Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lasmini
"Satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan negeri itu tergantung dari berhasil atau tidaknya menyeret Layla keluar dari bulan-bulanan cercaan dan ajang pertikaian politik. Pasti kaum radikal akan berusaha menghalanginya ,Satya! Karena menghilangnya Layla dari Rahbain berarti mereka kehilangan juga sasaran untuk menghasut rakyat. Pokoknya keluarkan Puteri Layla dari Rahbain, Satya!" Wirabumi menekankan dengan suara yang tegas.
"Keluarkan dia dengan seribu satu cara!"
Dengan wajah yang suram muram Jaka Satya menjawab: "Aku akan berusaha dengan segala kemampuanku, Senopati!"
"Dan satu hal lagi yang perlu kuperingatkan, Jangan sampai Sheik Zeid mengetahui rencana ini semua."
"Seandainya terkuak, maka dia takkan pernah memaafkannya. Dan itu artinya kita mengalami pukulan dari kedua belah pihak!"Senopati Wirabumi menambahkan.
Dengan pesawat Cakram Nubiri. Jaka Satya lepas landas dari lapangan terbang Internasional Janasaran, Lamakintan dengan tujuan negeri hujan dan kabut, Siggrin.
Di sampingnya duduk seorang wanita muda berambut hitam dengan paras yang menawan.
Jaka Satya menduga, Senopati Wirabumi pasti menugaskan gadis itu untuk menemaninya. Tapi dia tidak menyukai jika harus bekerja secara tim. Dia lebih suka bekerja sendirian tanpa orang lain, apalagi yang belum dikenalnya.
"Hemm, rasanya kita telah kenal lama." gadis di samping Jaka Satya membuka percakapan sementara pesawat Cakram Nubiri melayang jauh diatas awan yang terhampar keputihan.
"0h, ya? Jaka Satya menanggapi dengan nada datar. Ia selalu bersikap waspada, menyadari bahwa lawan dapat muncul dari bérbagai macam bentuk.
Seorang anak pembunuh bayaran yang menyamar sebagai orang tolol atau seorang wanita cantik seperti yang berada di sampingnya ini.
Gadis itu tak menghiraukan sikap dingin yang diperlihatkan oleh Jaka Satya.
"Yah, anggap saja kita telah bertemu sebelumnya. Boleh kan?" ia tersenyum renyah.
"Siapa namamu?"
"Lasmini."
Gadis itu tampaknya tak berbahaya. Sebuah cincin kawin terlihat melilit jari manisnya. Dan Lasmini sama sekali tak menanyakan kembali siapa gerangan nama Jaka Satya.
Pesawat Cakram pemberian warga Nubiri telah menukik dan akhirnya mendarat di lapangan terbang Wortheah yang jaraknya dua puluh mil dari pusat Siggrin.
Gadis berambut hitam yang duduk di sebelahnya berdiri lebih dahulu, dan Jaka Satya kemudian menyadari bahwa Lasmini berdiri tertegun disampingnya sehingga menghalangi gerakannya.
la melontarkan senyumnya ke arah Jaka Satya sebagai pertanda mengajaknya turun.
Lasmini menempel terus namun Jaka
berhasil menghindarinya dengan cepat dan langsung menuju Pabean.
Di luar gedung bandara tampak deretan kereta kuda yang diparkir, Jaka menatap kearah kiri kanan.
Tak seorangpun menunggu kedatangannya, Namun kemudian si rambut hitam muncul kembali, kali ini ia telah mengenakan kaca mata hitam model terbaru.
Gadis itu melihat Jaka Satya yang sedang berdiri dan langsung mengayunkan langkah ke arahnya.
Tapi dengan cepat Jaka Satya melompat masuk ke dalam sebuah kereta kosong dan langsung meluncur pergi.
Kereta kuda yang ditumpanginya meluncur disela-sela kesibukan lalu lintas yang ramai,
Meskipun tak melihat tanda-tanda yang mencurigakan bahwa dirinya dibayangi namun kemudian Jaka Satya beralih ke jalur kereta kuda bawah tanah yang membawanya sampai Marble Arch,
Beberapa saat kemudian ia telah mengayunkan langkahnya di taman Dyhe. Dalam hatinya ia berharap tak seorangpun yang membuntutinya.
Hujan mulai tercurah. Penduduk bergegas menaungkan diri di bawah payung hitamnya, berlalu lalang di sepanjang kaki lima. Jaka Satya berlindung di bawah teritis sebuah kedai menunggu kereta kuda yang lewat.
.