Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
muncul tiba tiba
"Mbak mbak bangun mbak. Ucap seorang satpam pada Elsa saat mendapati Elsa tertidur lelap di bangku belakang dengan pintu mobil yang terbuka. Elsa pun mengerjapkan matanya sambil meringis memegangi selangkangan nya yang begitu nyeri. Sedetik kemudian ia bangun dan beringsut mundur saat mendapati wajah satpam yang melongok ke dalam mobil nya.
"Mbak tenang mbak, saya satpam sini, mbak nya tolong bangun dan geser mobil nya mbak, yang lain mau lewat tapi posisi mobil mbak menghalangi. Terang satpam pada elsa.
"Oh iya pak maaf saya tertidur. Balas Elsa seraya bangkit dari tidur nya dan berjalan menuju bangku kemudi dengan langkah tertatih, selangkangan nya begitu nyeri dan perih, namun tak dipungkiri ini adalah pengalaman baru nya dalam dunia seks dan Gayus benar benar membuat nya puas serta orgasme berkali kali. Elsa menyalakan mesin mobil nya kemudian ia pergi meninggal kan parkiran dan melajukan mobilnya dengan hati hati. Elsa sendiri tak berani pulang ke rumah lantaran wajah nya yang begitu memar akibat tamparan yang di layang kan oleh tangan gayus, elsa meremas kemudi nya sambil mengingat dengan penuh amarah apa yang telah dilakukan oleh Alan pada nya, ingin sekali rasa nya ia membalas perlakuan Alan. Elsa membawa mobil nya ke sebuah hotel terdekat, ia kemudian menyewa sebuah kamar untuk nya menginap sampai memar di wajah nya sembuh. Elsa keluar dari mobil sembari menutup wajah nya dengan menggunakan masker, malu sekali rasa nya jika sampai ada yang melihat ia tengah babak belur seperti ini. Elsa menggerutui nasib nya sembari mengambil kunci kamar dan kemudian masuk merebahkan dirinya di sana, bukan hanya kaki dan badan nya yang terasa begitu lelah namun juga otak nya yang terkuras oleh emosi.
**
Di tempat lain Veronica baru saja bangun dari tidur nya setelah semalaman ia tertidur dan bangun bangun pagi bahkan tak mandi, Nica sendiri terbangun lantaran handphone milik nya terus berdering. Sebuah panggilan nomor baru. Dengan malas ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Halo dengan siapa.” Ucap nya pada penelpon.
"Ini gue Leon Nica.”
"Oh Leon.”
"Hari ini lo ada kegiatan gak sepulang kantor.”
"Belum tau, tapi seperti nya ke bengkel nanti.”
"Kebetulan mobil gue lagi di bengkel lo, nanti bisa kita ketemu dan ngobrol?”
"Boleh.”
"Baiklah, kalau gitu gue tunggu di bengkel, jangan lupa save nomor gue Nic.”
"Oke, thank you Leon.”
"Buat.”
"Karna lo telah mempercayakan perawatan mobil lo di bengkel gue.”
"Hm pasti nya.”
"Oke bye”
"Bye Nic.”
Veronica menutup teleponnya dan segera bangkit untuk bergegas menuju kamar mandi. Tapi ketika ia berpaling, jantungnya tiba-tiba saja berhenti sejenak, di ambang pintu, ada sosok laki-laki yang berdiri dengan tatapan yang menembus jiwanya. "AAAAAAA!!!!!!" pekiknya, tangannya refleks mencekam dadanya yang berdegup tak terkendali karena terkejut.
"Kenapa?, kaget?" tanya sosok itu dengan suara yang serak dan dingin.
"Lo bisa gak sih, permisi dulu sebelum masuk!" balas Nica dengan suara keras dan mata yang masih terbelalak, rasa takut masih menyelimuti seluruh tubuhnya.
“Lo sendiri dengan sengaja tidak mengunci pintu.” Jawab sosok pria tersebut sambil mendekatkan wajahnya.
"Bulshit!! Gak ada cerita nya gue lupa ngunci pintu.”
"Buktinya pintu lo terbuka.”
"Berhenti membual, dan keluar dari apartemen gue. Usir Veronica pada laki laki yang tak lain adalah Dave.”.
"Lo ngusir gue karena lo lagi janjian ama cowok lain.”
"Hey anak muda,kalaupun ia itu bukan urusan lo ngerti!!” Balas Veronica seraya mendorong tubuh Dave dan segera mengunci pintu kamarnya dengan cepat.
Dave mendengus keras, seolah kekesalannya telah mencapai puncak. Tanpa berkata apa-apa, ia melemparkan diri ke sofa, mata menyala-nyala menatap ke arah pintu kamar mandi, menunggu Nica muncul Veronica sendiri merasa begitu kesal, karena lagi lagi Dave datang ke apartemen nya, ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Air mengalir membasahi tubuhnya, tangan nya bergerak mengirimkan pesan kepada sekretarisnya, "Hari ini aku tidak masuk, tolong wakilkan meeting siang nanti." Tulisnya dalam sebuah pesan.
Waktu seolah berjalan lebih lambat bagi Dave. Sedang Veronica berlama-lama di kamar mandi, sengaja membiarkan waktu berlalu, berharap Dave kehilangan kesabaran dan segera meninggalkan apartemennya. Ketidaknyamanan terus menggerogoti hati pria itu, membuatnya semakin tidak tahan. Dave mencengkram bantal di sampingnya, kepalanya mendongak ke langit-langit seakan mencari jawaban.
Tak lama, dengan langkah gontai namun penuh keputusan, ia bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari apartemen Veronica. Veronica, yang selama ini mengintip dari ponselnya yang terhubung dengan kamera pengawas, tak bisa menahan senyum puas yang mengembang di wajahnya. Melihat pria itu beranjak pergi, sebuah rasa lega yang mendalam menyusup ke hatinya. "Akhirnya," gumamnya lirih, "dia pergi juga." Ia tak habis pikir, mengapa pria itu tak juga berhenti mengganggunya, meski ia sudah sering kali memintanya untuk menjauh.
Nica menyandarkan kepala nya, sebenar nya ada baik nya juga jika sampai Dave jatuh hati padanya dan kemudian menjadi suami nya, karena itu artinya, ia sama saja merelakan mahkotanya pada suami. Namun kemudian ia menepis semua itu, bagaimana bisa ia membayangkan hal demikian padahal ia sadar betapa benci nya diri nya pada Dave yang tak henti henti mengganggu nya, dan belum lagi beberapa berita yang beredar seputar Dave, laki laki itu begitu senang bergonta ganti pasangan dan dari semua itu bahkan hanya sebatas di tiduri tanpa ada nya status kejelasan hubungan. Nica lantas bergegas menyelesaikan ritual mandinya, ia tak ingin larut dalam imaji gila dengan berharap Dave menjadi suami nya. Bagaimana pun juga, luka yang kemarin lantaran pengkhianatan Alan belum sembuh, ia tak ingin kembali terluka jika jatuh hati lagi. Selesai mandi Nica pun merapikan diri kemudian ia pergi membawa mobil nya menuju bandara. Rasa nya begitu penat dengan semua nya ia pun kemudian memesan tiket dan melakukan penerbangan menuju pulau Dewata.
utk si j4l4ng Elsa sukurin loe malah diumpankan ke Gayus sama Alan 😄😄