NovelToon NovelToon
Bangkitnya Lady Antagonis

Bangkitnya Lady Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Achaa19

Karin, seorang editor buku yang sibuk, terbangun dalam tubuh Lady Seraphina Ashbourne, seorang karakter antagonis dalam novel percintaan terkenal yang baru saja ia revisi. Dalam cerita asli, Seraphina adalah wanita sombong yang berakhir tragis setelah mencoba merebut perhatian Pangeran Leon dari tokoh utama, Lady Elara.

Berbekal pengetahuannya tentang plot novel, Karin bertekad menghindari takdir suram Seraphina dengan mengubah cara hidupnya. Ia menjauh dari istana, memutuskan untuk tinggal di pinggiran wilayah Ashbourne, dan mencoba menjalani kehidupan sederhana. Namun, perubahan sikapnya justru menarik perhatian banyak pihak:

Pangeran Leon, yang mulai meragukan perasaannya pada Elara, tiba-tiba tertarik dengan sisi "baru" Seraphina.

Duke Cedric Ravenshade, musuh terbesar keluarga Seraphina, yang curiga terhadap perubahan sifatnya, mendekatinya untuk menyelidiki.

Sementara itu, Lady Elara merasa posisinya terancam dan memulai rencana untuk menjatuhkan Seraphina sebelum hal-hal di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

Bab 6: Pengkhianatan yang Terungkap

Karin berjalan menyusuri lorong gelap menuju Ruang Rahasia, tempat terakhir ia bertemu dengan Pangeran Leon. Malam semakin larut, dan suasana istana terasa lebih mencekam daripada sebelumnya. Setiap langkahnya terasa lebih berat, beban keputusan yang harus diambil makin menekan dadanya. Ia tahu bahwa tak ada jalan kembali setelah malam ini. Tawarannya dengan Lady Elara mungkin adalah kesempatan untuk meraih kekuasaan, tetapi risiko yang harus dihadapi juga tak kalah besar. Namun, apa pilihan lainnya? Terus berada di bawah bayang-bayang permainan politik ini, dengan semuanya tampak mengarah pada jalan yang tak jelas?

Saat tiba di pintu Ruang Rahasia, Karin berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam. Ia ingin memastikan dirinya siap sebelum menghadapi Pangeran Leon. Sebuah pertemuan yang tak bisa dihindari—dan ia tahu, entah bagaimana, ia harus memutuskan dengan siapa ia akan berada di pihaknya.

Begitu pintu terbuka, Karin langsung melihat Pangeran Leon berdiri di dekat jendela, menatap keluar dengan tatapan kosong. Ketika ia mendengar suara langkah Karin, Leon berbalik dan menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca. Namun, ada kekhawatiran di matanya yang tak bisa ia sembunyikan.

"Karin," kata Pangeran Leon, suaranya lebih lembut dari biasanya. "Aku harap pertemuanmu dengan Lady Elara tidak membingungkanmu lebih jauh."

Karin menatapnya, mencoba membaca ekspresi yang tergambar di wajahnya. "Aku tak tahu lagi siapa yang bisa aku percayai." Jawab Karin, suaranya tegas meskipun di dalam hatinya penuh kebimbangan. "Lady Elara menawarkan bantuan, namun aku tak tahu apakah itu hanya jebakan."

Pangeran Leon mendekat, dan matanya penuh dengan ketegasan. "Aku tahu ini sulit, Karin. Tetapi ada hal yang lebih penting yang harus kau ketahui—seseorang di dekat kita sedang bermain dua sisi."

Karin terkejut, namun mencoba menahan dirinya untuk tidak menunjukkan keheranan. "Siapa yang kau maksud?" tanyanya, matanya menatap Pangeran Leon dengan penuh rasa ingin tahu.

Pangeran Leon menarik napas panjang, seolah mengumpulkan kekuatan untuk mengungkapkan rahasia besar. "Lady Elara," katanya dengan tegas. "Dia sudah lama berencana untuk mengambil alih kekuasaan di kerajaan ini, dan aku takut kau telah terperangkap dalam permainannya. Bahkan jika dia tampak seperti sekutu, dia sebenarnya berencana untuk menghancurkan kita semua."

Karin terdiam, terkejut dengan pengakuan itu. Semua yang ia dengar dari Lady Elara tiba-tiba terasa lebih berbahaya daripada sebelumnya. Namun, meskipun ada rasa takut, ada sesuatu dalam dirinya yang menuntut untuk tahu lebih banyak.

"Apa yang bisa aku lakukan?" Karin bertanya, suaranya bergetar, meskipun ia berusaha keras untuk tetap tenang.

Pangeran Leon mendekat, meletakkan tangannya di bahu Karin dengan lembut. "Kau harus memilih, Karin. Aku ingin kita bekerja bersama untuk melawan ancaman ini, tetapi itu hanya bisa terjadi jika kau sepenuhnya percaya padaku."

