Sebagai lelaki bertanggung jawab, Abas mau menikahi pacarnya yang hamil duluan. Mereka menikah di usia muda dan harus rela berhenti sekolah. Sayangnya kehadiran Abas sebagai suami Tari tidak begitu diterima oleh keluarga sang istri. Bisa dibilang Abas tak pernah diperlakukan baik sebagai menantu. Dia terus dihina dan diremehkan.
Hingga suatu hari, karena hasutan keluarga sendiri, Tari tega mengkhianati Abas dan membuang anaknya sendiri.
Abas diceraikan dan harus merawat anaknya seorang diri. Namun dia tak putus asa. Abas mengandalkan keahlian tangannya yang terampil mencukur rambut dan memijat orang. Abas selalu bermimpi memiliki usaha di bidang jasa cukur & pijat yang sukses. Dalam perjalanan menuju kesuksesan, Abas menemukan banyak wanita yang datang silih berganti. Bahkan mengejutkannya, sang mantan istri kembali tertarik padanya. Bagaimana perjuangan Abas setelah dibuang oleh istri dan mertuanya? Berhasilkah dia membangun usaha jasa yang sukses?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 - Nama Untuk Usaha Abas
Dengan rencana Mila, Abas membenahi barbershopnya hari itu. Dia yang melakukan bersih-bersih, sementara Mila bertugas mendekor agar tempatnya lebih menarik.
"Aku nanti akan memasang banner baru. Kita harus membuat nama yang bagus!" cetus Mila.
Abas melipat tangannya ke depan dada. "Entahlah..." ucapnya berpikir sambil melihat ke arah jam dinding. Saat itulah dia sadar kalau dirinya harus menjemput Denis sekolah.
"Astaga! Aku harus menjemput anakku!" ujar Abas seraya bergegas pergi.
"Aku akan menunggu di sini," kata Mila.
"Oke." Abas bergegas pergi sebentar.
Kini tinggal Mila sendirian di barbershop. Dia mencoba memikirkan nama yang cocok untuk usaha cukur dan pijat Abas. Sampai akhirnya Mila terpikirkan nama yang bagus.
"Bagus! Sebelum membuat bannernya, aku akan mencoba promosi dulu." Mila meraih tasnya. Dari sana dia ambil sebuah laptop. Lalu segera fokus berkutat dengan benda tersebut.
Di sisi lain Abas telah sampai di sekolah Denis. Akan tetapi putranya tersebut tidak terlihat seperti biasanya.
"Dia kemana?" gumam Abas. Alhasil dia tak punya pilihan selain mencari Denis. Abas mencoba bertanya pada seorang guru yang ada di sana.
"Nah... Saya nggak tahu, Mas. Semua murid kelas satu kebetulan sudah pada pulang tadi," ujar guru tersebut.
"Makasih kalau begitu, Pak." Abas kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Namun dia tetap tak melihat batang hidung Denis.
"Halo, Om..." tiba-tiba seorang anak kecil menghampiri Abas.
"Eh, iya. Ada apa, Dek..." tanggap Abas sembari membungkukkan sedikit badannya.
"Denis tadi memberitahuku kalau dia tadi pulang dengan di antar oleh mamanya Syifa," ucap anak itu.
"Mamanya Syifa?" dahi Abas berkerut.
"Iya. Syifa juga kelas satu. Dia pacarnya Denis," ungkap sang anak.
"Hah?" Abas otomatis kaget mendengar itu. Tetapi dia menganggapnya gemas. Mengingat Denis hanyalah anak-anak sekarang.
"Iya. Soalnya tadi Denis badannya agak panas," kata anak itu lagi.
"Apa?!" Barulah Abas bergegas pergi ke rumah. Setibanya di sana, dia melihat Denis sudah menunggu di depan teras. Denis terlihat tidak sendiri, dia bersama seorang anak perempuan dan wanita dewasa.
"Denis!" Abas segera menghampiri Denis.
"Ayah..." lirih Denis.
"Kau baik-baik saja?" tanya Abas.
"Badan Denis agak panas. Jadi aku bergegas membawanya pulang," imbuh wanita yang tidak lain adalah mamanya Syifa. Namanya adalah Nada.
"Benarkah? Terima kasih banyak kalau begitu," sahut Abas yang segera menoleh ke arah Nada. Dia baru sadar kalau ibu dengan satu anak itu memiliki paras yang sangat cantik. Abas sampai dibuat terpaku olehnya.
Berkulit putih, rambut panjang, dan berhidung mancung. Itulah Nada. Senyumannya juga begitu ramah.
"Tidak masalah. Toh, Denis adalah temannya Syifa juga," balas Nada.
"Enggak, Ma! Kami pacaran!" celetuk Syifa dengan nada lantang.
"Eh! Aku nggak pernah terima kamu jadi pacarku ya!" Denis langsung membantah.
Mendengar itu, Abas dan Nada tak kuasa menahan tawa. Namun tak lama mereka segera melerai keduanya. Syifa dan Nada lantas berpamitan untuk pulang.
Bersamaan dengan itu, Abas mendapat telepon dari Mila. Gadis tersebut memberitahu kalau ada banyak pelanggan yang datang.
"Apa maksudmu ada banyak pelanggan?" Abas sontak keheranan.
"Pokoknya kau harus datang sekarang dan lihat sendiri!" ujar Mila dar seberang telepon.
Abas segera buru-buru pergi ke barbershop. Ia meminta bantuan tetangganya yang bernama Bi Warni untuk menjagakan Denis sebentar.
ingat entar tambah parah Lo bas....,