Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 34
Malam harinya, Yun Li An keluar dari kamar. Dia melihat kepala Pasukan berjalan ke arahnya dengan cepat.
"Jenderal Yun!" ucap kepala Pasukan.
"Apa yang terjadi?"
"Jenderal, ada tiga Prajurit kita yang terluka cukup parah. Awalnya dia tidak merasakan apapun, namun tiba-tiba dia terbatuk dan mengeluarkan darah,"
Yun Li An berjalan menuju rumah di mana Prajurit itu berada bersama kepala Pasukan, "Apa Tabib sudah memeriksanya?"
"Sudah, Jenderal. Tetapi dia berkata jika itu adalah luka dalam,"
"Luka dalam?"
"Benar, Jenderal. Tabib sudah memberikan obat pada mereka, namun ketiga Prajurit itu belum juga membaik,"
Yun Li An mengangguk, mereka terus berjalan dengan cepat.
Choi Han Min yang melihat Yun Li An dan kepala Pasukan berjalan dengan tergesa-gesa pun, segera menyusul mereka berdua.
"Jenderal Yun, apa yang terjadi?" ucap Choi Han Min yang sudah berada di belakang mereka.
"Tiga orang Prajurit terluka parah, dan aku harus melihatnya,"
Choi Han Min yang mengerti pun mengikuti Yun Li An, untuk melihat keadaan mereka.
Kriet!
"Bagaimana mereka?" Yun Li An langsung masuk ke dalam ruangan itu.
"Tubuh mereka masih panas, dan napas mereka terengah-engah, Jenderal Yun!" ucap Tabib yang ada di sana.
Yun Li An menatap ketiga Prajurit itu, "Ini luka dalam yang menyerang paru-paru mereka. Menggunakan obat yang aku buat mungkin bisa membuat mereka membaik, namun aku masih memerlukan bahan obat yang lainnya, tetapi bahan obat dan tungku ada di dalam gua!"
Yun Li An mengeluarkan sebuah botol kecil dari pakaiannya, "Bantu aku memberikan pil ini pada mereka, lalu bersiaplah kalian. Kita akan kembali malam ini!"
"Kita akan kembali malam ini, Jenderal Yun?"
"Benar, aku tidak ingin kehilangan mereka yang masih bisa diselamatkan. Dan obat yang dapat menyelamatkan mereka hanya ada di dalam gua. Jadi kita harus kembali malam ini, agar kita bisa menyelamatkan mereka!"
Choi Han Min cukup terkejut mendengar itu, "Dia adalah sang tangan 1000 nyawa, Jenderal perang yang terkenal sangat kejam. Namun dia rela kembali setelah berperang melawan musuh, hanya Demi menyelamatkan tiga Prajurit dari Pasukan khususnya!"
Beberapa orang membantu Yun Li An memberikan obat itu pada ketiga Prajurit yang terluka, kemudian seperti yang diperintahkan oleh Yun Li An, mereka bersiap karena malam ini mereka akan kembali ke Ibukota.
Yun Li An keluar dari ruangan itu, sebab dia juga harus bersiap.
"Apa kau yakin akan kembali malam ini?" ucap Choi Han Min.
"Iya, bagaimanapun mereka adalah Prajurit dari Pasukanku yang ikut berperang melawan Pasukan kerajaan Huang, tadi sore. Dan aku tidak akan membiarkan mereka mati begitu saja!"
Meski di kehidupannya dulu dia pernah dikhianati oleh anak buahnya, yang lebih mementingkan uang dari pada dirinya yang sudah memberikan banyak hal, namun ketiga Prajurit itu berbeda.
Mereka berada di ambang kematian setelah berperang bersamanya melawan kerajaan musuh. Jadi, sudah selayaknya mereka tetap hidup.
Choi Han Min menatap Yun Li An, tanpa dia sadari, dia menemukan sosok lain dari seorang Jenderal perang yang sangat ditakuti itu.
Satu jam kemudian, setelah tiga Prajurit itu membaik. Yun Li An, Choi Han Min dan Pasukan perangnya kembali ke ibukota, dan meninggalkan 1500 Pasukan perang di perbatasan selatan.
Yun Li An tentu tidak peduli dengan Pasukan Putra Mahkota. Apakah mereka sudah kembali ke ibukota terlebih dulu, ataukah mereka masih di perbatasan itu.
