Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Bagaikan madu.
Viona merasakan daerah sensitifnya sangat sakit, dia meremas kain sprei dengan begitu erat. Dibawah sana terasa begitu penuh dan sesak.
Bernard berhenti sejenak melihat Viona yang sedang menahan sakit, pemandangan tubuh Viona dibawahnya tampak sangat menggoda.
Bernard merasakan kalau istrinya tersebut bagaikan bidadari cantik yang sangat elok dipandang mata.
Entah perasaan apa yang mengalir didada Bernard, dia merasa sangat beruntung dapat memperistri Viona.
"Apakah sakit sekali?" Bernard bergumam pelan didepan wajah Viona, menatap mata Viona yang terpejam menahan sakit.
Viona mengangguk pelan sembari menggigit bibir bawah nya.
"Maaf, kamu begitu menggoda, aku jadi lupa diri, lain kali aku akan lebih lembut lagi, aku akan cabut sekarang kalau terasa begitu sakit" gumam Bernard serak, lalu menarik ereksinya yang cukup besar tersebut.
Tiba-tiba Viona panik, kenapa dicabut? pikir Viona.
"Jangan!" sahut Viona merasakan milik Bernard berlahan ditarik keluar.
Viona mengangkat setengah tubuhnya menahan punggung Bernard, dia tidak rela ditinggalkan.
Pelapisnya telah jebol, dan Bernard tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.
Bernard menatap Viona nanar, dia juga sebenarnya merasa enggan untuk berhenti. Karena Viona mengatakan begitu sakit sekali, dia merasa tidak tega.
"Suamiku..pelan-pelan saja, sudah tanggung" gumam Viona parau menarik tubuh suaminya kembali.
"Baiklah" suara serak Bernard terasa merdu ditelinga Viona, diciumnya kembali bibir Viona, mengulumnya dengan lembut.
Bernard merasakan istrinya sangat manis bagaikan madu, sungguh terasa sangat menggairahkan.
Dibawah sana lebih terasa sangat indah dan perutnya terasa berpendar tidak dapat untuk diungkapkan.
Kepala Bernard serasa berputar seolah seperti orang yang mabuk, ini sangat menggairahkan, serasa melayang merasakan sensasinya.
"Istriku" gumamnya serak, dia merasakan tubuhnya menegang. Dia akan meledak.
Viona memeluk Bernard erat, dia juga merasakan sesuatu yang menggelitik dibawah sana.
Viona tidak merasakan sakit lagi, yang ada sekarang dia seperti ingin meledak juga.
Peluh membasahi tubuh mereka, dan tidak berapa lama mereka sama-sama merasakan tubuh mereka bergetar.
Lalu diiringi suara mendesah mereka yang tanpa sadar keluar begitu nyaring memenuhi kamar Bernard.
Bernard sangat bahagia sekali, seumur hidup ini adalah pengalaman yang sangat indah baginya.
Bernard merebahkan tubuhnya disamping Viona, dia menarik istrinya kedalam pelukannya.
Bernard merasakan kain sprei telah basah oleh darah Viona dan juga cairan miliknya.
Bernard mengecup puncak kepala Viona. Dunia Bernard serasa berwarna, dia merasa lelaki paling bahagia di dunia.
Bernard menyelimuti tubuh mereka berdua yang polos dengan selimut, lalu mereka pun tertidur.
Saat Bernard terbangun, hari sudah sore menunjukkan jam empat sore. Mereka tidur cukup lama juga akibat kelelahan.
Perlahan Bernard turun dari tempat tidur, menyelimuti tubuh polos Viona kembali. Sebelum turun dia mengecup sebentar kening Viona.
Bernard membersihkan dirinya ke kamar mandi, sesekali bibirnya terlihat tersenyum simpul.
Bernard membayangkan bagaimana manisnya istrinya tadi, dia rasanya bagaikan bermimpi.
Dia merasakan ada sesuatu dihatinya yang tidak bisa diungkapkan nya, perasaan yang berbunga-bunga seolah dia terbang ke langit ketujuh karena begitu bahagianya.
Dia menutup shower, lalu mengambil handuk. Mengelap tubuh basahnya yang penuh tato.
Bernard melilitkan handuk ke pinggangnya, kemudian keluar dari kamar mandi.
Ditempat tidur ternyata Viona telah bangun, dia melihat kearah Bernard yang keluar dari kamar mandi.
"Sudah bangun?" sahut Bernard melangkah mendekati tempat tidur.
"I..iya" jawab Viona malu, dia menatap tubuh Bernard yang kekar, tubuhnya yang bertato tampak tidak menyeramkan dipandang Viona.
Bersambung.....