Seorang laki laki yang bekerja produser musik yang memutuskan untuk berhenti dari dunia musik dan memilih untuk menjalani sisa hidupnya di negara asalnya. dalam perjalanan hidupnya, dia tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan yang merupakan seorang penyanyi. wanita tersebut berjuang untuk menjadi seorang diva namun tanpa skandal apapun. namun dalam perjalanannya dimendapatkan banyak masalah yang mengakibatkan dia harus bekerjasama dengan produser tersebut. diawal pertemuan mereka sesuatu fakta mengejutkan terjadi, serta kesalahpahaman yang terjadi dalam kebersamaan mereka. namun lambat laun, kebersamaan mereka menumbuhkan benih cinta dari dalam hati mereka. saat mereka mulai bersama, satu persatu fakta dari mereka terbongkar. apakah mereka akan bersama atau mereka akan berpisah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Hartzelnut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 9
*****
Di ruang rapat besar Heaven Music, suasana terasa semakin berat. Produser Zhang duduk di ujung meja panjang, dikelilingi oleh para pemegang saham yang wajahnya penuh dengan kekhawatiran dan harapan. Ssst... Suara halus dari kursi yang digeser terdengar saat salah satu pemegang saham condong ke depan, menatap Zhang dengan mata tajam.
"Zhang," suara salah satu pemegang saham, yang duduk paling dekat, memecah keheningan, "kinerja artis kita menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir. Kami tidak bisa membiarkan ini berlanjut." Thud... Tangan pemegang saham itu mengepal meja, menekankan betapa pentingnya masalah ini. "Apa rencanamu untuk mengatasinya?"
Produser Zhang menarik napas dalam, berusaha tetap tenang meski tekanan mulai dirasakannya. Huff... Napas panjangnya terdengar samar di tengah ketegangan ruangan. "Saya sudah memulai langkah konkret," katanya dengan suara yang berusaha terdengar stabil.
"Rencana saya adalah menjalin kerja sama dengan Natalia Lee dan Scarlet Waves. Natalia adalah salah satu penyanyi solo terbaik saat ini, dan Scarlet Waves baru saja menyelesaikan tur mandiri yang sangat sukses. Mereka belum memiliki label rekaman. Heaven Music bisa menjadi rumah bagi mereka."
Ssst... Beberapa pemegang saham menggeser posisi duduk mereka, tampak setuju namun gelisah. Salah satu dari mereka, yang tampak lebih agresif, berbicara dengan suara lebih tegas, "Lalu, kapan kau akan merealisasikannya? Waktu kita tidak banyak. Jika kau tidak bergerak sekarang, label lain akan merebut mereka."
Tekanan semakin memuncak. Produser Zhang merasa desakan itu seperti beban berat di pundaknya. "Saya mengerti. Saya sedang mempersiapkan segalanya," katanya, meski dalam hatinya ada keraguan yang belum terselesaikan. Angelina, penyanyi besar label itu, jelas tidak akan setuju dengan Natalia bergabung, dan itu akan menambah komplikasi.
Rapat yang penuh ketegangan itu segera berakhir. Srek... srek... Para pemegang saham berdiri satu per satu, meninggalkan ruangan dengan langkah cepat. Klik... Pintu tertutup di belakang mereka, meninggalkan Zhang sendirian di ruang rapat yang tiba-tiba terasa lebih sunyi dan dingin. Produser Zhang duduk kembali di kursinya, kepalanya sedikit tertunduk. "Aku harus melakukan ini... tidak ada pilihan lain," pikirnya, namun bayangan Angelina terus menghantui pikirannya. "Dia pasti akan menolak... tapi aku tidak bisa membiarkan emosi pribadi merusak masa depan Heaven Music."
Tak lama kemudian, pintu terbuka lagi. Li Wei, asistennya yang setia, melangkah masuk dengan cepat namun tenang. Srek... srek... Langkah kaki Li Wei yang rapi terdengar di lantai. "Tuan Zhang, apa yang harus saya lakukan?" tanya Li Wei dengan nada penuh perhatian, meski ia bisa merasakan ketegangan yang masih menggantung di udara.
Produser Zhang menatap Li Wei dengan pandangan tegas. Klik... klik... Jari-jarinya perlahan mengetuk meja, memikirkan langkah selanjutnya. "Siapkan kontrak untuk Natalia Lee dan Scarlet Waves. Segera. Pastikan semuanya siap dan serahkan pada saya secepat mungkin," perintahnya, suara Zhang terdengar tegas meskipun dalam hatinya masih ada ketidakpastian.