"Malam hari terlihat sangat sepi," ucap Choi Han Min.
"Benar, itu karena mereka tinggal di perbatasan,"
Tap tap tap
Yun Li An, Choi Han Min dan Pasukan perangnya tiba-tiba melihat banyak orang keluar dari rumah mereka, dan tak lama jalanan yang akan dilewati oleh Yun Li An dan Pasukannya menjadi terang oleh nyala obor, yang dinyalakan oleh rakyat perbatasan selatan itu.
"Hati-hati di jalan Yang Mulia Pangeran, Jenderal Yun dan semua Pasukan perang!" seru salah satu rakyat yang berada di sana.
"Hati-hati di jalan, dan terima kasih!" ucap semua rakyat yang berbaris seraya membawa obor.
Yun Li An melihat rakyat yang berderet di sepanjang jalan itu, lalu tersenyum.
"Jenderal Yun, kau sangat dihargai oleh mereka," ucap Choi Han Min.
"Ini karena Yang Mulia Pangeran kedua ikut berperang bersama kami, dan membuat kami menang,"
Choi Han Min hanya tersenyum mendengar ucapan Yun Li An.
Sepanjang jalan di kota perbatasan hingga masuk ke kota yang lain, diterangi oleh nyala obor yang dibawa oleh rakyat di sana. Jadi Yun Li An dan Pasukannya merasa terbantu dalam perjalanan keluar dari kota itu.
...----------------...
Di istana kerajaan, Ratu tengah duduk di dalam kamarnya. Dia sedang memikirkan keputusan Choi Han Min yang memilih untuk berada di garis depan bersama Jenderal Yun.
"Yang Mulia, orang yang saya minta untuk mengawasi Yang Mulia Pangeran kedua berkata, jika peperangan di atas kapal telah dimenangkan oleh Pasukan Jenderal Yun," ucap pelayan yang selalu berada di samping Ratu.
"Itu artinya, Han Min baik-baik saja?"
"Benar, Yang Mulia!"
Ratu mengangguk, "Itu bagus, ketika dia kembali aku harus bertemu dan berbicara dengannya,"
"Tetapi yang saya tahu, Yang Mulia Pangeran kedua sudah tinggal selama hampir 15 hari di tempat pelatihan milik Jenderal Yun, yang berada di dalam hutan,"
Ratu menatap pelayannya dengan terkejut, "Jadi selama dia pergi ketika aku melihatnya hari itu, dia belum kembali lagi ke istananya?"
"Benar, Yang Mulia,"
Ratu sama sekali tidak menyangka, selain memutuskan untuk berada di garis depan, Pangeran kedua juga ingin memutuskan dirinya dengan dunia di dalam istana.
"Tidak! Aku harus berbicara dengan Yang Mulia sekarang juga. Han Min tidak boleh meninggalkan istana ini!" ucap Ratu seraya berdiri.
Ratu keluar dari kamarnya menuju istana Kaisar, dia akan berbicara dengan Kaisar Choi, untuk membujuk Choi Han Min agar kembali tinggal di istana.
Pelayan yang melihat Ratu pergi hanya bisa menatapnya sambil mengikuti kemana Ratu pergi, "Anda yang selama ini mengabaikannya, Yang Mulia. Tetapi ketika Yang Mulia Pangeran kedua telah memutuskan untuk hidup dengan pilihannya, anda bersikap seperti seorang Ibu yang akan kehilangan anaknya,"
Saat berjalan mengikuti Ratu, pelayan itu melihat Putra Mahkota memasuki pintu taman istana.
"Yang Mulia, sepertinya Yang Mulia Putra Mahkota datang untuk menemui anda," ucap pelayan itu.
Ratu yang mendengarnya segera berhenti, lalu melihat ke arah pintu masuk taman istananya.
"Kita kembali!" ucap Ratu setelah melihat Putra Mahkota bersama para pelayan, dan pengawal istananya datang.
Pelayan itu hanya mengangguk lalu mengikuti Ratu kembali ke istana, untuk bertemu Putra Mahkota yang datang ke istana Ratu itu.
terus sekarang dah mau perang baru ngomong gitu .
plin plan banget sih
yang kayak gitu mau di jadiin ratu hadeh dijamin tuh kerajaan bakal banyak aturan yang plin plan🙄😒😣😣😣
dr awal muncul ga suka jd pasangan wu.. tp mau gimana jodoh di tgn othor.