Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 : Akan Memberi Cinta
"Aku tidak bisa tidur, apa benar Liora yang di kenal Agam adalah Liora kembaranku?" batin Emilia.
Di ranjang besar nan mewah di kamar Agam, Emilia tidak bisa tidur, padahal malam sudah menunjukan pukul sembilan. Dia sangat penasaran tentang identitas Liora.
"Belum tidur?" tanya Agam, dia baru saja masuk kamar, setelah menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja.
"Apa Aku tanya saja padanya? Emilia asli belum pernah bertanya langsung perihal Liora padanya," batin Emilia, kemudian dia bangun dari posisi terlentang.
"Kenapa melihatku seperti itu? Apa yang tadi sore belum puas?" ucap Agam menggoda istrinya. Agam lalu duduk di ranjang.
"Dasar mesum," umpat Emilia.
"Tapi Kamu suka kan? Bukankah selama ini Kamu yang duluan mesum," Agam tak henti-hentinya menggoda Emilia, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Emilia.
"Sudahlah, tidak ada gunanya meladeni ucapan gila beruang kutub ini," batin Emilia. "Boleh Ku tanya sesuatu?" tanya Emilia.
"Tanya saja!"
"Tentang Liora, kapan kalian pertama bertemu?"
"Kamu cemburu padanya sampai bertanya begitu?"
"Jawab saja pertanyaanku!"
"15 tahun yang lalu. Dia masih berusia 10 tahun, aku sudah SMA Kelas 1. Saat itu Aku di culik, dia menyelamatkanku. Sebelum berpisah, Aku pernah berjanji padanya untuk menjadi pendampingnya. Lalu saat umurnya 20 tahun, Aku berhasil menemukannya."
"Kenapa ceritanya persis seperti yang ku alami dulu? Jangan-jangan Agam adalah pria itu?" batin Emilia.
"Selama 10 tahun Aku dengan semangat mencarinya, setelah ketemu entah kenapa hatiku hambar. Aku merasa dia berbeda. Tapi karena janji tetap janji, nyawaku tidak ternilai harganya, jadi aku harus menepati janjiku. Kamu yang membuat Aku melanggar janjiku sendiri."
"Kak Liora, tidak ku sangka Kamu sejahat itu. Lima tahun yang lalu Kamu kabur dari rumah meninggalkanku sendirian karena bertemu Agam rupanya? Padahal yang menyelamatkan Agam adalah Aku. Kakak, Kamu sudah menipu Agam, Kamu menyamar sebagai Aku. Emilia asli tau Kamu bukan orang baik, hingga dia tega memisahkan kalian karena tidak ingin pria tercintanya bersama wanita jahat," batin Emilia.
"Kamu menyesal melanggar janjimu? Sampai Kamu membenci Emilia?" tanya Emilia.
"Emilia, kenapa Kamu bertanya padaku seolah-olah Kamu orang lain? Sangat aneh," jawab Agam.
"Apa ini salah satu alasan kenapa Tuhan menukar jiwa kami? Dia ingin Agam menepati janjinya, Emilia asli juga ingin Agam hidup bahagia dengan wanita yang baik. Tuhan, apa Aku memang di takdirkan menjadi Emilia? Takdir apa ini?" batin Emilia.
"Apa Kamu masih ingin menepati janjimu? Kamu sudah mengambil malam pertamaku, otomatis Kamu tidak bisa lepas dari Aku?"
Mata Emilia tampak berkaca-kaca. Melihat Emilia menangis membuat hati Agam ikut sedih. Refleks, Agam langsung memeluk Emilia.
"Beberapa jam ini Aku sudah berpikir. Mungkin Aku tidak bisa menepati janjiku pada Liora. Aku akan membantunya kembali ke Jakarta, aku juga akan memberikan sejumlah uang yang cukup untuknya melanjutkan hidup. Walau hal itu tidak bisa melunasi hutang nyawaku padanya, tapi masa depanku lebih penting. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu," kata Agam dengan tulus.
"Apa Kamu mengatakan itu padaku hanya karena Kamu merasa bersalah. Kamu tidak pernah mencintaiku."
"Mulai sekarang Aku akan mencintaimu. Jadi jangan berpikir untuk bercerai lagi! Paham!"
"Kamu harus menepati janjimu!"
"Tenang saja."
Saat ini suasana begitu mendukung. Keduanya hanyut dalam perasaan yang syahdu. Agam juga tidak mengerti dirinya. Dulu dia tidak pernah tertarik sedikitpun pada wanita di depannya ini, tapi sekarang dengan mulutnya sendiri dia mengatakan akan memberikan cinta. Cinta yang sangat besar, lebih besar dari yang di harapkan Emilia dulu.
Agam melepas pelukannya. Dia mendekatkan bibirnya ke bibir Emilia
Cup ...
Agak lama, bibir Emilia dia kecup dengan lembut dan penuh kasih sayang. Melihat respon Emilia sangat baik, tidak ada perlawanan sedikitpun seperti tadi sore, membuat hati Agam bahagia.
Keduanya semakin hanyut, lalu terulang lah aktifitas panas seperti yang mereka lakukan tadi sore.