Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Warok Kendil
"Hahahahaha...jadi maksud kedatanganmu ketempat ini mau membalas dendam atas kematian kedua orang tuamu yang sudah kami bunuh?"tawa Warok Kendil menggelegar ditempat itu lalu berkata lagi,"apa kau punya sepuluh nyawa anjing busuk sehingga kau punya nyali mendatangi markas kami ini?"ledek warok kendil.
"Aku datang atas nama kebenaran dan Dewata pasti akan menolongku"ujar Yuda membalas ledekan warok kendil.
Sang Warok mulai menggerakkan belati sepanjang dua jengkal yang memancarkan cahaya hitam ditangannya sehingga seperti ribuan belati ditangannya.
Sang Warok mulai melakukan penyerangan dengan memainkan jurus-jurus tingkat tinggi yang sudah sangat sempurna.
Yuda belum ingin melakukan balasan dia hanya ingin menjajaki sampai dimana kehebatan sang Warok salah satu dari tiga pemimpin gerombolan karang lintang itu. Yuda hanya mengandalkan kecepatan dari ilmu meringankan tubuhnya yang sudah mencapai tahap sempurna.
Yuda mampu mengelakkan setiap serangan yang dilakukan sang Warok untuk membantainya dan membuat mawar yang menyaksikan pertarungan itu hanya meleletkan lidahnya saja melihat kehebatan pemuda yang telah menggetarkan hatinya itu. Dua puluh jurus berlalu, tapi sampai saat itu sang Warok belum mampu menembus pertahanan dari sang pemuda.
Mawar yang terus melihat pertarungan itu tanpa berkedip karena pemuda itu sudah seperti bayang-bayang putih yang bergerak kesegala arah.
Di jurus yang kelima puluh mata Yuda yang jeli sudah mampu mengetahui kelemahan dari jurus belati lawannya.
Tiba-tiba Yuda melesat kebelakang seraya berkata, "warok setan...aku akan mengalahkanmu dalam dua jurus jaga belatimu baik-baik!"teriak Yuda lantang.
Yuda mulai memainkan jurus seribu kaki berkelit sehingga setiap gerakan yang Yuda lakukan dapat mengecoh lawannya.
Saat sabetan belati menderu dengan cepat ke arah kepalanya, yuda menundukkan kepalanya lalu dengan gerakan kilat tangan Yuda memukul pergelangan tangan yang memegang belati dan saat belati itu terjatuh kelantai dengan cepat Yuda menangkap tangan sang warok lalu terdengar suara.
"trak...trak....trak...trak"
Yuda mematahkan secara bertahap tulang-tulang lengan tersebut dengan jurus pematah tulang yang sudah sangat sempurna dikuasainya.
Teriakan setinggi langit terdengar dari mulut Warok Kendil karena tulang-tulangnya patah sampai pergelangan siku akibat keganasan jurus pematah tulang yang dikeluarkan oleh Yuda.
Tangan Warok yang satunya memegang tangan yang sudah patah dan terjuntai sambil melihat kesempatan untuk melarikan diri dari tempat itu.
Saat sang Warok mulai melompat melesat untuk meninggalkan tempat itu, Yuda mengambil belati yang memancarkan cahaya redup gelap yang terjatuh dari sang Warok dan melemparkannya kearah kaki sang Warok.
Desingan bunyi belati yang membelah udara dan melesat ke arah warok kendil dengan cepat mengejar sang Warok yang mencoba kabur.
Tiba-tiba sang Warok terjatuh belati tersebut menancap di pahanya sebelah kiri, erangan tiada henti terdengar dari mulutnya.
Sang Warok menotok bagian atas pangkal pahanya tapi racun belati miliknya sendiri menyebar lebih cepat dari yang dia duga dan sialnya bagi sang Warok saat itu dia tidak membawa penawar dari racun tersebut.
Sang warok bergulingan ditanah merasakan sakit yang luar biasa dan tubuhnya lambat laun mulai menghitam akibat racun ganas yang terkandung dalam belati itu.
Sang Warok memohon untuk dibunuh karena dia merasa sangat tersiksa dengan keadaannya itu.
Yuda memandang kearah mawar dan perempuan tersebut mengerti arti dari pandangan sang pendekar.