Li Wei mengangguk cepat, tanpa ragu. "Baik, saya akan segera mengurusnya." Ssst... Suara jas Li Wei yang bergesekan terdengar ketika dia berbalik, lalu melangkah keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Srek... srek... Langkahnya semakin menjauh, membiarkan Produser Zhang kembali sendirian di ruangan yang sunyi.
Produser Zhang duduk diam sejenak, pikirannya berkecamuk. "Jika aku berhasil merekrut Natalia dan Scarlet Waves, Heaven Music akan kembali berjaya," pikirnya sambil menatap dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja. Tapi kemudian, wajah Angelina muncul di pikirannya. "Namun aku harus mengurusnya terlebih dahulu."
Zhang meraih ponselnya di meja. Klik... Jemarinya bergerak cepat, mencari kontak Angelina. "Aku harus menghadapinya," gumamnya dalam hati. Drrt... drrt... Suara getaran telepon terdengar di telinganya saat panggilan tersambung.
"Zhang?" suara Angelina terdengar dari seberang sana, manja dan senang, seolah tidak menyadari bahwa ada badai yang siap menghampiri.
Produser Zhang menahan diri, tetap tenang meski hatinya dipenuhi keraguan. "Angelina, bagaimana kalau kita bertemu malam ini? Kita makan malam di restoran favoritmu," katanya dengan nada datar namun terkontrol, memastikan pembicaraan ini tetap ringan untuk saat ini.
Di seberang telepon, Angelina tersenyum lebar. "Oh, Ok. Nanti aku akan ke sana," jawabnya dengan penuh semangat, tidak tahu bahwa makan malam itu mungkin akan menjadi awal dari sesuatu yang lebih rumit.
Klik... Telepon ditutup. Produser Zhang meletakkan ponselnya di meja, tatapannya tetap kosong ke depan. "Ini hanya masalah waktu sebelum semuanya terbuka," pikirnya. Huff... Dia menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Sementara di luar, suara pendingin ruangan yang pelan terus mengisi keheningan ruangan. Ssst...
*****
Setelah makan, Natalia dan Manajer Lu memutuskan untuk kembali ke apartemen. Vrooom... Suara mobil perlahan melaju di jalanan. Di dalam mobil, Natalia duduk di kursi belakang, bersandar santai sambil menikmati pemandangan di luar.
"Ssst..." Suara pelan dari AC mobil yang sejuk mengisi suasana hening di dalam mobil. Natalia melirik ke arah Manajer Lu yang fokus mengemudi. "Bagaimana jadwalku besok?" tanyanya tiba-tiba, suaranya lembut namun penuh rasa ingin tahu.
Manajer Lu mengangkat pandangannya ke cermin spion, menatap Natalia sebentar sebelum menjawab, "Besok pagi kamu ada pemotretan untuk iklan, dari pagi sampai siang," jawabnya dengan tenang, senyumnya terlihat samar di cermin.
Natalia mengangguk pelan, jarinya tanpa sadar memainkan liontin berbentuk pick gitar yang selalu tergantung di lehernya. Srek... srek... Jemarinya mengusap permukaan liontin itu, pikirannya melayang sejenak. "Bisa kosongkan jadwal sorenya? Aku ingin jalan-jalan dengan Julia. Kami berencana pergi ke camp Scarlet Waves," lanjutnya, suaranya lembut namun tegas, seolah sudah merencanakan dengan baik.
Manajer Lu tersenyum kecil dan mengangguk. "Tentu, aku akan pastikan jadwal sorenya kosong," katanya dengan nada ramah, tangannya masih menggenggam kemudi. Klik... Dia menyesuaikan posisi setir dengan halus, memastikan mobil tetap melaju dengan lancar.
Akhirnya, mereka tiba di gedung apartemen Natalia. Vroom... Suara mobil berhenti, perlahan, saat mereka parkir di depan gedung. Srek... srek... Kedua pintu mobil terbuka bersamaan, dan Manajer Lu serta Natalia melangkah keluar. Udara malam yang sejuk menyambut mereka, membuat napas mereka sedikit berembun.
"Sampai jumpa besok," kata Manajer Lu sambil tersenyum, sebelum dia berbalik menuju mobilnya untuk pulang.
