Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSP : Bab 18
Sarah termenung di ruang tamu rumahnya, ia tidak bisa menahan rasa sedih. Ingatannya atas kegiatan panasnya dengan Andrew terus berputar kayaknya sebuah piringan musik.
Hingga suara telepon menyadarkan Sarah dari lamunannya, ia langsung mengangkat panggilan dari Damini. Wanita itu mengatakan jika ia dan Dodi akan segera pulang, dan mereka sedang berada di depan rumah sakit untuk menunggu taksi.
Setelah selesai menelpon, Sarah menangis. Ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat ini, ia takut hal ini di ketahui oleh orang-orang. Dulu ia tidak pernah peduli dirinya di hina dan di caci maki sebagai wanita yang murahan dan sudah tidur dengan puluhan pria, karena ia tahu jika hal itu tidak benar.
Tapi sekarang hal itu berbeda, ia telah tidur dengan pria yang merupakan paman wanita yang ingin merebut posisinya.
"Apa yang harus ku lakukan?" Sarah bingung harus bagaimana, ia kini tidak bisa berpikir dengan jernih. Meski begitu, ia sama sekali tidak bisa melupakan sebuah kenikmatan yang Andrew berikan kepadanya tadi malam.
Damini dan Dodi baru saja pulang dari rumah sakit, ia langsung di sambut hangat oleh Sarah. Wanita itu memeluk ayahnya dengan penuh perasaan senang, dengan bantuan kursi roda Damini membawa Dodi masuk ke dalam rumah mereka yang terletak cukup jauh dari perkotaan. Namun hal tersebutlah yang membuat Dodi sangat menyukai rumahnya itu, karena terasa lebih tenang dan nyaman.
"Terimakasih yah." Damini tersenyum pada Sarah karena anaknya itu telah mau membersihkan rumahnya.
"Tentu, aku juga membuat beberapa makanan." Jelas Sarah dengan senyuman di wajahnya.
Damini tersenyum, lalu Sarah berjalan ke arah dapur. Damini sedikit mengerutkan keningnya saat melihat cara berjalan Sarah yang nampak kesakitan dan seperti ada yang berbeda.
Di dapur, Sarah menyiapkan makanan serta alat makan. Ia lalu di hampiri oleh Damini, "Sarah.. Ada apa dengan cara jalan mu?" Tanya Damini secara tiba-tiba.
Deg...
Sarah tiba-tiba berdetak dengan kencang, ia sampai menjatuhkan gelas yang sedang ia pegang hingga pecah.
"Ya ampun." Damini terkejut dengan gelas yang pecah, begitu juga dengan Sarah.
"Maaf aku tak sengaja, tadi tangan ku licin." Jawab Sarah, ia langsung mengambil sapu dan segera membersihkan sisa-sisa pecahan gelas yang berserakan di lantai.
"Lain kali hati-hati." jelas Damini, lalu wanita itu membantu Sarah untuk menyiapkan alat makan.
Sarah sebisa mungkin tidak membuat Damini curiga, hingga waktu makan pun tiba. Dodi terlihat sangat senang dengan makanan yang di masak oleh Sarah, semua makanan itu adalah makanan kesukaan Dodi. Selama di rumah sakit, pria itu tidak bisa memakan makanan tersebut karena dilarang oleh Dokter.
"Ayah makanlah yang banyak, aku sengaja membuatnya karena tahu ini adalah makanan kesukaan mu." Jelas Sarah yang membantu mengambilkan nasi untuk Dodi.
"Terimakasih Nak, ayah merasa sangat bersemangat hari ini." Jelas Dodi dengan senyuman bahagia.
Sarah dan Damini sama-sama tersenyum, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk membuat Dodi bahagia.
Di sela-sela makan, Dodi kembali berbicara terkait suami Sarah. Damini langsung melirik ke arah Sarah, ia tahu jika Reno tidak akan pernah mau datang ke sini. Terlebih hubungan Reno dan Sarah tidak harmonis.
"Suami ku sedang bekerja di luar negeri, tapi aku janji. Aku akan mengajaknya ke sini untuk bertemu dengan ayah.." Jelas Sarah dengan senyuman di wajahnya.
"Iya, ayah ingin sekali bertemu dengan orang yang akan menggantikan ayah dimasa depan untuk menjaga mu. Ayah juga ingin menitipkan mu kepada suami ku, sebelum ayah pergi.." Jelas Dodi dengan senyuman di wajahnya.
"Mas kamu tuh ngomong apa sih, kamu enggak akan pergi kemana-mana." Jelas Damini dengan senyuman di wajahnya.
Dodi menyimpan sendok di tangannya, ia menatap ke arah dua orang yang tengah duduk saling berhadapan.
"Aku tahu penyakit ku sudah parah.." Jelas Dodi dengan senyuman di wajahnya.
"Enggak ayah.. Ayah sudah sembuh." Sela Sarah.
"Sarah, ini tubuh ayah! Ayah yang lebih tahu bagaimana kondisi ayah sekarang. Meski kalian berdua berbohong, ayah tahu! Jika kondisi ayah sudah tiba baik-baik saja." Jelas Dodi dengan mata yang berkaca-kaca.
Melihat Dodi yang menangis tanpa suara, Damini dan Sarah tidak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya. Dodi menundukkan kepalanya dan menangis, ia menutupi kedua matanya dengan tangan kanan yang sudah kurus kering tinggal tulang.
Damini dan Sarah sama-sama bangkit dari tempat duduknya, mereka memeluk Dodi tanpa mengatakan apapun. Seakan semua kata-kata penyemangat untuk pria itu sudah tidak berarti lagi, karena Dodi sendiri sudah tahu jika usia nya tidak akan lama lagi.
😠😠😠
hehehe