Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya berubah semenjak kematian sang ayah, membuat dirinya berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
POV RITA
Setelah kepergian Adi, Rita begitu terpukul, menyesal setelah mendengar semua yang terjadi kepada Adi adalah karenanya. Ia sungguh teramat menyesal, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan kehilangan pria yang begitu menyayanginya.
Sosok Adi dimata Rita adalah lelaki yang sangat baik, bahkan selama 5 tahun mereka berpacaran, mereka tidak pernah melakukan hubungan se*s bebas. Adi yang begitu menyayangi Rita, tidak ingin merusak wanita yang ia cintai hanya dengan nafsu sesaat.
Keegoisan Rita telah menghancurkan semuanya, kenangannya bersama Adi terus berputar dalam ingatan, bagaimana kala pertama mereka bertemu, dan semua yang telah mereka lalui selama ini, apapun yang Rita inginkan selalu Adi usahakan untuk memenuhinya.
Dimata Adi, Rita adalah segalanya, bahkan saat Adi berencana melamar Rita, ia sampai membelikan cincin dengan harga yang fantastis, sesuai dengan keinginan Rita.
Nasi sudah menjadi bubur, yang telah pergi tidak mungkin kembali lagi, kini hanya penyesalan yang Rita rasakan, kehilangan lelaki yang hampir sempurna yang pernah mewarnai hidupnya.
Akhirnya Rita kembali kekostannya untuk mengambil barang-barangnya, ia sudah memutuskan akan pulang ke kampung halamannya.
Berada di Bandung menyisakan luka yang begitu besar baginya, sebelumnya ia diperlakukan kasar dan mengalami pele*ehan oleh Nino, kemudian ia harus kehilangan pria yang sangat ia cintai untuk selama-lamanya.
*******************
Setelah sampai dikostan, ia mulai berkemas, memasukan semua barangnya dalam koper. Ketika hendak mengambil kopernya yang lain, yang berada diatas lemari, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
Ia pun segera membuka pintu, dan mengernyitkan dahi, kala melihat siapa yang ada di depan pintu.
" Maaf, apa benar kamu Rita??" Tanya wanita itu sambil tersenyum ramah.
"I-iya aku Rita, maaf kalian ini siapa ya??" Jawab Rita terbata kala melihat tamu yang tidak ia kenal.
Rita terkejut melihat kedatangan seorang wanita dengan 2 orang pria berbadan besar yang berada didepan kamarnya.
"Boleh kami masuk?? Karena ada hal penting yang ingin kami tanya kan kepadamu!!!" Tanya wanita itu lagi.
" Aaa-ah ii-iya silahkan!!!" Sambil mempersilahkan mereka masuk, kemudian menutup pintu kembali.
"Silahkan duduk, kalian mau minum apa??" Tanya Rita yang masih bingung dengan maksud kedatangan mereka.
" Gak usah repot-repot, kami kesini hanya ingin menanyakan sesuatu, dan aku harap kamu mau bekerja sama dengan baik!!" Jawab wanita itu sambil duduk di sofa sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Mau tanya apa ya??" Tanya Rita sambil duduk di samping mereka.
"Ini kamu dan Nino kan???" Sambil menyodorkan sebuah foto yang ia ambil dari dalam tasnya kepada Rita.
"Hmm i-iya benar!!!" Jawabnya sambil mengambil foto itu.
"Ada hubungan apa kamu sama Nino?? Kamu tau bukan kalau Nino sudah mempunyai kekasih, sama halnya seperti kamu yang memiliki kekasih saat kalian berselingkuh, sayangnya kekasih kamu harus menanggung semua kesalahan kalian." Jelas wanita itu to the point, membuat Rita kebingungan dan langsung berdiri dari duduknya.
"Apa maksud kamu, siapa kalian??" Tanyanya demgan sedikit emosi.
"Ups maaf aku lupa, perkenalkan namaku Selvi, dan mereka adalah orang-orangku. Aku tahu semua tentang kamu, termasuk Adi, kekasih kamu yang baru saja meninggal. Kamu tidak perlu tahu aku dapat semua info itu dari mana!!!" Selvi ikut bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Rita yang sudah terlihat panik.
"Lalu apa mau kamu??" Tanyanya lagi kali ini terlihat sangat panik.
"Aku cuma mau kamu bekerja sama, atau jika kamu menolak, maka kamu juga akan ikut terseret dalam kasus percobaan pembunuhan terhadap Puteri yang dilakukan bersama Nino." Ancam Selvi sambil berbicara seraya berbisik disamping telinganya Rita.
"Puteri?? Puteri siapa??" Jawabnya yang seolah-olah tidak mengerti dengan perkataan Selvi.
"Ayolah jangan bersandiwara, aku sudah tau semua, aku hanya butuh pengakuan jujur dari mulut kamu, maka setelah itu aku tidak akan mengusik kamu lagi." Jawab Selvi yang sedikit kesal kemudian duduk kembali ditempatnya semula."Apa kamu akan terus memihak Nino dengan menyembunyikan kebenaran ini?? Apa tidak cukup dengan yang terjadi kepada Adi?? Apa kamu tidak menyesal??" Kemudian ia pun bangkit lagi dan mendekati Rita yang masih berdiri mematung."Dengar Rita, aku tau kamu juga tersakiti oleh Nino, kita bisa menghukumnya bersama. Kamu mau kan bekerja sama denganku, agar Nino mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya!!!" Bujuknya sambil memegang tangan Rita.
"Aku gak mau lagi berurusan dengan pria bre*gs*k itu,!!!" Jawabnya sambil melepaskan tangan Selvi dan membalikan badannya.
"Maka dari itu, lakukanlah apa yang aku pinta tadi, maka kamu akan terbebas dari pria itu!!!, dan ia pun akan mendapat hukuman dari perbuatannya." Bujuk Selvi lagi sambil mengikuti arah badan Rita.
Rita terdiam sesaat, kemudian ia berjongkok dan menangis sesegukan.
"Aku menyesal dengan semua ini, seandainya aku gak bertemu Nino, dan gak terlibat dengan masalahnya, maka aku tidak perlu kehilangan pria yang menyayangiku dengan tulus." Sesalnya sambil terisak
Kemudian Selvi membantunya berdiri dan mendudukannya di kursi, ia mengelap air mata Rita yang mengalir deras membasahi pipinya.
Pertemuan hari ini memang Selvi rencanakan, agar emosinya Rita yang sedang berduka bisa membantu membuatnya berbicara tentang kebenaran itu.
"Dengar Rita, dengarkan kata-kataku baik-baik, percuma kamu menyesali semua yang sudah terjadi!!! " Jawab Selvi sambil mengusap puncak kepala Rita. "Kamu tau?? Mungkin disana Adi kecewa jika melihat kamu begini, sebaiknya yang kamu lakukan adalah memperbaikinya, walaupun itu tidak akan membuatnya kembali, tapi setidaknya, mungkin ia akan bangga melihat kekasihnya sudah melakukan hal yang benar." Bujuk Selvi dengan nada yang sendu.
"Lalu apa yang harus saya lakukan??" Tanya Rita yang mulai luluh.
"Kita temui Puteri, kamu harus jelaskan semua yang terjadi kepadanya. Kalian sama-sama perempuan bukan, bagaimana jika kamu ada diposisinya?? Kamu tau bagaimana rasanya kehilangan bukan?? Itu juga yang Puteri rasakan kala ia kehilangan janin yang ada dalam kandungannya, terlebih karena ulah kalian itu juga hampir saja merenggut nyawanya." Ajak Selvi sambil menggenggam kedua tangan Rita. "Apa kamu bersedia menemui Puteri??".
Rita terdiam sejenak memikirkan kata-kata Selvi barusan, kemudian ia menjawab "Hu'um" Disertai dengan anggukan kepalanya.
"Baiklah ayo!!!" Mereka pun menuju rumah Puteri.
***********************
Nino kala itu hendak menemui Rita dikostan, mendengar pembicaraan mereka, ia sangat marah, terlebih kala mengetahui bahwa Rita mau bekerja sama dengan Selvi.
Ia kemudian meninggalkan kostan itu. Hatinya begitu kesal, ia lalu menghubungi teman-temannya, mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu.
Nino lalu menemui mereka di suatu tempat yang sudah dijanjikan. Bermaksud menyampaikan niatnya pada mereka. Yaitu untuk memberi pelajaran pada seseorang. Nino yang kala itu amarahnya benar-benar sudah memuncak, kecewa dengan Rita, tidak menyangka bahwa selingkuhannya itu bisa menikamnya seperti itu.
Mereka merencanakan sesuatu untuk menghancurkan Rita, karena sudah berani menghianati Nino. Awalnya mereka tidak setuju dengan rencana Nino, namun uang mampu merubah mereka. Dan mereka sepakat untuk menjalankan rencana itu pada malam ini.
Namun satu hal yang tidak Nino sadari bahwa ia masih diikuti oleh 2 orang suruhannya Wulan, sehingga rencana mereka sudah diketahui oleh pihak Puteri.
Selvi yang masih berada di kediaman Rita, langsung membuat rencana baru. Awalnya ia yanya akan membawa Rita saja untuk menemui Puteri, namun kini keselamatan jadi taruhannya, ia lalu meminta kedua orang pria yang menjadi suruhannya untuk membantu Rita berkemas, agar setelah bertemu Puteri, kedua orang suruhannya bisa langsung mengantar Rita ke kampung halamannya dengan selamat.
Awalnya Rita terkejut dengan penuturan Selvi yang memberi tahu rencana Nino kepadanya, ia sempat ketakutan, namun Selvi menjamin ia akan baik-baik saja.
Setelah selesai berkemas. Mereka membawa barang-barang Selvi dan memasukannya kedalam mobil, lalu mereka pun menuju kediaman Puteri.