Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nama panggilan
Radit kini sudah siap untuk bekerja dan sebelum dia berangkat, dia menemui adik iparnya, Karena ingin meminta sang adik, untuk melarang Julya melakukan aktivitas pisik apa pun.
Apa yang diperintahkan Radit tentu membuat Junny sang adik ipar bertanya, "kenapa harus dilarang?"
"Menurut kamu kenapa?"ucap Radit yang malah balik bertanya, karena tahu dengan jelas jika Junny tahu alasannya melarang Julya beraktivitas pisik karena apa.
"Ya gak tahu, makanya aku nanya Kakak ipar." jawab Junny, konsisten dengan pura-pura tidak tahunya.
"Ah sudahlah, pokonya larang kakakmu untuk beraktivitas pisik, jika aku lihat dia mengerjakan sesuatu, kau yang aku hukum. Akan kuberitahu Ayah dan Mamah, jika kamu sedang hamil, dan menyatukan kamu dengan coky didalam penjara."
Sungguh Junny tidak menyangka jika Radit akan mengancamnya sampai seperti itu, hanya karena takut sang kakak akan melakukan aktivitas pisik.
"Lebay" ucap Junny yang tidak ada takut-takutnya dengan ancaman Radit, karena dia tahu Radit tidak sekajam itu.
"Tidak Lebay, aku hanya ingin saat aku kembali kakakmu sudah bugar lagi." jelas Radit yang tidak ingin dianggap Lebay oleh sang adik.
"Cie, yang kecanduan." Eh, Junny malah meledek dan Radit yang sudah tidak mau lagi meladeni ucapan Junny, langsung bergegas menuju pintu keluar apartemennya, tanpa berpamitan pada Junny, karena merasa itu tidak perlu.
"Dah kakak ipar, akan aku pastikan jika kakak pulang. Kak July siap digempur lagi." ucap Junny sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya, walau tidak mungkin dilihat Radit, dan ucapa Junny barusan ditangapi Radit dengan isyarat jari yang dibentuk huruf ok. Tanpa melihat kerah Junny.
Junny tentu melihat itu, karena radit melakukannya dengan tangan yang diangkat keatas, sejajar dengan bahu,
Pintu tertutup dan setelah itu keduanya tersenyum, Radit tersenyum karena senang punya adik yang bisa diajak kerja sama. Sedang Junny tersenyum karena sebuah pesan yang tiba-tiba datang meminta No. Mbanking miliknya. Dan kalian sudah pasti tahu siapa yang mengirim pesan itu.
"Ini untuk rasa terimakasih ku, dan jika apa yang kamu janjikan terbukti, akan aku tambah lagi." sebuah tulisan dibawah setruk bukti transaksi MBanking yang masuk pada Rekening Junny.
"Siap pak Bos, senang bekerja sama dengan anda." itulah balasan dari Junny.
Junny, yang ingat Jika sang kakak tidak boleh melakukan aktivitas pisik apapun, langsung bergegas membersihkan apartemen, dan setelah acara bersih-bersih selesai, dia masuk kearea dapur, memasak masakan yang bisa membuat sang kakak kembali Vit.
Dan disela aktivitas Junny didapur, Julya yang sudah bangun juga kelaparan kini menghampiri Junny.
"Junny, kamu sedang apa?" itulah pertanyaan dari Julya setelah berada didekat Junny.
"Masak kakak, masa bersihin wc, itu gak mungkin kan?" ucap Junny sambil tetap fokus pada masakannya.
"Iya sih, tapi tumben masak, dan memangnya kamu bisa masak?" ucap Julya ragu jika sang adik yang memang manja, bisa memasak.
"Ya bisa lah, kan aku sering belajar sama mamah." ucap Junny yang memang benar adanya, dia memang sering belajar memasak pada sang mamah. karena ingin menjadi seorang istri yang disayangi suami.
"Kapan? kok kakak gak tahu?" ucap Julya yang masih saja ragu akan keahlian Junny yang satu ini.
Junny yang perlu meluruskan pikiran sang kakak, agar tidak terus berburuk sangka, kini menghadap kearah Julya setelah mengecilkan api dikompor.
"Kak, kakak tahu kan jika aku udah pengen nikah?" dan Julya mengangguk pasti, karena sangat tahu.
"Nah, karena jika nikah kita harus bisa masak agar disayang suami, jadi aku belajar memasak sama mamah, dan itu aku lakukan sejak aku ingin menikah, dan kenapa kakak tidak tahu? itu karena kak sibuk dengan dunia kerja kakak, bahkan kaka sering lembur dengan partner kerja kakak, kak Riski." ucap Junny dan dia langsung kembali menghadap kearah kompor takut masakannya gosong.
"Oh iya kak, nanti keluarin cucian kotor dikamar kakak, biar aku yang cuciin dan gak perlu beresin rumah, karena aku sudah melakukannya." ucap Junny penuh semangat, tidak terlihat keterpaksaan di setiap ucapannya, dan Julya hanya bisa menatap Junny dengan raut wajah bingung, penuh tanya. Ada apa dengan adiknya?
"Junny kamu salah minum obat? atau bagaimana?"
"Tidak salah minum obat, juga tudak gimana-gimana, hanya saja kakak ipar bilang aku harus menjaga kakak dengan baik." ucap Junny terus terang.
"Dijaga. memangnya aku anak kecil sampai harus di jaga segala?"
"Bukan. kakak bukan anak kecil, tapi istri sultan yang harus aku jaga agar selalu vit, saat pak sultan pulang kerumah."
"Aneh-aneh saja panggilan kamu itu junny-Junny." ucap Julya yang malah fokus pada nama panggilan yang diberikan junny untuk Radit, dan ngomong-ngomong tentang nama panggilan Julya jadi ingat tentang Junny yang kemarin memanggil Radit dengan panggilan kak Riski.
"Junny kemarin kamu panggil Pak Radit, kak Riski bukan?"
Junny yang ditanya demikian tentu langsung menghentikan aktivitasnya sejenak, dan setelahnya kembali melanjutkan aktivitasnya lagi, sambil berkata "Iya kak kakak tidak salah dengar, aku memang memanggil kak Radit dengan sebutan ka Riski, alasannya karena nama Kak Radit ada nama Riskinya kan? Riski Raditia."
Deg Deg Deg, Tiba-tiba jantung Julya berdegup sangat kencang karena jujur dia baru tahu nama lengkap sang suami. Alasannya Karena memang tidak perduli, jadi tidak pernah mencari tahu nama lengkap pak Radit.
Junny yang melihat raut wajah berbeda Julya langsung panik, takut sang kakak kenapa-kenapa.
"Kak, kamu baik-baik saja kan, oh ya ampun kak jangan bikin takut." ucap Junny sambil memegang tangan sang kakak erat-erat saking takutnya.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