Annchi terbangun dan menyadari bahwa dia tidak berada di rumah sakit melainkan di rumah reot. bukankah tadi dia jatuh dari tangga?? Dan siapa pula laki-laki tampan yang sedang berbaring di sampingnya ini??
"Kalau kamu sudah tidak tahan dengan pernikahan kita, Tunggulah beberapa hari lagi aku pasti akan menceraikan kamu, jangan berusaha untuk bunuh diri lagi" Ucap Xiao long sambil menatap Ancchi dengan muram.
Bercerai?? kenapa dia harus bercerai dengan suami yang tampan ini?
"Aku tidak ingin bercerai, aku hanya ini menjadi kaya!"
Xiao long menatapnya dengan heran, bukankah perceraian adalah hal yang paling Fang Ying Inginkan selama ini?
Bisakah Annchi/Fang Ying mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang pengusaha kaya di era kuno bersama suaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anthy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Sebelum ke penjual ayam, Fang Ying terlebih dahulu pergi ke pengrajin toples kaca untuk memesan lebih banyak fokus kaca, setelah membayar semuanya. dia dan rombongannya segera meninggalkan kota.
Kereta kuda berjalan melewati hutan pinus. Jarak desa Juhua dari kota shengcan tidak sejauh desa Fanrong. Jalan menuju desa Juhua hanya melewati hutan pinus kecil, setelah perjalanan setegah dupa lamanya, akhirnya mereka sampai di pintu gerbang desa Juhua.
Zi Han melompat turun dari kereta kuda dan bertanya pada seorang pria paruh baya yang sedang berjalan. Dia menanyakan lokasi tempat penjualan ayam, setelah beberapa saat Zi Han kembali dan mengajukan kereta kuda lagi.
"Lokasinya sangat mudah di temukan kak, tempat itu berada di ujung jalan ini" Kata Zi Han.
"Apa kamu menanyakan nama pemiliknya ?" Tanya Fang Ying.
"Ya, kakak ipar, nama pemiliknya adalah Jun Hie" Jawab Zi Han.
Tanpa menunggu lama, kereta kuda berhenti di depan sebuah rumah. Rumah itu terlihat seperti rumah pada saat pada umumnya, hanya saja halamannya sangat luas. Tampak seorang pria paru baya yang menatap ke arah kereta kuda dengan tatapan penasaran, dia bahkan menghentikan kegiatannya membelah kayu.
Dia melihat seorang pemuda yang tampan dengan seorang gadis cantik berjalan menuruni kereta kuda, pakaian Mereka terlihat sederhana namun itu malah membuat keduanya semakin menjadi menarik.
"Permisi, apakah benar di sini rumah Jun Hie?" Tanya Fang Ying kepada pria paruh baya di depannya. Pria itu tampak berusia sekitar 50 tahun.
"Ah, kamu hendak bertemu dengan anakku? Tunggu sebentar di sini" Kata pria tersebut Seraya berjalan menuju halaman belakang. Tidak lama kemudian dia kembali bersama seorang pria yang berwajah mirip dengannya namun berusia lebih mudah.
"Ada perlu apa mencariku? apakah anda ingin membeli ayam?" Tanya Jun Hie. Fang Ying mengangguk.
Melihat itu, Jun Hie segera mengajak keduanya untuk duduk di meja batu yang ada di halaman rumahnya. Dia masuk sebentar ke dalam rumah, tidak lama kemudian, seorang wanita berbadan agak gemuk ikut keluar Seraya membawa teh. Itu adalah istri Jun Hie, setelah meletakkan teh di hadapan tamu suaminya, istri Jun Hie kembali masuk ke dalam rumah.
"Bagian Apa yang anda butuhkan? Dan berapa banyak?" Tanya Jun Hie.
"Aku membutuhkan ceker ayam" Jawab Fang Ying.
"Ceker ayam?" Jun Hie mengeryit bingung, namun dia tetap bertanya, "Berapa banyak?" .
"Untuk Minggu ini, aku hanya membutuhkan seratus kilogram per hari. Namun mulai Minggu depan, aku membutuhkan dua ratus kilogram per hari" Jelas Fang Ying.
"Ceker...ceker ayam" Jun Hie tertegun. Untuk apa mereka membeli ceker ayam sebanyak itu? Bahkan penjual ayam di pasar tidak membawa sebanyak itu setiap harinya.
"Iya, apakah bisa?" Tanya Fang Ying.
"Bisa, tentu saja bisa" Jawab Jun Hie cepat. Dia merasa sangat senang meskipun ceker ayam berharga murah. Tidak banyak orang yang mau membelinya, itu semua karena ceker ayam memiliki terlalu banyak tulang. Mereka bahkan kesusahan menjualnya dan karena sisanya yang cukup banyak keluarga Jun Hie sampai harus mengkonsumsi ceker ayam setiap harinya. Mereka juga membagi-bagikannya kepada penduduk sekitar sampai mereka merasa bosan dengan ceker ayam. Apabila ada seseorang yang menginginkan ceker ayam dalam jumlah banyak seperti setiap harinya, masalahnya langsung teratasi.
