Amara Calista seorang gadis berbadan bongsor, yang mempunyai hobi main basket, jatuh cinta pada seniornya yang bernama Altaf Alfarizi. Altaf yang mempunyai banyak fans, awalnya hanya memandang sebelah mata pada Amara. Amara berusaha sungguh-sungguh untuk merubah penampilannya demi mendapatkan hati Altaf. Dan dengan kekuasaan sang papa Amara bisa mendapatkan Altaf melalui sebuah perjodohan. Namun sebuah musibah membuat Amara pupus harapan dan memilih berpisah dengan sang suami tercinta. Bagaimana kisah cinta Amara dan Altaf? Ikuti kisah lengkapnya dalam "Asmara Ke Dua".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Duga
Kejadian tadi malam membuat suasana rumah menjadi tidak nyaman. Pagi ini suasana di meja makan juga senyap. Hanya suara sendok beradu dengan piring yang terdengar. Alfin makan dengan tertunduk. Sementara Altaf hanya diam dengan wajah dinginnya.
"Fin, kamu harus bertanggung jawab, nikahin Rena." Kata papa Aldi buka suara.
"Tanggung jawab apa pa, aku nggak ngapa-ngapain Rena pa!" Jawab Alfin ngegas.
"Iya pa, mama juga nggak setuju, Rena bukan perempuan baik-baik. Nikah itu sekali seumur hidup pa!" Kata mama Fifi.
"Ma, ajari anak kita bertanggung jawab, walaupun hal itu belum terjadi, Alfin sudah berani menyentuh Rena, coba kalau Al tak segera datang pasti hal itu akan terjadi beneran. Rena mabuk sedangkan Alfin melakukannya dengan sadar. Hampir merusak anak gadis orang ma. Lagi pula bukannya mereka memang dekat?" Tanya papa Aldi pada sang istri.
"Iya tapi ya nggak nikah juga pa, memangnya kamu pacaran sama Rena Fin?" Mama Fifi ganti tanya pada Alfin.
"Nggak ma, memang dekat tapi nggak pacaran." Jawab Alfin sambil nunduk.
"Pa, sebaiknya tanya sama Rena dan orang tuanya dulu, setuju apa nggak mas Alfin nikahin Rena." Kata Altaf memberi solusi.
"Baik, papa beri waktu buat kamu bicara masalah ini sama Rena Fin, kalau mereka setuju lebih baik kalian menikah secepatnya.
"Papa! Mama tetap nggak setuju!" Kata mama Fifi sambil meninggalkan meja makan. Dan yang lain hanya bisa memandangi punggung mama Fifi yang masuk kamar.
***
Hari ini Rena menghubungi Altaf ingin bertemu. Dan mereka bertemu di sebuah kafe di depan toko milik keluarga Altaf.
"Ada Apa Ren lo ngajak ketemuan gua?" Tanya Altaf dengan nada malas.
"Al, gua mau minta maaf sama lo." Jawab Rena dengan nada takut.
"Kenapa lo minta maaf sama gua? Lo udah ketemu mas Alfin?" Tanya Altaf.
"Belum, gua takut, gua nggak tahu apa yang harus gua lakuin?" Kata Rena dengan mata berkaca-kaca.
"Ren, lo jujur sama gua, malam itu lo dari mana, kata mas Alfin, lo datang udah mabuk dan dalam pengaruh obat per***sang!"
"Dari kafe, gua janjian sama Dea, tapi ada seorang lelaki datangi gua ngasih gua minum sebelum Dea datang. Dan tak tahu kenapa gua langsung pusing, badan gua panas, dengan setengah sadar gua lari keluar cari taksi minta diantar ke rumah lo. Gua takut kalau harus pulang dengan keadaan mabuk pasti ibuk gua bakal marah." Rena menjelaskan panjang lebar.
"Lo tahu Ren, bukan cuma gua yang marah, tapi juga mama sama papa. Dan karna kejadian itu papa minta mas Alfin nikahin lo!"
"Al...., gua nggak mau Al, gua cintanya sama lo, bukan mas Alfin! Jawab Rena terkejut dengan apa yang dikatakan Altaf.
"Terlambat Ren, lo udah buat salah, sengaja atau nggak sengaja lo udah masuk rumah kami dan timbul masalah karenanya. Sekarang hubungan gua sama mas Alfin jadi renggang, mama juga marah. Trus apa yang lo bisa lakuin biar semua pulih?" Tanya Altaf frustasi.
"Tapi Al, gua nggak mau nikah sama mas Alfin, gua cintanya sama lo Al!" Kata Rena yang langsung berdiri memeluk Altaf.
