NovelToon NovelToon
Rahasia Seorang CEO

Rahasia Seorang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anjar Sidik

Rachel, seorang CEO muda yang sukses, hidup di dunia bisnis yang gemerlap dan penuh tekanan. Di balik kesuksesannya, ia menyimpan rahasia besar—ia hamil dari hubungan singkat dengan mantan kekasihnya, David, yang juga merupakan pengusaha terkenal. Tak ingin skandal mengancam reputasinya, Rachel memutuskan untuk menghilang, meninggalkan kariernya dan kehidupan glamor di kota besar. Ia memulai hidup baru di tempat terpencil, bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri, jauh dari perhatian publik.

Namun, anaknya, Leo, tumbuh menjadi anak yang luar biasa cerdas—seorang jenius di bidang sains dan matematika. Dengan kecerdasan yang melampaui usianya, Leo kerap membuat Rachel terkejut sekaligus bangga. Di usia muda, Leo mulai mempertanyakan asal-usulnya dan mengapa mereka hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kenyamanan yang seharusnya bisa mereka nikmati. Ketika Leo secara tak sengaja bertemu dengan David di sebuah kompetisi sains, masa lalu yang Rachel coba tinggalkan mulai terkuak, membawa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Bayangan di Malam Sunyi

Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Setelah insiden di sekolah, Rachel tak bisa sepenuhnya tenang. Setiap detik dihabiskan dengan waspada, telinganya seolah menangkap setiap suara kecil yang ada di sekitar rumah. Di dalam kamarnya, Leo telah tertidur lelap, namun Rachel masih duduk di ruang tamu, terjaga dalam ketegangan yang tak bisa dijelaskan.

Ketika sedang melamun, ponselnya tiba-tiba bergetar. Pesan singkat masuk, membuat napasnya tercekat.

> "Apakah kau pikir bisa menyembunyikan semuanya dariku?"

Rachel membacanya berulang kali. Pesan itu tak disertai nama pengirim, hanya nomor tak dikenal. Jantungnya berdegup kencang. Siapa pun yang mengirimkan pesan itu, dia jelas tahu sesuatu yang tak ingin Rachel ungkapkan. Apakah dia tahu tentang Leo? Tentang rahasia yang selama ini ia jaga?

Rachel menelan ludah, menekan nomor David. Ia merasa tak ada pilihan lain selain menghubungi pria itu.

David mengangkatnya dengan nada serius. “Rachel, apa yang terjadi?”

“David, aku... aku mendapatkan pesan ancaman lagi. Kali ini dia mengatakan bahwa aku tak bisa menyembunyikan semuanya. Apa yang harus kulakukan?” Suaranya bergetar, dan emosinya hampir meledak.

David menghela napas dalam, menyadari tekanan yang Rachel rasakan. “Kau tidak sendirian dalam hal ini, Rachel. Kita akan mencari tahu siapa yang mengirim pesan itu. Aku akan memastikan kau dan Leo tetap aman.”

Rachel terdiam sejenak, suara David memberinya rasa aman yang aneh. “Aku tidak tahu lagi siapa yang bisa kupercaya, David. Aku bahkan tak tahu bagaimana pria itu bisa tahu tentang Leo...”

Di ujung telepon, David terdiam sejenak. Namun, suaranya kembali tegas. “Rachel, aku minta maaf. Ini semua seharusnya tidak terjadi padamu. Aku akan mengurus semuanya.”

---

Di pagi harinya

Rachel memutuskan untuk mengajak Leo keluar rumah sebentar, berharap sedikit udara segar bisa mengurangi ketegangannya. Mereka berdua duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, mencoba menikmati pagi yang tenang.

Namun, saat mereka sedang sarapan, Rachel merasa seperti diperhatikan. Matanya menyapu sekeliling kafe, namun ia tak menemukan sesuatu yang aneh. Namun, di sudut pandangannya, terlihat seorang pria dengan jaket hitam yang terlihat seakan berusaha menyembunyikan dirinya.

