Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
"Bara,siapa dia?"tanya Sofia yang kembali histeris," aku menunggumu selama bertahun-tahun tapi kenapa kau malah menyimpan gadis lain di rumah ini?"
Apa pun tentang diriku,kau tidak berhak tahu, sejak awal aku sudah menolakmu keras, lantas kenapa kau masih berharap padaku?" ujara Bara yang benar-benar mematahkan hati Sofia.
Tega,kau tega padaku, Bara.ku berikan semua cintaku padamu tapi kau tidak pernah membalasnya,katakan padaku,gadis mana yang kau simpan itu?"
Bara diam tidak menjawab,hanya dengan lirikan mata ia memerintahkan Tomo membawa Sofia pergi dari rumahnya.tanpa memperdulikan Sofia,pria ini masuk ke dalam rumah lalu mengunci pintu.
"kekasihmu kasihan dia,kenapa kau sangat kejam padanya?"ujar Sinta yangendadak ingin tahu.
Dia bukan kekasihku,jangan sok tahu!"sahut Bara lalu mengajak Brian dan Chris masuk ke ruang kerjanya.
Tinggallah Sinta seorang diri,gadis ini memilih untuk menonton televisi,apa yang ia tonton pada akhirnya tidak sinkron. Sinta penasaran kenapa Bara mengacuhkan wanita yang sering datang ke rumah ini.
"sepertinya aku harus bersikap baik?"sepertinya Bara bisa di manfaatkan,"ucap Sinta dalam hati.
Sinta tertawa cekikikan,dari pada ia memikirkan cara untuk kabur lebih baik ia memikirkan cara bagaimana Bara bisa menurut padanya,begitu pikir Sinta.
Sementara Bara saat ini sedang sibuk mengobrol bersama Chris dan Brian,mereka bertiga membahas tentang sesuatu yang akan mereka kerjakan malam ini. Apa lagi kalau bukan bisnis jual beli barang haram.
"Cuma masuk delapan ratus ribu pil ekstasi dan empat ratus kilo heroin. Apa kau tetap ingin membelinya,"tanya Brian.
"Kenapa sedikit sekali?"tanya Bara yang merasa heran.
"Mereka membaginya dengan bandar yang lain?"jawab Chris.
"Oh,sialan!"pasti semua ini kerjaan Sean yang membagi barang ini.Andai dia dekat,sudah pasti akan ku hajar,"ucap Bara yang merasa kesal.
"Yang penting bisnis kita lancar?"ucap Brian." siapkan saja uangnya,ucapnya mengingatkan.
"Aku sudah mentransfer uang muka pada James.jika transaksi sudah selesai,aku akan mentransfer sisanya,"ucap Bara memberi tahu.
"Seperti biasa ,mereka sendiri yang akan mengantar ke gudang."ucap Chris memberi tahu.
Bara menganggukkan kepalanya, pembicaraan mereka selesai,segera Bara keluar dari ruangan untuk mencari Sinta yang masih berada di ruang keluarga. Brian dan Chris pamit pergi karena mereka masih ada pekerjaan yang lain harus di selesaikan.
"Malam ini aku akan pergi,ada pekerjaan yang harus aku lakukan,"ucap Bara memberi tahu Sinta.
"Apa hubungannya dengan aku?"tanya Sinta.
"Kau istriku,sudah seharusnya aku memberitahumu jika aku pergi,"jawab Bara yang mulai kesal.
"Memangnya kalau di nikahi secara paksa akan sah hukumnya?"
Bara menghembuskan napas pelan,ia menatap Sinta dengan perasaan bingung.
"Intinya kau adalah istriku sekarang!"tegas Bara.
"Istri yang akan kau siksa seumur hidupmu?"
"Isi kepalamu hanya memikirkan tentang aku yang jahat,dasar kecil dan lebat!"ejek Bara.
"pendek dan lemah,iya kan?"
Telinganya terasa panas mendengar penghinaan yang di lontarkan dari mulut Sinta,tanpa banyak bicara, Bara langsung menggendong Sinta menuju kamarnya di lantai dua.
"Turunkan aku,"pinta Sinta.
"Kau ini memang minta bukti,"ucap Bara.
"Aku hanya bercanda,tolong jangan perkosa aku tuan,"mohon Sinta.
