NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Gadis Berjilbab

Terjerat Pesona Gadis Berjilbab

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Amalia Shah

Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.


Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.

Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.

Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.

Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?

Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Sebuah Kenyataan

Jungkook yang tahu kampus dimana Zeera kuliah, selepas latihan dia memutuskan pergi ke kampus. Sampai di parkiran kampus, Jungkook mengirim pesan pada Zeera.

Namun setengah jam menunggu, belum ada balasan juga dari Zeera. Jungkook memutuskan untuk menelpon Zeera. Sekali dua, panggilannya di tolak. Jungkook frustasi. Dia memukul setir mobil.

Keluar dari ruang dosen pembimbing, Zeera mengambil handphone nya. Membaca pesan, dan mengirim pesan balasan pada Jungkook.

"Maaf, tadi aku sedang sibuk bimbingan dengan dosen. Ada apa?"

Mendengar notifikasi tanda pesan masuk, Jungkook segera membuka dan membacanya. Dan dengan cepat mengetik pesan balasan.

"Cepat ke parkiran. Aku ingin mengajakmu makan siang." Pesan terkirim

"Jangan menolak ku. Apa kau tidak kasihan membiarkanku menunggumu hampir satu jam, eoh?" Jungkook mengirim pesan lagi.

"Oke." Hanya itu balasan dari Zeera.

Meski singkat, membuat Jungkook hampir meloncat.

Mata Jungkook menangkap sosok zeera dari kejauhan, dia segera membuka kaca mobil. Kemudian melambaikan tangannya agar Zeera tidak salah menemukan keberadaannya.

"Aku tidak punya banyak waktu. Karena nanti sore harus membantu Husna mengajari anak-anak mengaji." Ucap Zeera saat berada di dekat pintu mobil, dimana Jungkook berada.

"Baiklah. Ayo masuk."

Zeera melangkah ke arah pintu mobil yang lain. Seat belt sudah terpasang. Jungkook segera tancap gas menuju restoran yang sudah dia booking.

Zeera menatap heran saat berada di depan restoran tersebut. Dia tidak menyangka Jungkook akan mengajaknya makan disana.

"Kau suka?"

"Hmmm terimakasih."

Keduanya masuk ke dalam restoran. Ternyata Jungkook membawa Zeera makan di restoran yang menyediakan makanan khas Indonesia. Dan dia juga memesan satu restoran itu agar tidak ada pengunjung lain yang datang.

"Apa ini tidak berlebihan Jungkook-ah?"

"Aku rasa tidak. Ini demi kenyamanan kita."

Zeera melihat sekeliling restoran. Beberapa pelayan keluar dari dapur, membawa beberapa menu makanan khas Indonesia yang sudah dipesan Jungkook sebelumnya.

Keduanya makan tanpa ada yang berbicara. Setiap Jungkook bersuara, Zeera segera memberi isyarat agar Jungkook berhenti bicara karena sedang makan.

Kelar makan, Jungkook tidak mau diam saja dia kembali bersuara. Memberikan banyak pertanyaan pada Zeera. Mengenai hal apa saja yang berhubungan dengan seorang Zeera. Ditengah pembicaraan, handphone Zeera berdering. Zeera membulatkan mata saat melihat nama yang tertera dilayar handphone. Dia izin pada Jungkook untuk menjawab panggilan masuk. Kemudian menjauh dari Jungkook.

Jungkook terus memperhatikan Zeera yang sedang bertelepon. Dia penasaran, siapa yang menelpon Zeera sehingga gadis itu terus saja tersenyum.

Lima menit, Zeera selesai bertelepon. Dia kembali menuju meja makan. Duduk dengan santai, dan meneguk jus jeruk miliknya.

"Siapa yang menelpon?"

Zeera melihat Jungkook.

"Maaf kalau aku lancang. Aku hanya penasaran."

"Yoongi oppa."

Jungkook mengerutkan keningnya. "Maksudmu, Yoongi BTS?"

"Siapa lagi?"

"Sejak kapan kau mengenal Yoongi Hyung?"

"Mungkin hampir satu bulan. Itu juga tidak sengaja kita bertemu."

Zeera kemudian menceritakan pertemuan pertamanya dengan Yoongi. Jungkook hanya diam. Dia tidak lagi se cerewet sebelum Zeera menceritakan kedekatannya dengan Yoongi. Jungkook hanya menanggapi ucapan Zeera dengan seadanya. Bahkan senyumnya pun terlihat sangat dipaksakan.

"Kau memanggil dia oppa, kenapa memanggilku hanya nama?"

"Kau lebih muda dariku. Aku seumuran dengan Jimin dan Taehyung."

"Oh."

"Ayo pulang. Aku tidak bisa berlama-lama lagi." Ajak Zeera. Dia bangkit dari duduknya.

Jungkook mengantar Zeera langsung ke masjid, dimana Husna mengajar mengaji anak-anak. Zeera mengajak Jungkook untuk bertemu dengan Husna. Seperti dugaan Zeera, Husna sangat senang bertemu dengan Jungkook. Ketiganya berbincang sebentar, sebelum akhirnya Jungkook pamit pulang.

