangat sulit baginya. Semingguan ini dia tak bisa tidur dengan nyenyak,kerja tak fokus hanya karena memikirkan soal perjodohan ini.
Dia ingin membantu umi dan Abi nya menjalankan amanah dari mendiang kakeknya,namun tak bisa Aidan pungkiri dia juga sudah memiliki tambatan hati.
Ingin berkata jujur,tapi takut menambah beban pikiran kedua orang tuanya. Jika pun Aidan menerima,dia harus ikhlas melepaskan sang pujaan hati.
"Memangnya siapa yang akan di jodohkan dengan Aidan abi?"tanya Aidan.
"Putri dari pak Latif syazani."
Degh
Jantung Aidan rasanya berdetak lebih kencang saat tau jika yang di jodohkan dengan nya adalah dari keluarga sang pujaan hati.
"Siapa?"tanya Aidan.
Sedikit demi sedikit Aidan menemukan solusi dari permasalahan yang dia hadapi,tak sia sia ternyata dia menanyakan siapa yang akan di jodohkan dengan nya.
"Abi pun tak tau pasti siapa yang akan di jodohkan denganmu,tapi yang pasti dia adalah putri dari pak Latif."
"Setau aku pak Latif hanya memiliki satu putri,ya pasti dia."ucap Aidan dalam hatinya.
"Baiklah Abi,Aidan akan menerima perjodohan ini."ucap Aidan, membuat semua orang tersenyum mendengar nya.
"Alhamdulillaah."
"Apakah benar nak? Kamu ridho dan ikhlas Abi jodohkan?"tanya pak khalil.
"Insyaallah Aidan ikhlas dan ridho Abi."jawab Aidan.
"Baiklah lusa kita akan pergi ke rumah pak Latif,umi siapkan semuanya."titah pak Latif di balas anggukan oleh umi Hafsah.
Raut bahagia tak bisa lagi pak khalil tutupi, akhirnya salah satu beban amanah yang dia emban selama ini akan terlaksana.
Aidan pun merasa lega, melihat wajah berseri bahagia umi dan Abi nya membuat hati Aidan terasa adem.
"Semoga dia yang engkau gariskan untuk ya Rabb." Lirih Aidan.
Entah siapa yang Aidan maksud itu,tapi yang pastinya adalah putri dari pak Latif itu sendiri.
ada ruang,