"doorr..... suara tembakan beserta suara teriakan di iringi isakan dan tangisan menggema di sebuah mansion megah di pusat kota j.
" seorang anak kecil mengintip di balik pintu kamar nya dengan menutup mulut, tangannya mengepal kuat dengan mata nya yang sudah basah, " mami.. papi.... hiks hiks..
" liat saja, kalian semua akan mati di tanganku sendiri... " gumam anak kecil tersebut sebelum pingsan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ernila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa permainan yang di maksud tadi itu seperti ini?
" pak riky, antarkan aku ke tempat arsh sekarang!!!. "titah bella langsung naik ke dalam mobil.
" tidak bisa nona, tuan pasti tidak akan mengizinkan nya. ...
" aku bilang antarkan aku ke tempat nya arsh..... cepattt... tunggu apalagi??... marah bella pada pak riky yang langsung menjalankan mobilnya.
" ouh.... ternyata di sini tempat nya.... " gumam bella dalam hati setelah sampai ke tempat di mana ada papanya dan juga para preman papanya di sana.
"matanya mencari-cari keberadaan arsh, dari balik mobil dia melihat ada seorang lelaki yang berjalan lunglai, badannya di penuhi dengan luka dan darah yang sudah kering, bella tidak bisa melihat muka lelaki itu dengan jelas, karena pria tersebut berjalan secara menundukkan Kepala nya dengan rambutnya yang sudah sangat berantakan.
"bella sedikit memukul kepala nya saat berpikir kalau itu arshan.
" tidak mungkin itu arsh kan....?? papa tidak mungkin memukulnya sampai begitu...iya tidak mungkin itu arsh... " gumam bella yang seakan tidak percaya kalau pria yang sangat memprihatinkan itu adalah pria yang tadi pagi bersamanya.
" langkah kakinya berjalan semakin mendekat ke arah pria tersebut, matanya memicing saat melihat perawakan lelaki itu sangat mirip dengan arsh, bahkan bajunya saja sangat mirip dengan baju yang di pakai arsh tadi pagi.
" arghhhhhhhh...... bella terkejut dengan suara teriakan pria itu, apalagi suara teriakan itu di sambut dengan suara ketawa papanya, tak luput juga suara tembakan beserta suara burung bercuit membuat suasana di sore itu semakin mencekam.
"perasaan bella berkecamuk, langkah kakinya semakin di percepat menuju ke arah pria tersebut, yang sepertinya akan segera pingsan.
" bukkk......." kenapa ada bidadari di sini? apa aku sudah di surga....?? " gumam arsh sebelum pingsan, iya lelaki itu memang benar Arshan Cornelis valmoren, yang kerap di sapa dengan sebutan arsh.
" arshhh.......... arshhhh.... bangun.... " bella menepuk-nepuk pipinya arsh dengan pelan, suaranya seketika hilang, air matanya jatuh mengenai wajah arsh, yang saat ini sedang di pangkunya, wajah yang sudah sangat hancur itu semakin membuat hati bella sakit, rasanya seperti ribuan duri menusuk nusuk di dalam sana.
" nona ayo pergi,....... kalau tuan sampai tahu nona ada di sini, tuan nanti akan menghabisi tuan arshan lebih parah dari ini,!!... " ajakk pak riky yang dengan sigap langsung memapah tubuh arshan ke dalam mobil.
" kaki bella seakan sudah tidak bisa berjalan lagi, baru kali ini dia melihat wajah tampan arsh hancur dan berdarah, biasanya dia hanya melihat saat wajah arsh sudah di obati dan luka nya sudah kering, dulu bella berpikir kalau wajah arshan penuh luka, itu berarti dia menyayangi nya, bella pikir arshan rela bertarung dengan rival papanya demi melindungi nya, tapi sekarang dia tahu, kalau yang memukuli arshan selama ini adalah papa nya sendiri, dia tidak menyangka kalau ternyata papanya belum berubah, memang bella tahu dari dulu papanya sangat suka memukul arsh, namun bella pikir itu pukulan untuk melatih arsh agar bisa menjadi bodyguard yang baik untuk nya, bella memang bodoh karena berpikir kalau papanya orang yang sangat baik.
" pak riky..... apa permainan yang di maksud tadi itu seperti ini?..... " tanya bella yang tidak menyangka kalau papanya sampai memukul arshan seperti ini, dia memang sedikit tahu kalau permainan yang dimaksud itu memang bukan permainan biasa, namun dia tidak punya pikiran kalau papanya akan memukul arsh separah ini, biasanya kalau arshan bilang akan bermain dengan papanya, dia tetap akan pulang dengan wajah yang tampan dan tetap terlihat gagah, hanya saja kadang tangannya penuh dengan luka bakar, bella pernah bertanya permainan apa yang dimainkan mereka, namun ya namanya juga arsh, jangan kan bicara, menatap bella saja dia sudah sangat malas.
" nona sebaiknya anda pulang saja, saya akan menyuruh supir untuk mengantarkan anda, tuan arsh biar saya yang urus. " ucap pak riky setelah membaringkan arsh di dalam mobil.
" aku tidak mau, aku mau menjaga arsh.... " kekeuh bella langsung naik ke dalam mobil dan membawa kepala arsh ke atas pahanya.
" pak riky hanya menarik nafas nya dalam-dalam, sebelum menancap gas mobil dan menjalankan nya keluar dari tempat perburuan tersebut.
" pak riky belum menjawab pertanyaan saya tadi!!.... "
" saya tidak di wajibkan untuk menjawab apapun yang di tanyakan oleh nona, sebaiknya nona langsung pulang, saya akan antarkan nona ke mansion. " pak riky masih dengan ketegasan nya, begitupun dengan bella, dia tidak akan mau pulang kalau tidak bersama dengan arsh.
" kalau tuan gibran tahu, saya dan tuan arshan akan menjadi almarhum tidak lama lagi. " ancam pak riky membuat bella sangat takut,
"iya, bella sangat takut kehilangan arsh dalam hidup nya, hanya arsh lah yang selama ini menemani nya, jadi kalau tidak ada arsh entah bagaimana hidupnya nanti.
" sebaiknya nona pulang saja dan beraktivitas seperti biasa, seakan-akan nona tidak tahu dan tidak mau tahu tentang keadaan tuan arsh, itu lebih baik untuk kesehatan tuan arsh, karena kalau papa nona tahu nona sangat mengkhawatirkan tuan arsh, dia akan membuat tuan arsh lebih menderita dari sekarang ini. " jelas pak riky panjang lebar.
" apa aku bisa mempercayai bapak? ... secara kan bapak tangan kanan papa aku, bisa saja setelah aku pergi bapak akan langsung membunuh arsh.. " bella tidak percaya sama sekali sama asisten papanya itu.
" jangan percaya sama saya atau sama siapapun itu....!!!. " seru pak riky dengan tegas, membuat bella bepikir apa yang harus di lakukan nya sekarang.
mampir juga dikaryaku ya jika berkenan/Smile//Pray/