Sesilia gadis berumur 21 tahun yang cantik dan polos. Dia di besarkan di panti asuhan karna dia yatim piatu, setelah lulus Sekolah dia memutuskan untuk bekerja dan menyewa rumah untuk ia tinggali. Dia merasa sangat bahagia karna memiliki pacar yang sangat baik dan tampan, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karna ternyata pacar yang selama ini dia anggap baik, ternyata malah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Di meja makan Steven sangat manja pada sesilia.
"Pokonya aku ingin di suapi" Steven merengek seperti anak kecil.
"Lihat lah tuan stev, jika seperti itu terlihat menggemaskan" bisik para pelayan.
"Iya, baru pertama kali aku melihat tuan stev manja seperti itu, bahkan pada nyonya Bianca pun sebelum nya tidak pernah manja seperti ini" timpal pelayan lain.
"Sudah sudah, ayo kita ke taman belakang. jangan ganggu tuan stev" kata salah satu pelayan itu.
"Stev, berhenti merengek. Lihat lah banyak pelayan disini, apa kau tidak malu?" kata sesilia.
"Mereka sudah pergi, jadi ayo suapi aku aaaaaaaaa" Steven membuka mulut nya lebar.
Sesilia pun menyuapi nya.
"Stev, kenapa kamu tidak memakai jas? Bukankah kita akan ke kantor?" kata sesilia
"Tidak sayang, aku akan membawa mu ke taman hiburan. Bagaimana mungkin Calon istri ku yang sudah dandan cantik ini aku tinggal kerja" kata Steven.
"ish kau ini" kata sesilia memukul pelan dada Steven dan tersenyum malu malu.
"Tapi, bukan kah hari ini kamu ada meeting penting stev?" tanya sesilia.
"Tidak ada yang lebih penting dari calon istri ku ini" kata Steven mencolek dagu sesilia.
"Stev aku serius" kata sesilia
"Aku juga serius sayang, tenang lah. Zeco sudah menangani segala nya" kata Steven.
"Wahhh Zeco memang sangat bisa di andalkan" puji sesilia.
"Sayang! Aku tidak suka kamu memuji pria lain" kata Steven mengerucutkan bibir nya.
"Ha ..ha..ha stev, kau cemburu?" kata sesilia meledek stev.
"Tentu saja, Kamu masih saja bertanya" Steven memutar bola mata nya.
"utututu sayang" kata sesilia.
"Katakan sekali lagi" Steven terkejut mendengar sesilia memanggil nya dengan sebutan sayang. karna ini baru pertama kali sesilia memanggil nya dengan sebutan itu.
"Tidak, ayo cepat. habiskan makanan nya" sesilia menyodorkan sesendok makanan ke arah mulut Steven.
"Aku tidak mau makan jika kamu tidak memanggilku sayang" kata Steven menyilang kan kedua tangan nya dan memalingkan wajah nya seperti anak kecil yang sedang marah.
"Ayo sayang, makan" sesilia mencoba tersenyum karna ia sedikit kesal dengan sikap manja Steven.
"aaaaaaaaa" Steven langsung membuka mulut lebar.
Sesilia memasukan sendok berisi makanan itu ke dalam mulut Steven.
"Aku sangat iri melihat kemesraan mereka" bisik pelayan yang melewati ruang makan.
"Aku juga, astaga! Aku sudah tidak sabar membayangkan jika mereka memiliki buah hati. Maka mansion ini akan terasa hangat, terdengar tawa anak anak di setiap sudut mansion ini" timpal salah satu pelayan.
"Ayo, jangan berlama lama disini, jika tuan stev tahu kita sedang membicarakan nya. Maka bersiap lah untuk keluar dari mansion ini" kata pelayan.. mereka pun segera meninggalkan tempat itu.
Sesilia pun telah selesai menyuapi bayi besar nya itu.
"Ayo sayang, kita berangkat" kata Steven.
"Ayo stev" kata sesilia.
"Mulai sekarang, aku tidak ingin di panggil stev" kata Steven.
"Baik lah tuan" kata sesilia.
"Ishh!!!! Bukan itu, aku ingin kau memanggilku seperti aku memanggil mu" kata Steven menghentak hentak kan kaki nya.
"xixixixi, baiklah baiklah. Ayo sayang, kita berangkat" kata sesilia menggandeng tangan Steven.
Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan langsung menuju ke taman hiburan.
Sesampai nya di taman hiburan, sesilia melihat sekeliling.
