Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab sembilan
Disini lah sekarang Seno beserta istri dan sekretarisnya, di undang ke acara ulang tahun perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan yang Seno pimpin.
Banyak pasang mata yang menatap kepada pasangan suami istri tersebut dan jangan lupa mereka mendapat pandangan menusuk dari sang sekertaris.
Banyak yang masih tidak mengetahui jika Seno orang kepercayaan Almarhum Pak Bambang ternyata sudah menikah, dan sebagian pun sudah ada yang mengenal Ambar sebagai anak dari Pak Bambang dan istri dari Seno.
Banyak wanita yang menelan kecewa karena idola mereka ternyata sudah menikah, siapa yang tak ingin memiliki pasangan seperti Seno tubuh tegap nan profesional dada bidang dengan roti sobeknya, rahang tegas serta wajah tampan yang mempunyai aura pemikat dan aura pembunuh.
Yang kapan saja bisa di rasakan oleh musuh, tak sedikit para penjilat datang untuk menyalami pasutri yang sedang naik daun beberapa bulan ini.
Kejadian ini tak lepas dari pandangan wanita dengan dress merah darah yang sangat kekurangan bahan atau bisa di bilang belum jadi seratus persen.
Bagaimana tidak dress merah darah dengan warna yang mencolok, belahan dada yang sangat rendah hingga membuat pegunungan itu menyembul keluar, dan belahan bagian bawah dress yang sampai ke daerah slengki.
Itu sangat menggoda lelaki hidung belang untuk menikmati tubuh yang di balut dengan pakaian yang sekali tarik pasti sudah terlihat secara keseluruhan.
Sedangkan Ambar menggunakan dress hitam dengan belahan dada yang tak terlalu rendah di bagian belakang terlihat punggung yang putih mulus yang selalu di tutupi oleh telapak tangan suaminya, serta terdapat belahan dress bagian bawah yang sampai ke lutut.
Dengan body bak gitar spanyol dan tinggi sepeti model tak menutup kemungkinan jika istri dari Seno tersebut mengundang banyak perhatian.
Seno ingin sekali langsung membawa pulang istrinya dan akan ia nikmati sendiri di rumah, namun sayang acara sudah di mulai.
Setelah acara pembukaan dan acara untuk mengenalkan pewaris perusahaan tersebut selesai kini acara makan bersama yang di meja sudah terdapat lima menu dari berbagai macam negara.
Ambar hanya mengambil orange jus dan desert saja untuk mengganjal perut karena tadi sebelum berangkat ia dan suami sudah makan terlebih dahulu.
Begitu pula Seno yang hanya mengambil jus mangga yang di bawa oleh pelayan, kini sepasang suami istri itu duduk berdampingan.
Seno pun tak sungkan untuk meminta di suapi desert yang di pilih oleh istrinya itu.
Ambar sempat mengeluhkan betisnya yang keram akibat heels yang tinggi, Seno pun mengajak istri beserta Rendi untuk pulang.
Di halaman parkir Seno menyuruh Rendi mengemudikan mobilnya dan ia pun menggendong istrinya ala bridal stell, ia takut istrinya tak dapat berjalan karena heels nya yang tinggi.
Rendi dengan sigap membukakan pintu belakang agar nyonya dan tuannya dapat segera masuk, setelah keduanya masuk Rendi berjalan memutar dan membuka pintu kemudi kemudian ia tancap gas dan pergi dari acara tersebut.
Sesampainya di rumah Seno masih tidak mengizinkan istrinya untuk berjalan sendiri jadilah Seno menggendong istrinya, apalagi untuk menuju ke kamar mereka harus melalui tangga.
Para penghuni rumah mengintip dari balik jendela, mereka ikut senang dengan apa yang mereka lihat.
Setelah keduanya menaiki tangga dan masuk ke kamar dengan selamat para penghuni rumah pun menyudahi acara mengintip mereka dan berlalu ke kamar masing-masing.
****
"Apakah kamu sudah berbicara pada nona Ambar tentang kepergian kita lusa ke negara A?" tanya Rendi selaku sekertaris.
Seno rupanya melupakan hal itu, ia pun menepuk keningnya.
Rendi yang melihat kelakuan atasan itu hanya menggelengkan kepala.
"Segera di bicarakan jangan sampai mendadak, kasihan nona Ambar jika kau tidak memberitahunya" ucap Rendi mengingatkan.