Jungkook membawa kuda besi nya menuju apartement BTS. Sampai di apartment, dia segera mencari Yoongi. Kebetulan semua member sedang berkumpul di ruang tv. Nafas Jungkook memburu. Rasa kesalnya memuncak.

"Hyung, kenapa kau tidak jujur kalau sedang dekat dengan Zeera, eoh?" Suara Jungkook sedikit meninggi. Dia berdiri di depan Yoongi yang sedang rebahan di sofa.

Semua member menatap Jungkook. Yoongi bangun dan duduk. Hobi menatap kasihan pada Jungkook dan juga Yoongi.

"Duduklah dulu Jungkook-ah. Atur nafasmu perlahan." Yoongi menepuk sofa, agar Jungkook mau duduk disampingnya.

Jungkook menuruti. Namun nafasnya masih terdengar memburu menahan kesal.

"Apa Zeera yang cerita?"

Yoongi tahu bahwa tadi siang Zeera makan bersama Jungkook, karena memang Zeera yang memberitahunya.

"Iya. Karena aku penasaran siapa yang menelpon dia, dan membuatnya selalu tersenyum ketika menerima panggilan telpon." Jungkook tidak mau menoleh pada Yoongi.

Yoongi manggut-manggut.

"Jadi, kalian menyukai gadis yang sama? Begitu?" Tanya Jin.

"Iya Hyung." Jawab jungkook menundukkan kepalanya.

Jin menghela nafas. Jimin, Taehyung dan Namjoon saling pandang, menggelengkan kepala. Hobi memijat pelipisnya.

"Lalu apa yang akan kalian lakukan? Aku tidak mau hanya karena satu gadis, kalian berdua bermusuhan. Aku tidak mau nanti berimbas juga pada BTS." Namjoon bersuara.

"Aku tidak akan mengalah Hyung." Jungkook menatap tajam Yoongi.

Yoongi kaget dengan ucapan Jungkook.

"Apa kau akan mengalah demi Jungkook, Hyung?" Tanya Taehyung.

"Dia adik kesayanganku." Yoongi menjeda ucapannya. Semua menatap penuh harap pada Yoongi.

"Tapi untuk hal ini, aku juga tidak akan mengalah." Tegas Yoongi menatap semua member.

"Hyung." Lirih Jungkook.

"Mari kita bersaing Jungkook-ah." Yoongi menepuk pundak Jungkook. Dan berlalu meninggalkan keenam member.

Jimin berlari mengejar Yoongi. Dari tadi dia hanya diam menyimak. Dia tidak tahu harus berkata apa.

Yoongi pergi ke dapur. Meracik es americano. Jimin sedari tadi hanya memperhatikan, masih belum berani bersuara.

"Kalau hanya diam, lebih baik kau pergi." Sarkas Yoongi.

Jimin nyengir. "Aku tidak tahu mau ngomong apa."

Yoongi mendengus kesal. Menyeruput es americano buatannya.

"Kau mau bertanya, kenapa aku tidak mau mengalah, bukan?"

Jimin mengangguk.

"Karena aku yakin dengan perasaanku pada Zeera. Aku ingin memilikinya. Dan kali ini, pasti aku akan mendapatkan gadis yang kucintai."

"Kau akan masuk kedalam agamanya, Hyung?"

"Iya. Karena memang sudah lama aku ingin memeluk Islam. Tapi belum ada waktu yang tepat."

"Aku ikut Hyung."

"Kemana?" Yoongi memperhatikan wajah Jimin.

Keduanya menghabiskan waktu dengan bercerita.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di kamar Jungkook. Jin sedang berusaha menenangkan adik bungsunya itu. Karena semenjak datang, Jungkook masih saja dipenuhi rasa kesal.

"Kau yakin akan bersaing dengan Yoongi?"

"Iya."

"Apa kau yakin akan mendapatkan gadis itu?"

Jungkook menatap lekat Jin yang duduk di samping nya.

"Kenapa?" Jin bingung dengan ekspresi wajah Jungkook yang sedang memikirkan sesuatu.

"Apa kau tidak yakin, eoh?" Tanya Jin lagi.

Jungkook menunduk. "Entahlah Hyung. Aku melihat sikap Zeera padaku dan juga saat dia menerima telpon Yoongi Hyung sangat berbeda."

"Dia seolah cuek padaku. Tapi saat dia berbicara dengan Yoongi Hyung, dia selalu tersenyum."

"Apa kau menyerah sekarang?" Jin menepuk pundak Jungkook.

Jungkook reflek menoleh. "Ah tidak! Aku akan berusaha membuat dia menyukaiku." Jungkook tersenyum.

"Apa kau akan mendukung ku, Hyung?"

Jin diam, menarik nafas.

"Aku dukung kalian berdua. Aku tidak mau berat sebelah." Ujar Jin terkekeh. Dia memang bingung harus mendukung siapa?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!