"Wahhhhhh, aku sangat ingin memainkan semua wahana disini" kata sesilia.
"Ayo, bermain lah" Steven langsung menggandeng tangan sesilia.
"pertama-tama, apa yang ingin kamu naiki?" kata Steven
"Aku ingin naik bianglala itu" kata sesilia.
"Ayo" Steven langsung membayar tiket dan menaiki wahana bersama sesilia.
"Stev kenapa kau memejam kan mata mu, buka lah. Lihat ke bawah sana, sangat indah" kata sesilia.
"Ti...tidak, aku....aku hanya ingin menikmati nya tanpa melihat nya" kata Steven gelagapan.
"Stev???? Apa kau takut ketinggian?" sesilia mencondongkan tubuhnya.
"ti...tidak, mana mungkin mafia seperti ku takut hal sepele seperti ini" kata Steven yang masih memejamkan mata nya.
"Baiklah, kalau begitu. Buka mata mu" kata sesilia menantang menjahili Steven.
"SI...siapa takut" Steven membuka mata nya.
"Aaaaaaaa" Steven langsung berjongkok
"stev bangun lah, kau membuat nya bergoyang. Ini tidak seimbang" kata sesilia.
Steven yang menyadari itu pun langsung duduk kembali ke tempat nya, dan memejam kan mata nya kembali.
"Oooooo, jadi kau takut ketinggian" kata sesilia mengangguk dan terkekeh karna melihat wajah stev yang panik saat membuka mata nya.
"Diam lah, aku tidak takut. Aku hanya terkejut saja" kata Steven kesal di ledek oleh wanita.
tak lama, wahana itu pun langsung berhenti. Steven dan sesilia pun keluar dari sana.
"Ayo naik kuda putar itu stev" kata sesilia.
"Cium aku dulu" kata stev mencondongkan tubuhnya.
"MUACHHHHHH" sesilia mencium bibir Steven sekilas.
"Ayo" Steven menggandeng tangan sesilia menuju kuda putar.
"Stev lihat kemari" kata sesilia mengeluarkan ponsel nya. Mereka pun Selfi.
Setelah menaiki wahana itu, sesilia ingin memakan gula gula.
"Kau seperti anak kecil saja" kata Steven.,
"Xixixixi, siapa yang tidak menyukai gula gula seperti ini stev. Bahkan nenek nenek juga menyukai nya" kata sesilia.
Mereka pun duduk di kursi yang ada di sana dan memakan gula gula.
"Stev coba lah" sesilia menyodorkan gula gula pada Steven
"Tidak, aku tidak terlalu suka manis" kata Steven.
"emmm baiklah" kata sesilia
"Ayo pulang stev, aku lelah" kata sesilia.
"Kau bilang ingin naik semua wahana, ayo bermainlah sepuas nya" kata Steven
"Tidak stev, lain kali saja kita kembali kesini. Sekarang aku ingin istirahat" kata sesilia.
"Baiklah ayo" Steven menggandeng tangan sesilia masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan sesilia tertidur, seperti nya ia benar benar sangat lelah. Cuaca hari ini memang sangat panas.
Sesampai nya di mansion, stev menggendong sesilia, karna ia tak ingin membangun kan nya.
Saat menaiki tangga, dokter Rico melihat Steven yang sedang menggendong sesilia.
"Stev, dia kenapa?" kata dokter Rico khawatir.
"Dia baik baik saja, dia tertidur di mobil. Jadi aku menggendongnya" kata stev.
"oh syukur.lah" kata dokter Rico.
"Aku permisi dulu" kata Steven melangkahkan kaki nya menuju kamar. Dokter Rico pun mengangguk dan tersenyum.
"Ck ck ck, ini seperti bukan Steven yang ku kenal. Ia sangat romantis" batin dokter Rico.
Steven pun membaringkan tubuh sesilia perlahan karna ia tak ingin sesilia terbangun.
"Hufttttt, berat juga" gumam Steven.
Steven ikut berbaring di samping sesilia. Dia teringat belum mendapat kabar tentang Tante dan kakek nya. Ia pun langsung mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana nya.
*TUTTTTTTT TUTTTTTT TUTTTTTT
"Halo? Apa kalian sudah sampai? Bagaimana keadaan Tante Noya?" tanya Steven pada Wiliam, mata mata yang baru saja ia kirim kan semalam.