Hari sudah sore Rendi dan Seno pun bergegas meninggalkan perusahaan mereka, sesampainya di rumah setelah membersihkan diri.
Kini.mereka berada di teras belakang yang terhubung dengan kolam ikan dsn beberapa tanaman, Seno menyampaikan bahwa diri dan Rendi ada dinas luar negri tidak akan lama secepatnya akan segera pulang.
Ambar dengan berat hati mengizinkan sang suami pergi dengan satu syarat, Ambar ingin malam ini pergi makan di luar dan menemaninya ketempat yang ingin ia kunjungi.
Seno tak keberatan ia pun menyetujui permintaan istrinya tersebut.
Setelah makan malam dan mengunjungi tempat yang diinginkan istrinya kini Seno mengendarai roda empatnya menuju kawasan perumahan tempat tinggalnya.
Setelah sampai Seno tidak tega untuk membangunkan istrinya, ia memilih menggendong istrinya hingga ke kamar. Sesampainya di ambang pintu ada Bik Inem yang membukakan pintu terkejut mengapa nona nya sampai di gendong?.
Namun pergerakan mulut Seno yang seakan mengucapkan jangan berisik pun di pahami oleh Bik Inem dan memilih menelan pertanyaannya itu.
Sesampainya di kamar Seno merebahkan tubuh istrinya, melepas sendal dan menyelimuti tubuh istrinya sebatas dada. Ia keluar dari kamar berniat mengambil air minum dan bertemu dengan Bik Inem.
Seno menceritakan semuanya dan di akhiri oleh anggukan Bik Inem dengan helaan nafas lega, karena nona nya baik -baik saja.
Setelah Seni membersihkan tubuhnya kini ia berbaring di sebelah istrinya dan menyusul.
****
Ambar mengantar suaminya sampai di bandara, Seno dengan berat hati meninggalkan istrinya yang memang selama ini tidak pernah ia tinggal jauh.
Setelah berpamitan Seno menitipkan istrinya pada Bik Inem Mbak Asri mang Ujang dan Pak Dadang.
Setelah pesawat lepas landas baru lah Ambar mau meninggalkan bandara, sepanjang perjalanan Ambar hanya termenung melamun dengan pikirannya sendiri. Membuat sang supir pribadinya merasa iba.
"Doakan yang terbaik saja non buan den Seno semoga cepat selsai dan cepat pulang, saya kasihan liat non murung begini" ucap Pak Dadang.
Ambar hanya tersenyum menanggapi ucap supir pribadinya itu.
Sesampainya di rumah Ambar langsung melajukan langkahnya menuju ke kamar nya tanpa menyapa penghuni rumah yang berdiri di ambang pintu menunggunya.
Bik Inem selaku orang kepercayaan Seno pun menceritakan semua yang terjadi pada istrinya hari ini melali telepon rumah.
*****
Negara A
Seno yang mendapat kabar jika istrinya mengurung diri seharian di kamar dan tidak pula turun untuk makan, membuatnya tidak konsen.
Ia pun sudah mencoba menghubungi istrinya melalui ponsel pribadinya, namun istrinya tak kunjung menerima panggilan tersebut.
Rendi yang melihat atasanya tersebut di landa kebingungan, ia pun bersuara.
"Kenapa nggak liat cctv yang ada di kamar mu saja? Bukannya kemaren kamu menyuruh tukang untuk memperbaikinya?" ucap Rendi.
Mendengar usulan Rendi Seno pun tersadar segeralah ia mengaktifkan komputernya yang terhubung oleh cctv yang berada di dalam kamarnya.
Tak butuh waktu lama di layar sudah terpampang jelas sosok wanita cantik yang sedang duduk di dekat jendela menatap matahari terbenam.
Ambar istrinya itu memang menyukai matahari terbenam dan lagi dapat di lihat jelas jika melalu jendela kamar mereka.
Hati Seno pun menjadi tenang melihat wanita kesayangan nya baik -baik saja, nanti akan ia coba menghubungi kembali wanita pujaan hati nya itu yang dapat memporak porandakan hati dan pikirannya kurang dari satu jam.
Melihat bosnya senyum senyum sendiri menatap ke arah komputer, Rendi hanya menggelengkan kepalanya dan mengulum senyum dalam hati ia berkata jika "cinta itu bisa membuat gila siapa saja, dan bisa membuat orang pintar sekali pun menjadi b0d0h".
Rendi pun melanjutkan pekerjaannya yang tersisa sedikit lagi.