Luka Karena Cinta
~Kabar duka~
Terkadang apa yang kita inginkan tak seindah apa yang kita bayangkan, falinda harus menyaksikan jasad kedua orang tuanya terbujuk kaku di hadapannya...
"Ma....Pa.... Hiks... Hiks... jangan tinggalkan falin pa, ma..." dengan suara yang bergetar falin menangis di depan jasad kedua orang tuanya...
"hiks.... hiks....
Bahkan bayangan ketika mereka bercanda gurau masih teringat di pelupuk matanya, bayangan kedua orang tuanya saat bercanda gurau hingga kejadian naas itu menimpa mereka! Tak bisa di bayangkan bagaimana traumanya falinda saat ingat akan kejadian beberapa jam lalu yang menewaskan kedua orang tuanya...
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki terdengar nyaring di depan ruangan jenasah kedua pasang patuh baya yang sedang cemas bercampur sedih saat tahu berita sahabatnya mengalami kecelakaan.?
"Nak falin yang tabah ya nak..." ucap mama sahabat papa Ahmad.
"Tante,,," falinda langsung memeluk sahabat kedua orang tuanya itu..
"Mama, dan papa tante mereka meninggal kan aku.!"
"Sabar ya nak kamu masih punya kami iklas kan mama dan papa kamu ya nak, mungkin semua ini sudah takdir, Tante dan om akan selalu ada untukmu nak.." dengan mengelus kepala falinda.
Paruh baya itu juga merasakan. kehilangan sahabat karibnya mereka melewati dari nol hingga sukses sekarang.. hanya saja mereka tidak bisa bersama sama hingga hari tua.
Singkat cerita.
Pemakaman kedua orang tua falinda dilakukan hari itu juga, sahabat serta tetangga falinda ikut serta, dari kejauhan ada seseorang yang menyaksikan itu dengan perasan acuh, dialah Gautama Abraham anak dari pasangan paruh baya sahabat papa falinda, juga mantan pacar falinda diam-diam saat mereka berada di bangku SMA..
"Itulah akibatnya Lo, begini kan aku falin, itulah balasannya..." batin tama dengan tangan mengepal seakan punya dendam yang belum terbalaskan!
Setelah pemakaman selesai falinda masih diam di pusara kedua orang tuanya seakan ia malas untuk beranjak, falinda masih ingat kata mama dan juga papanya sebelum mereka tiada..
Flashback
"Falin jika suatu saat kalo tiada mama harap kamu akan bahagia dan menemukan pasangan yang mencintaimu nak, mama berharap ada uang melindungi mu seperti tama.." ucap mama falin.
"Apasih ma, apa yang mama ucapan falin ingin mama dan papa menemani fanjn hingga falin punya anak."ucap. Falinda.
"Nak umur tidak ada yang tahu, mama hanya ingin melihat kamu bahagia walaupun tanpa mama dan papa.."
Itulah ucapan saat mereka masih bersama
Flashback end
Falinda tak henti-hentinya menangis membayangkan ucapan mamanya yang seakan mengisyaratkan akan meninggalkan falinda dengan luka di hatinya..
"Ma... Pa... Falinda pamit ya yang tenang mama dan papa disana falin akan selalu datang kesini.." dengan berat hati falinda melangkah pergi karena hari sudah mulai gelap, ia juga sebenarnya enggan untuk beranjak dari makam kedua orang tuanya.
Seakan tak rela ia di tinggal oleh kedua orang tuanya...
Di kediaman Gautama Kedua orang. Tua tama sedang berdiskusi ingin menjadikan falinda menantunya karena ia merasa kasian dengan falinda yang sebatang kara.
"Bagaimana mas, apa tidak sebaiknya kita jodohkan saja Tama dengan falin.." mama laura.
"Apakah Tama mau ma, sepetinya Tama begitu membenci falinda.!!" papa Abraham mendesah kasar.
"Tapi mama yakin mas jika mereka menikah mereka akan bisa saling mencintai, karena benci beda tipis dengan cinta mas, jika kita menganggap falin menjadi anak kita ia akan merasa sungkan dengan tama apalagi mereka bukan saudara,!" mama laura hanya tak ingin menimbulkan fitnah jika satu rumah nantinya...
"Baiklah terserah mama saja gimana baiknya, asalkan Tama mau menerima perjodohan ini, jika Tama tidak mau jangan memaksa papa tak ingin falin dan juga Tama tertekan nantinya.. "
Karena sebagai orang tua ia hanya ingin yang terbaik untuk anaknya, papa Abraham juga tidak menuntut untuk Tama menikah dengan keinginan orang tuanya..
Setelan lama berdiskusi berdua ahirnya mama Laura ingin menyampaikan berita perjodohan kepada putra tunggalnya, ia ingin sekali menjadikan falinda sebagai menantunya, karena ia sudah mengenal dari kecil. bagaimana. Tutur kata dan perilaku yang di ajarkan oleh kedua orang tua falinda kepadanya..
Tok
Tok
Tok
Sampai di lantai atas mama Laura mengetuk pintu kamar putra nya, ia tahu bahwa putranya sering berada di dalam kamar ketimbang berkumpul dengan keluarga.
"Nak. boleh mama masuk..." mama laura meminta izin sambil mengetuk pintu.
"Masuk ma, gak dn kunci." jawabnya dari dalam.
Ceklek
Tap
Tap
Tap
"Kamu sedang apa nak.." mama Laura mendekat kearah putra nya yang duduk di atas ranjang sambil memangku laptop.
"Sedang mengerjakan pekerjaan yang belum selesai ma, tumben mama, ada apa.." Tama langsung to the points.
Mama laura pun duduk di samping putra nya..
"Mama hanya ingin berbicara sebentar denganmu nak apa kamu ada waktu.." dengan hati-hati mama Laura berkata.
"Bicara tentang apa ma.." Tama yang masih fokus.
"Begini, falinda kan batu berkabung, nak dan dia tidak mempunyai orang tua mama hanya ingin..." belum sempat menyelesaikan ucapannya Tama langsung memotong pembicaraan mamanya..
"Ingin apa ma, ingin menjodohkan aku dengan dia..."
"Kenapa kamu langsung tahu nak, apa kamu mendengar kan ucapan mama dan papa di ruang tengah tadi.." selidik mama Laura.
"Ya ma kenapa harus aku, bukanya keluarga kita bisa memberikan tunjangan kepada dia kenapa harus repot-repot menjodohkan segala.."
"Mama hanya ingin falinda menjadi menantu mama karena mama yakin falin adalah wanita baik-baik." jawab mama Laura.
"Mama saja tidak tahu sebenarnya, jika ia tahu akan kelakuan falin juga akan membenci seperti aku kan." batin tama.
Lama duduk dengan pemikiran masing-masing, ahirnya Tama mau menerima perjodohan itu dengan senyum smik nya, ia sudah membuat rencana untuk menghancurkan hidup falinda hingga ia tidak bisa mempermainkan hati seseorang dengan sesuka hatinya.!
"Baiklah jika kamu setuju mama akan beri tahu papamu, nak karena mama kasian dengan falinda jika ia berada di luar sendiri tanpa ada yang menjaganya.." mama Laura pun bergegas keluar kamar.
"Hemb.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments