Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada rasa
Keesokan harinya Thia terbangun dan merasa sedikit pusing.
"Lahhh? Gue dimana ini?" Tanya Thia kebingungan
Thia melihat ke sofa dekat tempat tidur itu ada pria yang tampak tertidur.
"Hah? Gue diapain semalam" katanya dengan khawatir.
Thia turun dari tempat tidur dan menuju ke arah pria yang tidur membelakanginya.
Saat sudah dekat dia mengintip wajah pria itu karna dia harus memastikan apa yang terjadi
Tadi malam.
"Hah!!!!!! pak Tian!!!!!" Teriaknya terkejut hingga membuat pria itu terbangun.
"Enghhhhhhfff, Lo udah bangunnn" ucap Tian dengan suara yang serak dan berat dengan mata yang masih tertutup.
Melihat pemandangan wajah tampan Tian terpangpang jelas Dimata Thia membuatnya sangat tersipu dan tak bisa berkata-kata.
"Kenapa jantung gue deg degan coba?" Tanya Thia dalam hatinya.
"Lo kenapa gak jawab?" Tanya Tian lagi
"Ehhhhh ii ii Iyaaa gue baru bangun, ini dimana yahhh?" Tanya Thia
"Di rumah gue" jawab Tian
"Lahhh kenapa Lo masih tidur biasanya Lo udah di kantor jam segini" kata Thia memastikan setelah melirik ke jam dinding di kamar itu.
"Lo cek dulu hari apa ini?"
"Ouhhh iya ini hari Sabtu" ucap nya setelah mengecek hp nya, namun dia tiba-tiba melihat hampir 100 panggilan tak terjawab dari papi dan mami nya.
"Astagaa papi dan mami gue udah nelponin gue dari semalam" kata Thia dengan khawatir.
"Udah tenang aja kali, itu kan panggilan yang gak terjawab, itu gue ada jawab kok semalam sekali panggilannya." Kata Tian yang tiba-tiba duduk.
"Lo jawab? Lo bilang apa? Nanti Papi gue malah mikir yang aneh aneh lagi" ucap Thia khawatir
"Gue udah bilang kalau Lo ketiduran, dan gue gak bisa anterin Lo karna udah kemalaman jadi yahh gue minta ijin aja buat tanggung jawabin Lo dan gak bakal macam-macam"
"Trus papi gue ngamuk?"
"Enggak, anehnya lagi malah kelihatan senang trus langsung nutup telpon nya" ucap Tian
"Aihsssss pasti papi sama mami gue mikir yang aneh-aneh" kata Thia
"Lo udah sadar kan gak mabuk lagi?" Tanya Tian mencari topik lain
"Hemmmm, gue minum kebanyakan dehh kayak nya semalam" ucap Thia tanpa rasa bersalah karna sudah merepotkan Tian
"Dan banyak ngomong juga sebenarnya" kata Tian
"Hemmm, gue semalam ngoceh yahh? Maaf yah kalau ocehan gue gak jelas dan makasih banyak udah mau bantuin gue" ucap Thia
"Ocehan Lo semuanya jelas dan masuk akal kok jadi santai aja" katanya lagi
"Ouhh iya, Lo bisa mandi dan kalau mau buat sarapan buat aja di dapur gue ada stok roti dan buah, terserah Lo dehh mau di apain. Gue mau ke rumah sakit dulu, karna asisten rumah gue lagi sakit" katanya menjelaskan
"Ouhhh oke dehh, tapi Lo balik lagi kan?" Tanya Thia
"Iyaaa gue balek kok, nanti gue aja yang ngantar Lo pulang" katanya lagi.
"Hemm makasih" ucap Thia.
Thia pun mandi dan memakai pakaian yang sudah di siapkan oleh Tian, pakaian yang tampaknya masih baru itu tampak sangat cocok di tubuhnya.
"Wahhhh cantik banget dan elegan gue suka dehh konsep baju yang simpel gini" ucapnya
Setelah itu dia pergi ke dapur dan melihat semua alat masak dan bahan makanan yang begitu banyak dan tertata rapi disana.
"Pasti asisten rumah tangga Tian Baim dan sayang banget sama dia, makanya Tian juga khawatir dan mau jenguk ke rumah sakit" kata Thia menyimpulkan
Karna sudah merasa lapar Thia hanya menyiapkan sarapan simpel pagi itu, dengan memanggang roti serta meminum susu.
"Hemmmm kalau gue nikah sama Tian pasti dapur ini jadi tempat kita berdua cerita dan ketawa bareng" ucap nya bergurau sendiri.
Namun setelah mengucapakan hal asal itu dia langsung sadar dan merasa aneh dan kembali membayangkan wajah Tian saat baru bangun tadi.
"Waduhhhh gila, gak..... Gak........ Yakali gue jatuh cinta sama dia, astaga gak boleh gak boleh" ucap Thia langsung membuang pikiran anehnya itu.
Setelah selesai sarapan dia kembali ke kamar tempatnya tidur tadi, lalu dia tiba-tiba kepikiran.
"Kenapa Tian malah tidur di sofa padahal tadi gue lihat ada kamar lainnya"
"Aneh banget, gue harus nanyain sihh dan harus waspada, gue gak di apa apain kan sama dia" ucap Thia lagi memikirkan hal hal aneh.
"Tapi kenapa dia lama banget yahh" katanya lagi menyambung ocehan tak jelasnya itu.
Klakson mobil Tian terdengar di depan, dengan semangat Thia berlari ke pintu depan.
"Yehhhhh Lo akhirnya balek" ucap Thia dengan senang dan menunjukkan wajah fresh.
Tindakan Thia itu membuat Tian diam sejenak, pikirannya di lintasi oleh sebuah keluarga yang baru terbentuk.
Namun setelah itu dia kembali ke akal sadarnya.
"Iyaa Lo emang udah nungguin?" Tanya Tian bertanya dengan asal.
"Udahhh, dari tadi gue udah nungguin, bosan banget tau sendirian doang"
"Mau gue buatin sarapan?" Tanya Thia
"Hemmm, emmm bolehhh" ucap Tian
"Okehhh, tungguin yahh" Thia kemudian memanggang roti dan menyiapkan segela susu dingin lalu membawanya ke Tian.
"Nihhh" katanya menghidangkan sarapan simpe itu.
"Lo udah sarapan?" Tanya Tian karna yang di bawakan Thia hanya porsi satu orang Saja
"Udahhh, gue udah kenyang malah"
"Emmmm gue mau nanyak sesuatu boleh gak? Gue gak ingat sama sekali semalam gue ngomong apa aja dan ngelakuin apa aja"
"Emmm truss?" Kata Tian
"Lo semalam gak apa apain gue kan? Ehhh maksud gue kenapa Lo tidur nya di kamar tempat gue juga, sedangkan gue perhatiin rumah Lo kamarnya banyak juga" ucap Thia
"Hahaha, Lo lawak banget sihh" kata Tian tertawa. Melihat Tian tertawa pun membuat jantung Thia tiba-tiba berdetak kencang, baru kali ini bos yang di sebut dengan istilah harimau gila itu terlihat tertawa dan dengan tawa lepas pula.
"Lo kenapa diam?" Ucap Tian
"Ee enggak, ehh maksud nya kenapa Lo tidur di kamar itu?" Tanya Thia kembali dengan nada gelagapan.
"Alasannya yah karna Lo" kata Tian singkat
"Lahhh emang gue kenapa?" Tanya Thia
"Semalam Lo nangis dan gak mau di tinggalin, gue sebenernya ngerasa janggal juga semalam, tapi karna Lo dalam keadaan gak sadarkan diri yaudah gue ikutin aja kemauan Lo" ucap Tian lagi
"Hah? Kemauan gue? Emanga gue mau apa semalam" ucap Thia, namun sebelum Tian menjawab tiba-tiba Thia mengingat satu adegan.
Lalu dia menjauh dari Tian, dan menutup mulut nya karna terkejut.
"Lo semalam gak negalakuin hal yang lebih dari situ kan?" Tanya Thia dengan rasa cemas dan khawatir
"Maksud nya?"
"Iyaaa iyaa gue ingat, gue nyuruh Lo meluk gue kan?"
"Hemmmm" jawab Tian dengan singkat
"Tapi Lo gak lanjutin ke hal lain kan?" Tanya Thia memastikan kembali
"Ya enggak lah, Lo gak usah cemas kali, gue juga bisa jaga harga diri cewek" ucap Tian
"Huffffff syukurlah kalau gitu, tapi kenapa Lo mau meluk gue? Bukannya Lo benci ya sama gue?" Tanya Thia lagi
"Karna ada kesempatan" kata Tian langsung terus terang.
"Aihhhhhh untung aja gue hanya minta di peluk, coba aja gue minta lebihh bisa mampus dehh gue" katanya mengoceh.
"Yaudah dehh terserah Lo mau mikir dan nyimpulkan nya gimana"
"Lo udah bebereskan, ayo biar gue anterin langsung pulang ke rumah Lo" kata Tian
"Kenapa yah ini orang jadi berubah derastis di depan gue, apa semalam kepalanya kenak besi yah atau ketimpa bulan?" Tanya Thia dengan bingung di dalam hatinya.
"Lo gak mau balek? Kok malah begong sihh?" Tanya Thia lagi.
"Ehhh iya iya, bentar gue ambil dulu yah tas gue"
"Oke" ucap Tian
Setelah melihat Thia berjalan ke kamar nya, Tian merasakan suasana hati yang lebih baik, dia tak tahu apa yang sedang dia rasakan, selama bersosialisasi dengan banyak perempuan hanya dengan Thia lah dia bisa menjadi pria dengan kepribadian lain.
"Gue harap ini bukan rasa yang salah" ucapnya dalam hatinya.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."