"Maaf Ren, gua nggak bisa bantu lo dalam hal ini, kalau papa sudah buat keputusan kami nggak bisa membantah. Lagian selama ini lo juga dekat sama mas Alfin kan?"
"Tapi Al.....!" Kata Rena terputus karena tangisnya semakin keras. Alfin berdiri dari duduknya dan membalas pelukan Rena. Rena yang tingginya hanya sekitar seratus enam puluhan tenggelam dalam dada bidang Altaf. Altaf dengan lembut membelai rambut hitam Rena.
"Udah Ren, mas Alfin itu cowok baik, lo bisa bahagia sama dia. Kalau lo mau lanjut kuliah lo bisa ngomong sama mas Alfin. Gua jamin dia pasti ngizinin. Walaupun lo kuliah habis nikah. Lo bicara baik-baik sama mas Alfin."
Kata Altaf menenangkan Rena.
"Al, gimana gua bisa jauh dari lo Al, sikap dewasa lo ini yang gak gua dapet dari mas Alfin, gua cintanya sama lo Al, bukan mas Alfin, tapi gimana gua mau jelasin sama mas Alfin?" Kata Rena dalam hati bingung dengan keadaan yang harus dihadapi.
Tak disadari oleh Rena dan Altaf, Ara yang baru memakirkan motornya di depan toko buku, menyaksikan adegan mesra mereka berdua.
"Kak Al, ternyata kakak segitu sayangnya sama kak Rena. Ara begitu bodoh telah salah paham dengan sikap baik kak Al sama Ara. Apa karna kak Rena lebih menarik dari pada Ara kak?" Kata Ara dalam hati.
Setelah acara berpelukan tadi, Rena pergi dan Altaf kembali ke toko. Melihat motor sport merah yang sangat dia kenal, Altaf dengan cepat melangkah masuk toko
mencari sosok yang ia rindukan.
Setelah berkeliling beberapa rak buku akhirnya Altaf menemukan Ara.
"Rara, sendirian aja!" Sapanya pada Ara yang sedang sibuk memilih buku. Dan Ara terkejut tak menyangka Altaf akan menemuinya setelah bermesraan dengan Rena.
"Eh kak Al, iya kak Ara sendiri!" Jawabnya singkat sambil kembali pandangannya kembali fokus ke beberapa buku untuk mengalihkan rasa canggungnya.
"Ra..... kamu nggak papa kan?" Tanya Altaf lagi.
"Hah.....e enggak kak, Ara nggak papa, emangnya kenapa?" Ara balik bertanya.
"Kayak ada yang beda, mukanya aneh gitu!" Kata Altaf sambil memperhatikan Ara. Dan Ara langsung menetap tajam pada Altaf.
"Aneh ya, menurut kakak Ara aneh, ternyata sama pikiran kakak sama yang lain! Nganggap Ara aneh, ya kan?" Tanya Ara ngegas.
"Rara.... maksud kakak nggak gitu, kamu nggak ceria kayak biasanya, pasti ada sesuatu!"
"Nggak ada, kakak aja yang berlebihan, udah Ara mau bayar trus pulang!" Kata Ara ketus dan langsung meninggalkan Altaf. Altaf yang masih penasaran membuntuti Ara ke kasir.
"Saya yang bayar mbak!" Kata Altaf sambil menyodorkan kartu kreditnya.
"Ara punya duit sendiri kak!" Kata Ara semakin ketus.
"Kamu kenapa Rara ... ? Kakak ada buat salah, kayaknya mukanya kok kesel gitu sama kakak!"
"Nggak ada kak Altaf Alfarizi, Ara cuma lagi bad mood nggak usah ganggu!" Kata Ara sambil melangkah keluar toko. Altaf hanya memandang heran dan mengerutkan alis tebalnya.
***
Sejak kejadian itu Ara semakin menjauh dari Altaf. Apalagi sekarang Altaf sudah tak satu sekolah lagi. Altaf sudah terdaftar sebagai mahasiswa di fakultas tehnik salah satu universitas ternama di Jakarta.
Keluarga Rena dengan senang hati menerima lamaran dari keluarga Alfin. Rena yang dari keluarga sederhana menerima pinangan Alfin yang dari keluarga terhormat dan kaya raya. Pernikahan mereka akan dilaksanakan satu bulan lagi. Mulanya Rema ragu dengan pinangan Alfin, namun karena keluarganya mampu meyakinkan bahwa ia akan hidup berkecukupan setelah menjadi menantu keluarga Himawan.
Mama Fifi yang pernah menentang pernikahan ini akhirnya menyerah juga dengan keputusan sang suami.