kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan miska
Miska keluar dari gedung itu dengan sedikit kesal pasalnya ia tidak jadi dekat dengan Tama. bagaimana pun ia harus bisa membuat Tama menjadi miliknya, karena sedari dulu ia selalu mencintai Tama dalam diam..
"Apa mas Tama sudah mempunyai seseorang yang lebih dari aku sehingga selama ini ya g aku lakuin selalu tak terlihat di depan matanya.." batin Miska yang keluar dengan menerka-nerka..
Bruk
Saking asiknya melamun dan juga memikirkan tingkah Rama yangs sedikit berbeda ia malam bertabrakan dengan seseorang hingga ia jatuh terduduk..
"Auch..." keluh nya, dengan perasaan dongkol Miska pun bangkit dan ingin memarahi siapa yang sudah menabraknya itu..
"Lo punya mata gak jalan gak lihat-lihat... Ada orang nie sakit tahu." dengan mengelus bokong yang sakit.
"Mata kamu kemana, jalan gak lihat-lihat.." gerutu Felix.
Dengan muka kesal Miska meninggalkan laki-laki yang ia tabrak tadi.
Felix yang melihat pun hanya melongo saja saat wanita itu sudah jauh dan pergi melangkah Felix tak menghiraukan dan langsung ke ruangan Tama bos sekaligus sahabatnya untuk memberikan laporan yang ia minta..
"Dasar wanita jadi-jadian.." gerutu Felix
Falinda pergi ke kampus dengan senyum yang pernah luntur, entah moodnya hari ini begitu baik apalagi perlakuan dari suaminya yang sedikit membuahkan hasil..
"Cie... Ada yang sedang berbunga-bunga nie..." aca yang melihat falinda berjalan kearahnya pun langsung meledek.
"Apasih... bukanya tiap hari seperti ini.." falinda uang yang bersemu pun menimpalinya.
"Kayak auranya beda deh. Ini sih lebih dari kata bahagia.. lihat wajahnya udah merah merona..."
"Jangan gitu aca, apasih lagian hari ini aku seneng banget.." falinda yang mengandeng tangan aca.
"Seneng kenapa tuh, aku tahu mungkin kamu sudah malam pertama ya.. tapi lihat jalanmu kok biasa aja..." aca yang penasaran.
Plak...
"Auchhh,,, sakit falin.." keluh aca..
"Makanya kalo ngomong jangan asal, emang Lo tahu kalo gue udah malam pertama..." selidik falin..
"Ya siapa tahu juga kan, yang namanya penganten baru mungkin melakukan itu.."
"Aku seneng tuh sekarang kak Tama udah gak jutek lagi sama aku, dan dia udah kasih nafkah lahir buat aku, semoga saja ini perjuangan yang membuahkan hasil ya.." falinda berharap pernikahan dirinya seperti pernikahan pada umumnya..
"Amien deh... Semoga saja pernikahan Lo langgeng, dan gue berharap Lo gak akan sedih lagi, dan semoga kak Tama bisa mencintai Lo lebih dari Lo mencintainya.." dia aca..
"Makasih ..."
Mereka masuk kelas bersama, falinda berharap pernikahannya hingga sampai tua.
"Falin tahu gak ada dosen baru Lo di kampus kita ini..." aca yang memecahkan keheningan...
"Emb... gak memang kenapa.." falinda yang masih asik berbalas cak dengan suaminya..
"Dengerin gue falin.. Lo cat an sama siapa sih kok serius amat." aca yang memperhatikan falinda sedang fokus dengan ponselnya.
"Maaf,,, emang kenapa dengan dosen baru aca..." falinda pun langsung memasukan ponselnya di dalam tas.
"Katanya anak-anak ganteng banget tahu gak, dan gue denger doi masih lajang..." dengan antusias aca menceritakan.
"Apa Lo tahu gimana mukanya sehingga Lo muji-muji dosen itu dengan sangat antusiasnya.."