"Berapa harganya?" Tanya Fang Ying.
"Satu koin tembaga untuk harga perkilonya" Jawab Jun Hie.
Fang Ying mengangguk. Dia tidak akan menawar sama sekali, harga ceker ayam di kota seharga dua koin tembaga. Harga yang di ajukan Jun Hie jelas wajar. Lagi pula dia tidak akan kehilangan keuntungan.
"Bagaimana kamu ingin mengurusnya?" Tanya Jun Hie lagi.
"Aku ingin ceker ayam di kirim ke rumah kami di desa Fanrong setiap pagi, apakah itu merepotkanmu?" Tanya Fang Ying.
"Tidak, tentu saja tidak" Jawab Jun Hie. Pelanggannya ini memberinya seratus koin tembaga per hari, bahkan mulai minggu depan itu akan menjadi dua ratus tembaga. Bagi Jun Hie itu adalah penghasilan yang lumayan besar. Apalagi mulai besok dia tidak perlu memakan ceker ayam lagi setiap harinya, itu juga keuntungan tersendiri!.
"Kalau begitu, aku akan membuatkan kontrak kerjasamanya" Kata Fang Ying.
Zi Han datang dengan perlahan tulis Fang Ying. Fang Ying tampak menulis dengan sangat teliti. Dengan ini, keduanya memiliki kerjasama.
Sebelum pergi, Fang Ying memberikan peta rumah mereka di desa Fanrong. Sedangkan Jun Hie tampak bahagia, wajahnya terus berseri-seri sampai kereta kuda Fang Ying tidak terlihat lagi.
.......
Di dapur, Fang Ying meminta ketiga bibi untuk berlumpur sebentar. Mereka berempat duduk mengelilingi meja makan.
"Bibi, seperti yang para bibi tahu, rumah kami akan selesai di akhir Minggu ini" Kata Fang Ying mulai membicarakan maksudnya. para bibi tidak dapat menyembunyikan kesedihan mereka. Selama beberapa waktu ini, mereka mendapatkan bayaran yang bagus dari pasangan ini. Hari-hari mereka di sini juga menyenangkan. Sangat di sayangkan karena sebentar lagi itu semua akan berakhir.
"Tapi aku masih membutuhkan bantuan Bibi semua untuk membantuku memproses acar ceker. Ini pekerjaan jangka panjang dan aku membutuhkan tujuh orang pekerja yang bisa di percaya untuk membantuku membuat acar ceker dan bola cahaya. Aku akan memberikan upah empat puluh koin tembaga perharinya" Jelas Fang Ying.
Sebenarnya mereka hanya perlu membantunya melakukan pekerjaan berat seperti mengupas singkong, mengukus singkong, dan memisahkan ceker dari tulangnya. Sedangkan untuk meracik bumbu acar dan memasak bola cahaya untuk sementara ini akan dia lakukan sendiri.
Wajah ketiga Bibi terlihat terkejut ketika mendengar perkataan Fang Ying.
"Keadaan pamanmu sudah jauh lebih baik, apakah tidak masalah kalau dia ikut membantu?" Tanya An Yue.
Keadaan Xiao Bai memang bisa di katakan hampir sembuh total. Lagipula dia tidak akan mengerjakan pekerjaan berat, itu tidak akan menyiksanya.
"Tentu saja kalau paman tidak keberatan"Jawab Fang Ying.
"Dia tidak mungkin keberatan" Jawab An Yue.
Selama An Yue membantu Fang Ying, dia mendapatkan ulah yang cukup. Dia juga sering membawa pulang lauk. Keluarga mereka sudah hidup sangat menderita beberapa tahun belakangan ini. Dengan adanya dia dan suaminya bekerja, tentu itu akan sangat membantu keadaan ekonomi mereka.
Berbeda dengan rencana An Yue yang polos, Fang Ying malah memiliki rencananya sendiri yang jauh lebih besar.
Fang Ying berencana akan tinggal di desa Fanrong selamanya. Dia masih harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa hari yang lalu dia mengalami mimpi buruk. Fang Ying bermimpi dirinya di culik oleh beberapa pria berpakaian hitam.
Apakah itu hanya sekedar mimpi? Atau penggalan ingatan sang pemilik tubuh?.
Selain Fang Ying ingin Xiao Long juga mengejar mimpinya. Dia percaya, Xiao Long juga bisa menjadi sosok besar di dunia kemiliteran. Dia tidak tahu kenapa, tapi dia punya firasat yang sangat bagus soal itu.
Seorang istri yang memiliki bisnis besar akan sangat bagus kalau bisa memegang paha suami yang memiliki pangkat di kemiliteran bukan?.
Saat waktunya tiba, Fang Ying akan meminta keluarga Xiao Bai untuk membantunya mengurus semua bisnisnya di kota shengcan.
dua Minggu
dua apa thor