Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B13
Di dalam Mobil menuju kembali kekampus akhirnya Ferdian pun berkata jujur kepada Fanesha, Fanesha yang mendengar nya pun kembali meneteskan air matanya lagi, karena dia merasa Ferdian ini terlalu kasihan hanya karena statusnya dia terus menjadi bahan olokan oleh Luky dan yang lainnya, dan pada akhirnya dia hanya bisa melampiaskan dengan cara seperti ini, namun kali ini lah yang paling parang hingga mendapatkan jahitan. Biasanya dia hanya mengalami lecet dan bengkak kecil saja.
"Fanes terimakasih telah membersihkan dan membalut luka ku, dan juga telah membawa ku ke klinik, nanti uang pengobatan yang telah kamu bayar aku akan kembalikan ketika aku sudah ada uang" Ucap Ferdian.
Mendengar perkataan Ferdian Fanesha langsung menoleh kearah Ferdian dan berkata "kita sekarang berteman untuk apa kamu sungkan dengan ku dan untuk apa membahas uang pengobatan itu, tapi ini bukan berarti aku menyepelekan uang itu tapi menurutku sesama teman harus saling membantu" jelas Fanesha takut Ferdian salah paham dengan perkataannya mengenai tidak perlu mengganti uang pengobatan.
"Baik aku tidak akan menggantinya dengan uang tapi aku akan menggantinya dengan hal yang lain nanti kedepannya" balas Ferdian yang mengerti maksud dari penjelasan Fanesha tadi.
"Terserah kamu saja" balas Fanesha.
Setelah beberapa waktu pun akhirnya mereka telah sampai di kampus dan mereka telah di tunggu oleh para sahabat mereka yang sejak tadi telah menunggu mereka sampai sampai mereka tidak masuk kelas.
"kenapa kalian disini tidak masuk kelas?" tegur Ferdian.
" bagaimana kami mau masuk kelas jika kamu dan fanesha pergi begitu saja tidak memberitahu kami kalian mau kemana, membuat kami khawatir" jawab Renna.
"Maaf tadi aku buru-buru membawa Ferdian ke klinik, untuk menjahit beberapa luka sobek yang dia dapatkan akibat bermain dengan pohon di pojok taman" fanesha meminta maaf.
Mereka yang mendengar penjelasan fanesha pun saling pandang.
"apa kamu lupa di kampus ini pun jika hanya luka sobek kecil bisa dilakukan dokter yang ada di UKS kenapa kamu pergi ke klinik luar kampus?" Rebecca mengingatkan Fanesha.
Fanesha yang diingatkan oleh Rebecca pun menepuk keningnya dan berkata "Astaga kenapa aku bisa lupa akan hal itu"
"hahaha" Rebecca Renna Diky dan Stefan tertawa bersama hanya Ferdian saja yang menggelengkan kepalanya karena kepanikan Fanesha membuatnya menjadi lupa.
"makanya lain kali jika orang bertanya mau kemana itu di jawab, sekarang kamu pasti malu kan di tertawakan mereka" bisik Ferdian
Fanesha yang mendengar bisikan Ferdian pun jadi malu teringat jika dia hanya diam saja sepanjang perjalanan setelah membalut tangan ferdian, walaupun ferdian bertanya kepadanya. Dan fanesha pun menepuk bahu Ferdian.
Setelah itu pun Fanesha teringat jika mata kuliah yang sedang berlangsung saat ini adalah mata kuliah yang di ajar oleh Bu Gabriela yang tak lain adalah tante nya Fanesha.
"Ferdian tas kamu mana?" tanya Ferdian
Ferdian yang mendapatkan pertanyaan itu hanya mengangkat bahunya menandakan dia tidak tahu tas nya ada dimana yang dia ingat tas nya telah dia lempar ketika dia mau memulai memukul pohon.
"Ini..." Diky menunjukan tas yang ada di sampingnya.
Fanesha pun mengambil tas Ferdian kemudian memberikannya kepada ferdian, setelah ferdian memakai tas nya dan Fanesha menggunakan masker lagi, fanesha pun menarik lengan Ferdian lagi dan berkata "ayo kita ke kelas"
Para sahabat mereka yang mendengarnya pun kaget, pelajaran sudah tinggal 30 menit lagi selesai dan mereka baru masuk, sudah pasti mereka akan mendapatkan hukuman.