"Hehehe gue gak tahu sih katanya hari ini yu dosen masuk udah gak sabar deh mau ketemu dengan doi gimana gantengnya.." aca yang membayangkan wajah sang dosen.
"Masuk yuk.."
Mereka pun masuk, aca dan falinda gak ingin menyia-nyiakan semester terakhir ini..
Malam pun tiba, falinda berhias diri di depan cermin sambil menunggu suaminya pulang, ia akan mengunjungi rumah mama mertuanya.. karena tadi siang suaminya yang sempat mengirim pesan.
Ceklek
Bunyi pintu yang terbuka membuat falinda berdebar jujur ia jika dekat dengan Tama jantungnya merasa tak aman selalu berdetak kencang,, cak
"Semoga ini awal pernikahan ku, dana semoga hati mas Tama melunak.." batinnya sambil berjalan ke arah luar kamar untuk melihat apakah suaminya sudah pulang ia juga ingin menyambutnya, dengan berjalan menuju di mana sang suami kini berada,
Mata falinda tak. Berkedip saat melihat suaminya yang terdiam di saat mereka saling berhadapan dan pandangan mata falinda tak lepas dari suaminya..
"Emb...." Tama berdehem melihat falinda yang seakan diam.
"Tampan kan aku, makanya kami terpesona.." ucapan pedas Tama.
Falinda yang mendengar ucapan itu langsung memutuskan untuk menunduk saja, ucapkan pedas suaminya tak berubah, padahal ia berharap apa yang di lakukan tadi pagi bisa meluluhkan hatinya, tapi ia salah..
"Maaf,, apa sekarang kita ke rumah mama kak.." ucap falinda melerai kecanggungan.
"Ya tunggu aku bersiap, hanya di hadapan mama kita tampak biasa dan juga romantis, kamu bisa kan bersandiwara." ucapan Tama langsung masuk kedalam kamar.
falinda hanya diam saja, ia juga merasa Tama masih sama, sampai kapan bahkan hubungan dirinya dan juga Tama sudah berjalan hampir satu bulan, apakah ia harus bersabar tapi berapa lama lagi..
"Kamu harus kuat falin, hanya butuh waktu saja, seperti batu yang setiap hari jika di tetesi air juga akan hancur, begitupun juga hati kak Tama." batin falinda yang menunggu sambil duduk.
Tak lama tama keluar dengan pakaian santainya, falinda hanya melongo bagaimana tidak suaminya hanya mengenakan kaos oblong dan juga celana jins..
"Kakak gak salah pakai, pakaian seperti ini.." tanya falinda..
"Kenapa bukanya kita hanya makan malam di rumah mama, ayo mama mungkin sudah menunggu." ajaknya..
Falinda pun menurut saja, hingga keheningan terjadi begitu canggung saat bersama orang yang membenci dirinya..
Sampai di kediaman papa Abraham Tama turun dan menunggu falinda turun juga, Tama menyuruh falinda untuk bergandengan tangan, dan berjalan masuk.
"Selamat malam tuan muda anda sudah di tunggu oleh tuan dan nyonya.."Sapa para art yang membuatkan pintu.
"Makasih bik, ayo sayang.." ucap Tama dan mengandeng tangan falinda..
Jantung falinda seperti ada kupu-kupu yang hinggap saat suaminya memanggil dirinya dengan sebutan sayang,, rasanya ia ingin melayang, tapi falinda sadar itu hanya sandiwara belaka..
Mereka masuk kedalam dan langsung menuju ruang makan, karena papa dan mamanya sudah ada di sana...
"Malam ma.. Pa..." ucap Tama.
"Malam ma.. pa.." falinda juga ikut menyapa.
"Selamat malam anak mantu mama, silakan duduk nak," mama Laura yang langsung menyambut anak menantunya itu..
"Makasih ma.."
Falinda duduk di hadapan kedua orang tua Tama dan si samping suaminya, makan malam yang selama ini mama Laura inginkan berkumpul dengan anak menantunya, setelah selesai makan malam mereka bercerita..
"Kapan kalian kasih mama cucu..." ucap mama Laura..
un
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.