"Perkosa,"hei,kau ini istriku jadi aku bebas melakukan apa saja padamu termasuk menidurimu,"ucap Bara seketika membuat Sinta ketakutan.
Sampai di kamar, Bara langsung menurunkan Sinta lalu mengunci pintu kamar. Bara tersenyum sinis sambil melepas semua pakaiannya, wajah Sinta panik ia berusaha mencari jalan keluar tapi tidak ada karena semua di kunci.
"Aku mohon jangan sentuh aku,pintah Sinta yang benar-benar ketakutan.
"tidak bisa!"aku akan menyicipi ladang kering dan rimbun milikmu,"kata Bara membuat Sinta semakin panik dan takut.
"Aku akan menendang burungmu jika kau berani mendekat!"ancam Sinta.
"Coba saja kalau bisa,"ucap Bara yang langsung menangkap Sinta.
Sinta berteriak minta tolong,tapi siapa yang akan menolongnya karena kamar ini kendap suara. Bara memeluknya,mencumbu bibir gadis ini secara paksa, tubuh kecilnya tak seberapa kuat,nyatanya kedua tangan Sinta bisa di tahan dalam satu genggaman tangan Bara.
"Lepaskan aku,ku mohon ketika Bara melepaskan ciumannya.
Bara tidak menjawab,nafsu birahinya sudah merasuk kedalam jiwa. Bara merobek DRES yang di kenakan Sinta hingga tampaklah buah dada yang tak seberapa besar dan ladang mini yang rimbun.
"Hentikan!"tolong jangan sentuh aku,"mohon Sinta yang mulai menangis.
Isak tangis gadis ini tidak di hiraukan Bara, tanpa aba-aba apalagi pemanasan, Bara langsung menyerang dan membuka jalan yang terlalu rimbun,berulang kali Bara menghentakkan batang kemaluan yang begitu sulit untuk masuk.
Sinta yang merasa kesakitan hanya bisa menggigit bibir bawahnya, Bara yang memulai lebih dulu ejekanya tapi dia sendiri yang termakan oleh ejekanya.
"Sakit!"rintih Sinta yang kedua kakinya mulai lemas.
Ia berusaha melawan, memukul Bara tapi sama sekali tidak di hiraukan oleh Bara hingga pada akhirnya rudal yang panjang dan besar tersebut masuk menerobos sarang burung milik Sinta.
Sinta mencengkram kedua lengan Bara,dapat ia rasakan perih dan pedih bercampur menjadi satu di dalam sana, ada yang berkedut tapi bukan mata,ada yang sesak tapi bukan dada.
"Apakah pendek?"tanya Bara pada Sinta yang sudah tidak bisa mengeluarkan suaranya.
Ekspresi wajah Sinta saat ini sudah membuktikan jika ia benar-benar kesakitan, tubuh kurusnya di tindih dengan tubuh tinggi besar membuat Sinta merasa tulang belulangnya remuk.
"Mari kita mulai permainan pertama kita,,sayang. Ucap Bara lalu mencumbu bibir Sinta sambil meremas buah dada yang tak seberapa besar dan menggoyang di bagian bawah.
Bara bisa melakukan tiga gerakan dalam satu waktu,lidahnya menari-nari dalam mulut Sinta. Tapi tak sekalipun Sinta membalas cumbu mesra yang di berikan Bara secara paksa kepada dirinya.
****
"Sinta,buka pintunya,"pintah Bara sudah hampir dua jam berdiri di depan pintu kamar.
Puas melakukan hubungan suami istri secara paksa,kali ini Bara merasa bingung dan gelisa karena saat ini Sinta sedang mengurung dirinya di kamar.
Sedangkan Sinta saat ini terus menangis karena keperawananya sudah di pecah oleh Bara secara paksa. Perbandingan umur dan di lakukan tanpa cinta membuat Sinta tidak terima meskipun mereka adalah suami istri.
"Aduh perih,"keluh Sinta yang benar-benar merasakan perih di bagian selangkanganya. Sinta sama sekali tidak menghiraukan Bara, yang sejak tadi sibuk mengetuk pintu dan merayunya untuk keluar.
"Aku lapar,tenagaku habis di ambil pencuri sialan itu,"ucap Sinta sesegukan,"apa jadinya nasipku ini,kenapa perjalanan hidupku sakit sekali?