Karin merasakan dilema yang berat. Pangeran Leon, dengan segala kebaikan dan niatnya, kini menjadi satu-satunya orang yang bisa ia percayai. Namun, ia tak bisa menepis kenyataan bahwa Elara memiliki kekuatan dan jaringan yang lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan. "Aku tidak tahu apakah aku bisa sepenuhnya mempercayaimu," Karin akhirnya berkata, suaranya penuh dengan keraguan. "Aku... aku merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, sesuatu yang belum aku pahami sepenuhnya."

Pangeran Leon menatapnya dengan penuh kehangatan, meskipun ada kesedihan yang tersirat di matanya. "Aku mengerti. Tapi waktu kita semakin sedikit. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita akan kehilangan segala sesuatu yang kita perjuangkan."

---

Malam semakin larut saat Karin keluar dari Ruang Rahasia, pikirannya dipenuhi dengan kekacauan. Ia tahu bahwa pilihan yang harus ia buat sekarang akan memengaruhi takdir seluruh kerajaan. Keputusan untuk bersekutu dengan Pangeran Leon atau Lady Elara bukan hanya tentang kepercayaan, tetapi juga tentang kekuasaan, politik, dan masa depan. Ia merasa seperti berada di persimpangan jalan yang tak terhindarkan, di mana setiap langkah bisa membawa perubahan yang tak terbayangkan.

Saat ia melewati koridor istana yang sepi, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara bisikan lembut di belakangnya. "Lady Seraphina."

Ia berbalik dan melihat Lady Elara berdiri di bayangan, matanya menyala dengan kecerdikan. "Kau datang," kata Elara, suaranya penuh dengan kepuasan. "Aku tahu kau akan memilih jalan yang benar."

Karin menatapnya tajam, meskipun hatinya masih ragu. "Aku tidak tahu apa yang benar lagi, Lady Elara."

Lady Elara tersenyum, senyum yang sangat licik, seperti seseorang yang sudah mengetahui segala sesuatu yang terjadi. "Kau tak perlu tahu semuanya sekarang, Lady Seraphina. Tapi aku tahu kau akan segera mengerti."

Karin menelan ludahnya, merasakan kegelisahan di dada. Lady Elara berbicara dengan penuh kepastian, seolah-olah semuanya sudah ditentukan. Tetapi apakah ini artinya bahwa ia telah terperangkap dalam permainan ini sejak awal? Apakah ia telah menjadi pion dalam rencana besar Elara?

"Aku... aku harus memikirkan semuanya dengan lebih hati-hati," jawab Karin, meskipun ia tahu bahwa waktunya semakin terbatas.

Lady Elara mengangguk, namun senyum di bibirnya tetap tidak berubah. "Tentu, Lady Seraphina. Tapi ingat, kita tidak memiliki waktu banyak. Pilihanmu akan segera terbuka."

Karin merasa berat di hatinya. Setiap keputusan yang ia buat akan membawa dampak besar, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga untuk seluruh kerajaan. Dalam kegelapan malam, ia menyadari bahwa pertempuran ini tidak hanya tentang siapa yang akan memenangkan kekuasaan, tetapi juga tentang siapa yang akan mengendalikan takdir mereka semua.

Karin kembali ke kamarnya dengan perasaan yang semakin penuh dengan kebingungan. Bayangan Lady Elara dan Pangeran Leon terus membayangi pikirannya. “Siapa yang benar-benar ingin aku percayai?” tanyanya dalam hati. Waktu semakin sempit, dan setiap langkah yang ia ambil sepertinya mengarah pada jalan yang tak bisa diubah. Ia menyadari, bahwa jika ia tidak segera memilih dengan hati-hati, semuanya akan berakhir di luar kendalinya.

Namun, saat ia melangkah memasuki kamarnya, suara ketukan keras di pintu mengalihkan perhatiannya. Tanpa berpikir panjang, ia membuka pintu, dan yang ia lihat adalah seorang pria berpakaian gelap, dengan wajah yang sangat serius.

"Lady Seraphina," katanya dengan suara berat, "Ada hal yang sangat penting yang harus kau ketahui."

Karin menatap pria itu, mengenalinya sebagai seorang pejabat tingkat tinggi di istana. "Apa yang terjadi?" tanya Karin, merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam nada suara pria itu.

"Pangeran Leon… dia dalam bahaya," pria itu melanjutkan dengan cepat. "Kita baru saja menerima kabar dari dalam istana bahwa ada upaya pembunuhan terhadapnya. Jika kau peduli padanya, kau harus segera bertindak."

Karin terkejut. "Pembunuhan? Siapa yang berani melakukan itu?"

Pria itu menggelengkan kepala, menurunkan suaranya. "Kami tidak tahu siapa pelakunya. Namun, kami mendapat informasi bahwa ini melibatkan seseorang dari dalam."