"kalian juga ayo masuk kelas, Re, Ren kalian ikut juga, tenang saja kelas hari ini yang mengajar tante Gabriela" jelas Fanesha
Setelah mendengar perkataan Fanesha mereka pun mengikuti Fanesha yang sedang menarik lengan Ferdian untuk masuk kelas.
Didalam Kelas.
"Ferdian Fanesha Stefan dan Diky kemana apa ada yang tau atau melihat mereka?" tanya bu Gabriela.
"tadi saya melihat mereka berkumpul di taman dekat area parkir bu, setelah itu saya tidak melihatnya lagi" jawab Pria yang tadi di cekik oleh Stefan.
"Mungkin mereka membolos bu karena malu" hahahaha" sahut siswa lain dan satu ruangan itu tertawa.
"diam kalian, sebenarnya kenapa mereka harus malu" tanya Gabriela kepada seluruh siswa.
"Ini ibu lihat sendiri saja" ucap Luky menunjukan selembaran yang dia buat untuk menyebarkan ke seluruh siswa yang ada di kampus Pratama ini. Dari tempat duduk nya.
"benar-benar anak yang sok berkuasa" gumam Gabriela dalam hati.
"tolong antarkan kertas itu kesini cepat" ucap Gabriela dengan tegas kepada Luky.
Luky yang mendengar perintah itu diam saja dan dia malah balik berkata "jika ibu dosen yang cantik penasaran ibu lihat saja kesini, kenapa harus aku yang memberikannya kesana" jawab Luky dengan nada meremehkan. Dia merasa tidak ada yang bisa memerintahnya di kampus ini karena keluarganya lah Donatur terbesar dikampus ini, walaupun kenyataannya jika keluarganya hanya pesuruh dari Grup THREE F untuk menangani masalah Donasi di beberapa Sekolah yang ada di kota Blitz.
"Berani kamu ya" Gabriela geram, namun dia tidak bisa melawan Luky karena bagaimana pun yang dia tau bahwa kampus ini donatur terbesar dari kampus ini adalah keluarganya.
"kenapa aku harus takut hahaha" ejek Luky lagi.
"kamu bawa itu kesini" kali ini Gabriela meminta tolong kepada siswa lain
kemudian siswa itu pun menurut dan kebetulan dia mempunyai selembaran yang sama dengan Luky jadi dia memberikan selembaran itu.
Betapa terkejutnya Gabriela melihat foto keponakan nya dan Ferdian ada di selembaran itu.
"sudah tau kan bu sekarang alasannya mereka tidak hadir, jadi sudah mulai saja mata kuliah hari ini tidak perlu menunggu mereka, jika perlu kita tidak perlu belajar hari ini hahaha" ucap Luky seenaknya.
Gabriela yang mendengar perkataan Luky semakin geram, namun sekali lagi dia tidak bisa melakukan apa-apa kepada bocah 1 ini.
Gabriela pun keluar dari kelas untuk menghubungi keponakannya itu yang tak lain adalah Fanesha namun tidak mendapat jawaban sama sekali sampai akhirnya setelah 5 kali menghubungi Fanesha namun tidak ada jawaban Gabriela pun masuk kembali kedalam kelas dan memulai pelajaran, sambil menunggu kabar dari Fanesha.
Namun hingga waktu tersisa 30 menit menjelang pemberian materi selesai, Fanesha pun tidak memberi kabar kepadanya.
"Selamat siang, maaf Bu kami terlambat masuk" Ucap Fanesha yang sudah ada di depan pintu bersama dengan Ferdian, Stefan, Diky, Rebecca, dan juga Renna.
"Wow ini dia para Artis kita yang membuat heboh kampus pagi hari ini" Ejek Luky yang melihat Fanesha dan yang lainnya hadir.
"HAHAHAHA" seluruh siswa yang mendengar ejekan Luky pun langsung tertawa terbahak-bahak.
"Diam diam" Teriak Gabriela untuk menghentikan tawa para siswa.
"Fanesha dan kalian kenapa baru tiba? Dan kenapa juga ada Renna dan Rebecca disini, bukan kah kalian berdua bukan siswa dikelas ini?" Tegur Gabriela.
"Maaf bu kami baru tiba kerena ada hal yang membuat kami menjadi terlambat" jawab Fanesha.
"Karena masalah ini ya yang membuat kalian terlambat masuk kelas HAHAHAHA" Teriak Luky kemudian tertawa dan mengangkat gambar yang pagi ini tersebar di seluruh kampus.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