"Sudah tuan, nyonya masih belum sadar kan diri. Namun keadaan tuan Carlos sudah membaik bahkan ia sudah sadar sekarang" kata Wiliam
"Baiklah, jaga mereka. jangan sampai ada yang menyakiti nya lagi. Dan jangan lupa, kabari aku jika sudah menemukan tanda tanda orang yang sudah mencelakai Tante Noya" kata Steven
"Baik tuan" kata wiliam
Steven pun mematikan telfon nya.
*TOK TOK TOK
*CEKLEK
"Ibu, Ada apa?" kata Steven.
"bagaimana keadaan Noya dan ayah?" tanya Bianca.
"Tante masih belum juga sadar kan diri, namun kakek sudah membaik bahkan sudah sadar kan diri" kata Steven.
"Huftttt, syukur lah, semoga saja Noya segera siuman" kata Bianca.
"Ameeeennnnnn" kata Steven.
*DRTTTTTT DRTTTTTT DRTTTTT
Tiba tiba ponsel Steven berdering.
"Sebentar bu" kata Steven, Bianca pun mengangguk.
"Ada apa?" kata Steven.
"Aku tidak sengaja menemukan masalalu Jacob tuan" kata Zeco
"Jelaskan nanti jika kita bertemu" kata Steven.
"Baik tuan" kata Zeco.
Steven pun langsung mematikan telfon nya
"Ada apa stev?" tanya Bianca.
"Tidak Bu, ini masalah kerjaan" kata Steven berbohong.
"baiklah kalau begitu, ibu akan kembali ke kamar" kata Bianca.
Steven pun kembali masuk ke dalam kamar dan ikut tidur di samping sesilia. tak terasa hari sudah malam. Steven pun terbangun dari tidur nya, namun ia melihat sesilia yang masih tertidur.
"Aneh, kenapa dia belum bangun dari tadi" gumam Steven
Steven pun mengecek suhu tubuh sesilia, ternyata sesilia demam.
"Astaga!" Steven langsung keluar kamar dan langsung menemui dokter Rico di kamar tamu.
"Tolong periksa sesilia, dia demam" kata Steven.
"Ayo" kata dokter Rico langsung menuju kamar Steven.
Saat dokter Rico hendak membuka kancing baju sesilia. Steven langsung memegangi tangan dokter Rico
"Apa tidak bisa di periksa di luar?" tanya Steven menatap tajam.
"Oh maaf, baiklah" kata dokter Rico menyadari apa yang di maksud Steven.
"Ini hanya kelelahan saja, Kompres. Setelah dia bangun, berikan obat penurun panas dan vitamin ini pada nya" kata dokter Rico.
"Baiklah, terimakasih. Kau boleh keluar" kata Steven dingin.
"Baik" dokter Rico langsung keluar kamar.
Steven pun langsung mengompres dahi sesilia.
"Bangun lah" gumam Steven.
Setelah beberapa menit, suhu tubuh sesilia sedikit menurun. Itu membuat Steven lega.
"Stev......" kata sesilia namun ia masih memejam kan mata nya.
"Sesilia, aku disini. Bangun lah" kata Steven.
Sesilia mengerjap kan mata nya.
"Aku kenapa stev?" tanya sesilia merasakan dahi nya yang dingin.
"Kau demam, jadi aku mengompres mu. sebentar aku akan ambil kan makanan untuk mu. Kamu harus minum obat dan vitamin" kata Steven.
"Emmm baiklah stev, terimakasih" kata sesilia. Steven pun mengangguk dan langsung bergegas pergi ke ruang makan untuk mengambil makanan.
Tak lama Steven pun kembali membawa troli berisi makanan, Steven pun menyuapi sesilia.
"Sudah stev, rasa nya pahit" kata sesilia
"Baru 2 sendok, kau harus makan lebih banyak agar memiliki tenaga" kata Steven.
"Tidak mau" kata sesilia cemberut.
"Yasudah, satu suap lagi. lalu minum lah obat dan vitamin nya" kata Steven
sesilia pun menurut, dan langsung meminum obat dan vitamin nya.
"Beristirahat lah" kata Steven.
"Jangan tinggal kan aku" kata sesilia menatap sedih.
"Tidak sayang, aku tidak akan pernah meninggalkan mu. Kenapa kau mengatakan itu" kata Steven.
"Aku bermimpi kau meninggalkan ku stev, aku tidak ingin itu terjadi. Hiks...hiks....hiks...." sesilia menangis mengingat mimpi nya yang begitu menakut kan bagi nya.
"Tenang lah sayang" Steven memeluk sesilia dan menenangkan nya.
baru bener..dan masun akal