Natalia mengangguk pelan, melambaikan tangan sebelum melangkah masuk ke lobi apartemen. Ssst... Sepatunya menyentuh lantai marmer lobi, dan lift terbuka dengan lembut di depannya. "Ding..." Suara lembut lift menandakan kedatangannya, dan Natalia masuk ke dalam, masih memikirkan rencananya besok.
Saat lift mencapai lantainya, "Ding..." pintu terbuka lagi. Natalia melangkah keluar dan langsung melihat sesuatu yang tak biasa di depan pintu apartemen seberangnya. Ssst... srek... Dia memperlambat langkahnya, memperhatikan beberapa pria yang sibuk memindahkan barang-barang besar ke dalam apartemen seberang. Beberapa membawa kotak besar, yang lain mendorong hardcase gitar dan hardcase mixer yang besar.
"Siapa yang pindah ke sini?" pikir Natalia, alisnya sedikit terangkat karena rasa penasaran. Tanpa sadar, dia berhenti di depan pintu apartemennya sendiri, namun pandangannya masih terfokus pada barang-barang yang dibawa oleh para pekerja.
"Ssst... srek... srek..." Langkah kaki seorang pekerja terdengar mendekat, membawa hardcase gitar besar. Natalia menatap pria tersebut dengan rasa ingin tahu yang semakin mendalam.
"Maaf, apakah apartemen tersebut akan dihuni?" tanya Natalia dengan nada sopan namun penuh rasa penasaran.
Pekerja itu berhenti sejenak, mengangkat wajahnya dari beban yang dibawanya. "Iya, benar," jawabnya singkat sebelum melanjutkan pekerjaannya. Srek... Pekerja itu berbalik dan melanjutkan langkahnya, meninggalkan Natalia yang masih berdiri di sana dengan rasa penasaran yang semakin besar.
Natalia menggigit bibirnya pelan, menimbang apakah dia harus menanyakan lebih lanjut atau tidak. Namun, pandangannya tertuju pada seorang pekerja lain yang mendorong hardcase mixer yang besar ke dalam apartemen tersebut. "Banyak alat musik... seperti studio rekaman," gumamnya dalam hati, matanya memperhatikan barang-barang tersebut masuk ke apartemen itu.
"Apakah musisi yang pindah ke sini?" pikirnya lagi, penasaran. Natalia akhirnya memutuskan untuk berjalan mendekat. Ssst... srek... Langkah kakinya ringan dan hati-hati, saat dia berdiri di depan pintu yang terbuka lebar. Di dalam apartemen, terlihat jelas berbagai alat musik yang tersusun rapi—gitar, mixer, speaker besar, dan peralatan lain yang tampak profesional.
Mata Natalia sedikit melebar, mengagumi set-up di dalam ruangan itu. "Seperti studio rekaman pribadi," pikirnya, kagum dengan apa yang dilihatnya.
Seorang pekerja lain, yang sedang sibuk mengatur kabel-kabel di lantai, menoleh ketika melihat Natalia berdiri di pintu. "Maaf, apakah kau tahu siapa yang pindah ke sini?" tanyanya, suaranya terdengar pelan namun penuh rasa penasaran.
Pekerja itu mengangkat bahu tanpa melihat lebih jauh. "Maaf. Saya tidak tahu." jawabnya santai, kembali fokus pada pekerjaannya.
Namun, sebelum Natalia beranjak pergi, pekerja itu menambahkan, "Tapi katanya, yang pindah ke sini berasal dari Amerika."
Natalia terdiam sejenak, kata-kata itu membuatnya semakin penasaran. "Dari Amerika?" pikirnya. "Siapa yang pindah ke sini dengan peralatan musik sebanyak ini?" Ada getaran halus dalam hatinya, rasa penasaran yang terus tumbuh. "Apa mungkin seorang musisi terkenal?"
Setelah beberapa saat berdiri di depan pintu, Natalia akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemennya sendiri. Namun, saat dia melangkah masuk, pikiran tentang musisi misterius dari
Amerika itu terus berputar di kepalanya. Ssst... srek... Pintu apartemennya tertutup pelan, meninggalkannya dalam keheningan.
Namun rasa ingin tahu itu masih terus menggelayut. "Aku harus mencari tahu siapa yang pindah ke seberang," gumamnya pelan sambil melepaskan sepatunya, matanya memandangi pintu apartemen di seberang, yang masih terbuka.
*****