Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Curhatan mereka}
"Ternyata masih ada kejadian seperti ." jawab Valen yang kaget apa yang terjadi dengan mereka.
"Maka dari itu, wanita itu sok berkuasa sekarang." ucap Resty yang kesal dengan wanita itu.
"Siapa nama wanita itu?" tanya Valen pada Resty.
"Namanya Laura." jawab Dini yang balas menjawab.
"Kalau begitu kalian bisa laporkan pada atasan kalian, daripada kalian terus diperlakukan seperti itu." ucap Valen yang tak terima apa yang dilakukan oleh wanita yang bernama Laura itu.
"Tetap saja kami kalah, dibelakang ada seseorang yang melindungi wanita itu." jawab Bunga yang menjelaskan secara rinci, jujur saja Valen kaget apa yang sedang terjadi di kantor tempat kerja mereka. Yang sebenarnya kantor itu milik mamanya sendiri.
"Kalau sudah begitu, kami tak bisa banyak bertindak. mau tidak mau kami semua harus menuruti apa perintahnya." jawab Dini yang sebenarnya sedikit kesal perilakuan Laura pada mereka.
Diam-diam Valen mencurigai, jika terus begini masalah tak akan pernah selesai.
"Sebaiknya aku hubungi mama." batin Valen yang akan bicara pada mamanya soal permasalahan ini.
"Semoga saja permasalahan kalian cepat selesai, aku yakin jika nantinya masalah kalian dikantor akan segera selesai. " ucap Valen yang menyemangati mereka.
Almira membalas dengan Anggukkan, kemudian mereka mulai bercerita bergantian tentang cerita mereka masing-masing.
Valen pun merasa jika teman yang baru dia kenali jauh lebih baik daripada teman lamanya. Mereka begitu terlihat akrab dan sering kali mereka senang bercanda.
Tak terasa waktu sudah malam, mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing.
Diam-diam Valen menghubungi seseorang.
"Hallo ma." sapa Valen pada Mama Monica.
"Hallo sayang." balas Mama Monica yang terdengar begitu bahagia.
"Mama sibuk tidak?" tanya Valen pada mamanya, sontak saja mama Monica kaget.
"Tidak sayang, memangnya ada apa. Apa ada sesuatu yang terjadi sama kamu Sayang?" tanya Valen pada putrinya.
"Tidak ma, hanya ada sesuatu yang ingin Valen bicarakan pada mama." jawab Valen mulai menceritakan semua kejadian pada mamanya, hingga mama Monica baru mengetahui kebenaran itu.
"Menurut mama bagaimana?" tanya Valen pada mamanya.
"Baiklah akan mama cek, jika memang itu benar. mau tidak mau mama harus bertanggung jawab. Apalagi ini menyangkut hak mereka." jawab mama Monica yang disibukkan dengan masalah kantornya.
"Iya ma, makasih sudah mau bantu ya ma." ucap Valen yang begitu menaruh harapan itu pada mamanya.
"Iya sayang." jawab mama Monica.
"Ya sudah, Valen mau keluar dulu." pamit Valen pada Mamanya.
"Kamu mau keluar kemana?" tanya Mama Monica pada putrinya.
"Biasa ma cek tempat kerja." jawab Valen yang sudah siap akan pergi ke tempat kerjanya.
"Ya sudah, hati-hati dijalan." pesan Mama Monica pada putrinya.
"Iya mama sayang." jawab Valen yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Valen segera mengambil jaket dan tidak lupa dia memakai topi dan masker. Saat dia akan keluar, ada Dini yang baru saja keluar dari kamarnya.
" Rapi banget kamu." kata Dini yang meletakkan sepatu dirak sepatu miliknya.
"Iya, biasa ditelepon teman kerja untuk balik kesana lagi."
"Memang ada apa kamu disuruh balik lagi?" tanya Dini yang penasaran.
"Biasanya, pasti ada kesalahan data. Mau tidak mau aku harus balik lagi." Dini langsung membalas dengan anggukkan.
"Aku mau berangkat dulu." pamit Valen yang langsung lari meninggalkan Dini.
