Dario Maverick dan Alice sudah menikah selama lima tahun lamanya. Namun, keduanya tak kunjung memiliki keturunan. Sampai dimana ibu mertua Alice meminta Dario untuk menikah lagi. Di saat itu, Alice memilih pergi agar suaminya bisa menikah lagi.
Namun, siapa sangka. Jika dirinya pergi ternyata sedang dalam keadaan sedang mengandung. Alice tidak membatalkan kepergian nya, justru dia melanjutkan kepergian dan meninggalkan cintanya.
Apakah nantinya Dario dan Alice akan bertemu? Bagaimana status pernikahan mereka setelah Alice memutuskan untuk pergi? Apakah Dario memilih menikah lagi ketika istri nya pergi, ataukah justru mencarinya?
BACA SEGERA!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan pertama Dario dan si kembar
Kegaduhan itu terhenti saat sebuah mobil Bentley mewah terhenti di dekat kegaduhan itu terjadi. Warga rusun tampak syok saat melihat mobil mewah berada di sana. Mereka pun berbisik-bisik dan bertanya-tanya siapakah pemilik mobil itu. "Lihat mobilnya, sangat mewah." Bisik salah satu warga.
"Benar, mungkin dia CEO dari perusahaan MV Group. Sangat kaya ternyata." Sahut yang lain.
Beberapa bodyguard datang mendekat setelah sadar mobil tersebut adalah mobil bos mereka. Bergegas, mereka langsung mengamankan situasi dan membuka pintu mobil tersebut. Terlihat, seorang pria tampan turun dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Kedatangannya, membuat para wanita memekik histeris.
"Ganteng banget! Astaga, dia CEO perusahaan MV Group? AKu pikir sudah tua, ternyata masih muda! Sangat tampan!" Pekik seorang wanita.
"Walah, malah anakku baru nikah minggu lalu. Gak bisa di jodohin sama dia." Pelik yang lain.
Dario menghiraukan perkataan ibu-ibu itu, dia segera berjalan dan mendekati seorang laki-laki paruh baya yang terlihat sebagai pemimpin warga rusun itu. Tatapan Dario menatap ke arahnya, begitu pun dengan bapak tersebut.
"Tanah ini sudah menjadi milik saya, kamu dan warga lainnya tak berhak tinggal di tanah yang sudah saya beli." Tegas Dario.
"Tuan! Tuan gak malu minta tanah warga miskin seperti kami?! Kami ini sudah tua Tuan, banyak lansia disini. Kami sudah tidak mampu lagi mencari tempat tinggal lebih layak dari ini. Kami mohon belas kasih nya Tuan." Seru bapak itu sembari menangkupkan tangannya.
"Kenapa saya harus malu? Saya membeli tanah ini dengan uang saya sendiri. Saya ingin mengambil hak saya, setelah itu terserah kalian mau kemana. Bukan urusan saya." Ucap Dario dengan datar.
"MINGGIIILL! MINGGILL CEMUAAA!"
Tatapan Dario dan semua orang menatap ke arah sosok bocah menggemaskan sedang berusaha keluar dari kerumunan. Tubuhnya yang gembul membuatnya kesulitan untuk keluar dari kerumunan itu. "GECEEELL! TELJEPITNYA PIPIKUUU!" Teriak bocah berambut coklat, siapa lagi kalau bukan Alexa.
Berhasil terlepas dari kerumunan, Alexa menarik Eliza yang masih tersangkut. Wajah kedua anak itu memerah karena terus berdesakan sejak tadi. Demi bisa membelah kerumunan dan melihat langsung perdebatan itu. Satu alis Dario terangkat saat melihat kedua bocah menggemaskan itu. Tingkah lucu keduanya membuat bibir Dario menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat tipis. Apalagi, saat melihat keduanya saling menolong demi yang lain.
"Haaah ... haaahh ... mana olang yang mau guculnya? Hadapin dulu Lekca cini." Ujar Alexa dengan nafas memburu.
Tatapan warga dusun mengarah pada Dario, tentunya hal itu membuat Alexa beralih menatap Dario. Seketika, alisnya menukik tajam, matanya mengarah pada Dario dengan tatapan menusuk. Namun begitu, Alexa tak terlihat menyeramkan. Justru, anak itu terlihat sangat menggemaskan di mata Dario.
"Eh, ganteng kali dia cumiati. Jangan kau malah-malah, ngomongnya baik-baik aja." Bisik Elizah.
"Lijaaaa! Jangan kau pancing emociku dicini!" Kesal Alexa.
Alexa kembali terfokus pada Dario yang mulai melangkah mendekati mereka. Melihat Dario yang terlihat sangat tinggi, membuat keduanya memundurkan langkahnya takut. Setelah itu, Dario berlutut di hadapan kedua bocah menggemaskan itu, sambil melepas kaca mata hitamnya.