Mawar meloloskan kembali senjatanya yaitu selendang merahnya lalu mengalirkan tenaga dalamnya pada selendang tersebut lalu mawar melesat dan menggerakkan selendang tersebut ke kepala sang Warok. Terdengar suara menggidikkan saat hantaman selendang merah yang sudah berubah laksana baja menghancurkan kepalanya.
Sang Warok langsung terkapar dan nyawanya terlepas saat itu juga.
Setelah menghabisi nyawa Warok Kendil, mawar terduduk dan menangis tersedu-sedu seraya berkata,"Ayah...kang Jaka aku sudah menghabisi salah seorang bangsat yang membunuhmu semoga arwah kalian tenang dialam sana"ucap mawar sambil menangis. Saat mawar terhanyut dalam kesedihan, sebuah tangan yang kekar memegang pundaknya tapi tanpa disangka perempuan cantik itu malah menghambur kedalam pelukan sang pemuda, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan si pemuda hanya diam saja.
Biar bagaimanapun hasrat kelaki-lakian Yuda diperhadapkan dalam kondisi seperti itu pasti akan bereaksi.
Yuda yang tidak pernah mengenal perempuan saat dia digembleng oleh eyang Braja Sedeng dipuncak gunung Bromo diperhadapkan oleh kondisi demikian.
Entah siapa yang memulai bibir mereka saling melumat dan bertaut dengan mengeluarkan suara yang sangat indah. Desahan dan erangan dari perempuan cantik itu membuat sang pendekar semakin berani untuk melakukan remasan-remasan dibagian tubuh sang dara terutama dibagian gunung kembarnya yang membusung indah.
Saat mawar yang sudah dirasuk birahi yang hebat hendak melepaskan pakaiannya, Yuda langsung menahannya.
"Jangan mawar...jangan lakukan hal itu!aku tidak mau merusak dirimu, cukuplah dengan apa yang kita lakukan dan terima kasih atas ciuman yang hangat yang telah kau berikan untukku tadi"ucap Yuda.
Yuda mengecup bibirnya yang merah merekah kembali dan membuat sang Dara meracau serta mendesah kembali.
Mawar memeluk sang pendekar dengan erat sehingga kedua gunung kembarnya yang kencang dan montok itu menempel didada sang pendekar.
Tiba-tiba sang pendekar merapikan baju Mawar kembali yang membuat dara tersebut kecewa dan ingin lebih dari itu.
Dia terus memeluk sang pendekar, lalu sang pendekar mengecup dahinya dan mengelus rambutnya dengan kasih sayang.
"Mari kita menolong perempuan-perempuan malang itu mawar!"ajak Yuda.
Dimarkas tersebut hanya ada tiga bangunan permanen sedangkan yang lainnya hanya kemah-kemah yang bertebaran disekeliling tiga bangunan itu.
Yuda dan mawar memasuki tempat permanen yang tadi dimasuki oleh warok kendil dan saat Yuda membuka pintu tempat itu, kakinya laksana dipantek.
Dia melihat tiga wanita muda dan berparas cantik sedang dalam keadaan terlentang tanpa mengenakan selembar benangpun juga pada tubuhnya dan terlihat banyak penganiayaan yang dilakukan terhadap dirinya karena terlihat banyak tanda-tanda merah pada tubuhnya yang indah itu ditambah keadaan tubuh mereka yang sangat lemas. Entah sudah berapa lama mereka mengalami siksaan seperti itu.
Yuda menelan ludahnya beberapa kali melihat pemandangan yang menyiksa kelaki-lakiannya itu dan mawar langsung bertindak.
Dia bertindak cepat melepaskan totokan yang melanda tubuh ketiganya dan dibantu oleh Yuda sendiri lalu setelah terbebas ketiga wanita muda berparas cantik itu langsung menyambar kain apa saja untuk membungkus tubuh mereka yang tidak mengenakan apapun itu.
"sudah berapa lama kalian berada disini?"tanya Yuda.
salah seorang wanita berparas ayu berkulit sawo matang menjawab,"sudah tiga hari pendekar dan kami terus digilir untuk melayani nafsu bejadnya kepada kami"ucapnya.