Karin merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ini bukan hanya tentang politik atau kekuasaan lagi. Ini tentang nyawa orang yang sangat ia percayai, bahkan lebih dari sekadar sekutu dalam permainan ini. "Pangeran Leon dalam bahaya…" pikirnya. Ia tidak bisa hanya diam dan menunggu sesuatu yang buruk terjadi.

Dengan penuh tekad, Karin mengangguk. "Aku akan membantu."

---

Saat Karin tiba di ruang bawah tanah istana, tempat yang sebelumnya ia hindari, ia menemukan Pangeran Leon dikelilingi oleh beberapa penjaga setia yang tampak cemas. Leon, meskipun terluka, masih terlihat tenang, bahkan ketika melihat Karin memasuki ruangan. Ada luka kecil di lengannya, dan wajahnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang jelas, namun ia berusaha keras untuk tetap terlihat kuat.

"Karin, kau datang," katanya dengan suara yang sedikit lemah, tetapi masih terdengar penuh kepercayaan. "Aku tahu kau akan datang."

Karin mendekat dengan langkah cepat, menyentuh bahunya. "Apa yang terjadi? Siapa yang mencoba membunuhmu?"

Pangeran Leon menghela napas panjang, kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku tak tahu siapa yang mencoba melakukannya. Aku baru saja keluar dari ruang makan ketika seseorang mencoba menyerangku dari belakang. Namun, ada sesuatu yang lebih besar dari ini yang harus kau ketahui."

Karin menatapnya dengan cemas. "Apa itu?"

Pangeran Leon menatapnya dengan mata yang tajam, seolah ingin memastikan bahwa Karin benar-benar siap untuk mendengar kebenaran. "Lady Elara... Dia tahu segalanya. Dia berada di balik serangan ini."

Karin terdiam, tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. "Lady Elara? Itu tidak mungkin."

"Kau mungkin merasa ragu, Karin, tapi percayalah padaku. Dia telah memanipulasi banyak orang, termasuk aku. Dia ingin kekuasaan yang lebih besar, dan dia tahu cara untuk membuat semua orang saling bertarung. Itu sebabnya dia menginginkan aku mati. Karena jika aku hilang, dia bisa dengan mudah mengambil alih kerajaan ini."

Karin merasakan kepanikan mulai merayap dalam dirinya. "Jika itu benar, kita harus segera menghentikan semuanya. Kita tidak bisa membiarkannya berhasil."

Pangeran Leon menatapnya dengan ekspresi serius. "Itulah sebabnya kita harus berhati-hati, Karin. Lady Elara tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Aku tahu bahwa ada orang-orang yang setia padaku, tapi aku juga tahu bahwa kita tidak bisa mengandalkan siapa pun di sini tanpa benar-benar tahu siapa yang bersekutu dengan siapa."

---

Karin mengangguk pelan. Sekarang ia tahu bahwa permainan ini tidak hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang hidup dan mati. Lady Elara bukanlah sekadar pesaing politik—dia adalah ancaman nyata bagi seluruh kerajaan. "Kita harus mengungkapkan siapa yang ada di balik ini semua," kata Karin dengan tekad yang baru. "Aku akan membantu mencari siapa yang berkhianat, dan kita akan menghentikan semua ini sebelum terlambat."

Namun, saat mereka mulai merencanakan langkah berikutnya, pintu ruang bawah tanah terbuka dengan cepat, dan seorang pelayan datang berlari dengan napas tersengal-sengal.

"Lady Seraphina, Pangeran Leon," kata pelayan itu, suaranya penuh dengan kecemasan. "Ada sesuatu yang buruk terjadi. Ada sebuah pengkhianatan yang lebih besar dari yang kita bayangkan."

Karin merasa tubuhnya menjadi kaku. "Apa yang terjadi?" tanyanya, suaranya bergetar.

Pelayan itu menundukkan kepalanya. "Kami baru saja mengetahui bahwa surat-surat yang datang ke istana tidak hanya untuk Pangeran Leon. Ada surat-surat lain yang mengarah ke pihak istana… yang memerintahkan pembunuhan terhadap kalian berdua."

Karin merasa seperti bumi berputar di bawah kakinya. "Kita telah jatuh ke dalam perangkap," bisiknya dengan ketakutan yang melintas di wajahnya. "Ada lebih banyak orang yang terlibat daripada yang kita kira."

Pangeran Leon mendekat, wajahnya semakin tegas. "Karin, kita harus bergerak cepat. Jika kita tidak segera bertindak, kita akan terjebak dalam permainan yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan."

Karin mengangguk, menyadari bahwa ini adalah titik balik. Tidak ada lagi ruang untuk keraguan. Semua jalan yang mereka pilih harus ditempuh dengan hati-hati, karena sekali mereka tersandung, mereka bisa kehilangan segalanya.

1
Cha Sumuk
MC ceweknya kurg cerdas jg lemah
Achaa19
bagus
Hikam Sairi
mulai baca
Retno Isma
semangat nulisnya thorrr....💪💪💪💪
Rahman Hayati
masih lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!