“Leo, apakah kamu ingin pulang sekarang?” tanya Rachel tiba-tiba, berusaha menyembunyikan kecemasannya.

Leo mengerutkan kening. “Tapi Ibu, kita baru saja datang.”

Rachel tersenyum kecil, mencoba mengalihkan perhatiannya. “Iya, sayang. Tapi Ibu baru ingat ada sesuatu yang perlu diselesaikan di rumah.”

Mereka bergegas meninggalkan kafe. Rachel menggandeng tangan Leo, memastikan anaknya tetap berada di dekatnya. Ia bisa merasakan tatapan pria itu yang masih mengikuti mereka dari belakang.

---

Di rumah

Saat mereka kembali, Rachel mengunci pintu dan menutup tirai, memastikan tidak ada yang bisa melihat ke dalam. Pikirannya penuh dengan kecemasan dan ketakutan. Ancaman itu terasa semakin nyata, seakan bayangan gelap yang terus menghantuinya.

Leo, yang sejak tadi bingung dengan perilaku ibunya, akhirnya memberanikan diri bertanya, “Ibu, ada apa sebenarnya? Kenapa kita harus buru-buru seperti ini?”

Rachel mendesah, berusaha merangkai kata-kata agar Leo tidak terlalu cemas. “Sayang, hanya saja Ibu merasa ada orang yang mungkin ingin mencari tahu tentang kita. Tapi kamu jangan khawatir, Ibu akan melindunginya.

Rachel mencoba menjaga ketenangannya. Di hadapan Leo, ia tetap tersenyum dan menenangkan anaknya, namun bayangan ancaman yang semakin dekat tak bisa ia abaikan. Setelah memastikan Leo di kamar dan terlelap, ia berjalan ke ruang tamu. Pikirannya penuh dengan rasa khawatir.

Tiba-tiba, bel pintu rumah berbunyi. Rachel terkejut. Pukul sebelas malam, siapa yang mungkin datang? Jantungnya berdegup kencang. Siapa pun di luar sana, entah mengapa, membuatnya merasa tidak nyaman.

“Siapa di sana?” tanyanya dari balik pintu, mencoba tidak terdengar panik.

“Ini aku, David.”

Seketika, rasa lega bercampur ragu menyelimuti dirinya. Ia membuka pintu perlahan, melihat David berdiri di depannya dengan ekspresi serius.

“Rachel, kita harus bicara,” kata David sambil memasuki ruang tamu.

Rachel mengangguk dan mengajaknya duduk. Ia bisa merasakan aura ketegangan di antara mereka.

“Rachel, aku sudah mengerahkan orang-orangku untuk mencari tahu siapa yang mengirim pesan ancaman itu. Sementara ini, kau harus tetap tenang,” ujar David.

Rachel menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajah David. “Tapi, kenapa dia tahu tentang Leo? Apa yang sebenarnya terjadi, David?”

David terdiam sejenak. “Mungkin... mungkin ada yang ingin menyakiti kita karena dendam masa lalu. Aku memang memiliki musuh di dunia bisnis. Ada orang-orang yang tidak senang dengan posisiku saat ini.”

Rachel mengepalkan tangan, mencoba menahan emosi. “Lalu, sampai kapan kita akan hidup dalam ketakutan seperti ini? Ini semua demi anak kita, David. Aku tak bisa membiarkan Leo hidup dalam bahaya terus-menerus.”

David memegang tangannya, menatapnya dalam-dalam. “Rachel, aku tidak akan membiarkan siapa pun melukai kalian berdua. Aku akan melakukan apa pun untuk memastikan kalian aman. Tapi sementara ini, kau harus ikut dengan apa yang aku rencanakan.”

Rachel menarik napas panjang, mencoba menerima situasi yang semakin rumit ini. Mereka duduk dalam keheningan, hingga David akhirnya berkata, “Ada satu cara lagi, tapi mungkin kau tidak menyukainya.”

“Apa maksudmu?” tanya Rachel dengan mata membulat.