Valen langsung keluar dengan membawa sepeda motor miliknya. Akhirnya dia sampai didepan tempat kerja Valen.
"Eh mbak Valen, ada apa mbak?" tanya Anita yang kebetulan berjaga didepan meja kasir.
"Hanya sekedar ingin cek saja." jawab Valen yang berjalan menuju tempat kerjanya.
Setelah dia mengecek data di komputer, Valen keluar menemui mereka.
"Kurang setengah jam lagi, toko akan tutup. Kamu siap-siap saja." pesan Valen pada Anita.
"Iya mbak." jawab Anita yang masih bertahan berdiri didepan kasir.
Valen berdiri mengecek barang yang ada di rak dekat kulkas penyimpanan minuman dingin.
Valen pun kembali ke depan menemui Anita kembali."Aku pulang dulu." pamit Valen pada Anita yang masih setia berdiri didepan kasir.
"Iya mbak." jawab Anita, sedangkan Valen sudah keluar dari tempat kerjanya.
Setelah Valen pulang dari tempat kerjanya, dia lalu pergi lagi di taman kota yang masih cukup ramai dikunjungi banyaknya anak muda disana. Ditrotoar juga dipenuhi pedagang kaki lima dari yang menjual makanan hingga cemilan.
Valen mencoba membeli salah satu cemilan disana. setelah dia beli, dia langsung menikmatinya.
"Enak juga." jawab Valen yang jarang membeli cemilan dipinggiran jalan. Tiba-tiba ada dua pria yang sedang berjalan kearah kedepannya.
Tanpa sengaja ada barang jatuh di lantai, spontan Valen mengambil dompet itu.
Valen melirik 2 pria yang baru saja lewat depannya.
"Pasti dompet ini milik pria itu." batin Valen yang langsung lari menghampiri 2 pria itu.
"Hey." teriak Valen yang langsung mengejar kedua pria itu.
Kedua pria itu menoleh kearah belakang, melihat mereka dikejar oleh seorang wanita.
"Kalian itu tidak dengar ya, dipanggil malah tidak berhenti berjalan ." Valen terus mengomel pada mereka.
2 pria itu saling bertatapan seakan mereka bingung merasa tak kenal dengan wanita itu.
"Maaf ada apa ya?" tanya pria itu yang merasa tak kenal dengan wanita itu.
"Ini, dompet kalian jatuh." ucap Valen pada mereka berdua, mereka langsung memeriksa dikantong celana mereka masing-masing.
Ternyata benar dompet salah satu dari pria itu hilang.
"Dompetku tidak ada." ucap pria itu, yang baru menyadari dompet miliknya hilang.
"Ini benar dompetmu kan?" tanya Valen pada 2pria itu.
"Benar." pria itu langsung mengambilnya dan mengecek didalam isi dompet.
"Benar ini dompet milikku." jawab pria itu.
"Kamu itu teledor, bagaimana sampai hilang. Untung mbak ini bantu menemukan dompetmu." kata Aldo yang menasihati temannya untuk lebih Berhati-hati.
"Makasih ya mbak." ucap pria itu yang merasa lega akhirnya dompet miliknya ditemukan juga.
"Sama-sama mas." Valen pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua, sedangkan Valen kembali ke tempat duduk yang dia tempati.
Tiba-tiba Aldo merasa ada yang aneh dari wanita itu. "Suaranya kok sedikit mirip dengan wanita yang di warung makan itu ya." batin Aldo yang menaruh curiga dengan wanita itu.
"Hey." pundak Aldo dipukul.
"Apa?" tanya Aldo pada temannya.
"Kamu dengar tidak aku bicara apa tadi."
"Yang mana?"
"Kamu bagaimana, diajak ngobrol malah begong." kata pria itu yang sedari tadi mengajak ngobrol.
Akhirnya pria itu jauh berjalan dari taman itu, sedangkan Valen masih asyik menikmati makan cemilannya.
Ternyata nyaman juga duduk santai ditaman kota, dengan ditemani cemilan yang menurut dia masih enak dinikmati.
biasa