"Ganteng kali dia cumiatiii, meleleh hatinya Elizaa." Bisik Eliza.
"Jadi namamu Sumiati?" Tanya Dario sembari menatap ke arah Alexa yang masih melongo. Mendengar itu, Alexa mengatupkan mulutnya, dia menatap tajam ke arah Dario yang tersenyum padanya. Enak saja nama cantiknya di rubah oleh pria itu karena saudara kembarnya.
"Cembalangan! Namanya Lekca! Cumiati ... cumiati ... citu Lojali! Heh, kau dengal ini Lojali. Halta nda di bawa ke kubulan kata mommy, jadi jangan combong. Banyak belcedekah bial kubulannya nda cempit. Macih untung citu ganteng," ujar Alexa dengan pipi yang menggembung kesal.
"Tapi Om sudah membelinya, kalian sudah tidak berhak tinggal disini." Sahut Dario dengan tersenyum tampan.
Alexa menatap ke arah Eliza, begitu pun sebaliknya. "Memangna belapa? Lekca ada uang, lima lebu. Kalau kulang ...." Tatapan Alexa mengarah pada Eliza. Sedangkan kembarannya itu sudah merasa ada yang tidak beres dengan tatapan Alexa.
"Heh Lijaa, kau ku jual boleh nda? Kau cuka Om ini kan? Cana." Bisa Alexa yang mama membuat mata Eliza membulat sempurna.
"Heh! Cudah miling otakmu itu lupanya hah?! Enak kali ngomongnyaa! Nda! Jual caja lemakmu itu." Ketus Eliza.
Dario tersenyum, kedua bocah di hadapannya begitu lucu. Sejenak, dirinya menatap lekat wajah Alexa dan juga Eliza. Dia merasa familiar dengan wajah keduanya. Apalagi, rambut hitam lebat milik Eliza. "Mungkin, kalau aku dan Alice memiliki anak. Dia akan selucu mereka berdua." Batin Dario.
"Om, jangan gucul lumah kami. Kami mau tinggal dimana? Om cudah kaya, punya banyak uang. Kalau kami banyak yang utang cana-cini, campe menyikca diliku kali lacanya. Kacian mommy kami, jangan di gucul yah Om." Pinta Alexa sembari menangkupkan tangannya.
Dario menatap ke arah mata Alexa, dia tertegun saat melihat mata itu. Mata itu mirip sekali dengan mata teduh milik istrinya, Alice. Jantung Dario berdegup kencang, dia bergegas berdiri dan kembali memakai kaca matanya. "Bubarkan, kita kembali!" Putus Dario sembari berjalan menuju mobilnya.
"Eh, tuan! Tapi ... rusunnya bagaimana?!" Pekik Asisten Ravi dengan bingung.
Dario tak menjawab, dia justru menaiki mobil nya hingga membuat para warga dan yang lainnya kebingungan. Di dalam mobil, Dario melepas kaca matanya. Dia menatap lekat kedua bocah kembar yang menatap ke arah mobilnya. Sudah sangat lama dirinya tak melihat tatapan teduh milik istrinya. Tapi saat menatap Alexa tadi, dia merasa melihat kembali tatapan teduh wanita itu.
"ALEXAAA! ELIZAAA!"
Alice datang dengan raut wajah yang panik, dia bergegas memeluk kedua putrinya dengan cukup erat. Karena keributan tadi, dia kehilangan kedua putrinya yang sangat aktif itu. Padahal dirinya hanya menoleh sebentar, tapi saat berbalik lagi kedua putrinya sudah tidak ada.
"Sudah mommy bilang, jangan ikut campur. Bahaya!" Seru Alice dengan tatapan tajam. Alexa dan Eliza menghiraukan Omelan sang mommy, keduanya menatap ke arah mobil Dario yang melaju dengan cepat. Kedua anak itu seakan memiliki ikatan dengan pria yang pertama kali mereka lihat.
"Kalian lihat apa?" Tanya Alice sembari menatap apa yang kedua putrinya lihat.
"Om nya aneh ya Lija?" Tanya Alexa yang mana membuat Eliza mendelikkan matanya.
"Janan buat emociku kelual yah cumiati, belum kau laca tangan gempalku ini melayang ke bibilmu." SInis Eliza.
Alice menghela nafas pelan, dia pun menarik putrinya untuk masuk ke dalam rusun. Para warga pun kembali masuk ke rusun setelah Apar4t polisi dan juga beberapa bodyguard suruhan Dario pergi dari sana. Mereka tidak tahu, apakah Dario akan tetap mengusir mereka esok hari. Apakah, pria itu akan merelakan para warga rusun untuk tetap tinggal di sana.
__
Jangan lupa dukungannya🥰🥰