“Kita harus berpura-pura menjadi pasangan yang resmi... setidaknya untuk sementara. Dengan begitu, orang-orang akan berpikir bahwa Leo adalah bagian dari keluarga yang kuat, dan tidak akan berani menyentuh kalian.”

Rachel terkejut, namun ia tahu, ini mungkin satu-satunya cara. “David, aku tak pernah membayangkan kita akan sampai di titik ini.”

David meremas tangannya dengan lembut. “Aku tahu. Tapi jika kita tidak melakukannya, mereka akan terus mengintai.”

---

Keesokan harinya

Rachel dan David menjalankan rencana mereka. Mereka tampil bersama di hadapan publik, memperlihatkan hubungan yang terlihat sempurna. Media lokal mulai meliput “hubungan” mereka, menciptakan kesan bahwa David benar-benar berkomitmen sebagai seorang ayah dan suami. Rachel tahu, ini hanyalah sandiwara. Namun, demi Leo, ia rela berpura-pura.

Sementara itu, Leo yang masih kecil tampak senang melihat kehadiran David yang semakin sering di rumah. Ia tak menyadari apa yang terjadi di balik semua ini, dan Rachel berharap bisa mempertahankan ketidakpedulian anaknya selama mungkin.

Di malam hari, Rachel dan David berbincang dalam keheningan, saling berbagi kecemasan dan ketakutan yang selama ini hanya dipendam masing-masing.

“David, aku tak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan. Ancaman ini... semakin hari terasa semakin dekat,” ujar Rachel dengan suara bergetar.

David menggenggam tangannya. “Rachel, aku di sini untukmu. Kita akan menghadapi ini bersama.”

Rachel merasa tenang, namun tetap ada ketidakpastian yang menghantui pikirannya.

---

Di tempat lain

Seseorang duduk dalam ruangan gelap, memperhatikan foto-foto Rachel dan Leo di tangannya. Dengan senyum sinis, ia membisikkan sesuatu pelan.

“Aku tahu rahasia kalian. Tak ada yang bisa disembunyikan dariku.”

Ia menatap tajam pada foto David yang ada di tangannya, lalu mengeluarkan ponselnya, mengetik pesan singkat.

> “Jangan berpikir bahwa menjadi keluarga akan melindungimu, David.”

Pesan itu terkirim.

---

Di rumah

David menerima pesan itu tepat saat ia hendak meninggalkan rumah Rachel. Raut wajahnya berubah, membaca ancaman yang baru saja dikirimkan. Tatapan matanya menunjukkan kegelisahan, namun ia berusaha tetap tenang.

“Rachel, kita harus lebih berhati-hati. Orang ini sepertinya mengetahui setiap gerakan kita.”

Rachel mendekati David, matanya penuh dengan kekhawatiran. “Apa maksudmu? Apa lagi yang dia tahu?”

David menggeleng. “Itu yang akan aku cari tahu. Tapi satu hal yang pasti, kita tak bisa lagi bersembunyi dalam bayangan. Kita harus menghadapi orang ini secara langsung.”

Rachel terdiam, menyadari bahwa hidup mereka kini benar-benar terancam. Sementara Leo, yang tak tahu apa-apa, terus bermain di sudut ruangan, tertawa kecil dengan mainannya, tanpa sadar akan badai yang sedang berkumpul di sekitarnya.

David memandang Rachel, seolah memberikan jaminan terakhir. “Aku berjanji, kita akan melewati semua ini bersama."

dengan Rachel yang menatap keluar jendela, tatapannya penuh dengan kecemasan dan harapan tipis, sementara dalam benaknya ia berjanji untuk melindungi anaknya apapun yang terjadi.

1
Ana Jus
lanjut
Ana Jus
semangat
🍾⃝ͩ𝙆𝙪ᷞ𝙯ͧ𝙚ᷠ𝙮ᷧ㊍㊍✅
judulnya kayak kereta 🤩
Delita bae
mangat ya 😇😊
Delita bae
mangat salam kenal ya👋😇🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!