Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Perhatian Ander
Sore pun menjelang ,setelah menyelesaikan pekerjaannya Melati pun bersiap untuk pulang .
Sebab dia sudah punya janji dengan ibu nya dan Adelia .
"Paman ,Mel pamit dulu ya ,"ucap Melati pada chef Rahmat .
Pria berumur itu pun menganggukkan kepala ,memberi izin pada Melati sebab siang pagi tadi gadis itu sudah meminta izin padanya untuk sedikit pulang cepat hari ini sebab sedang ada urusan keluarga .
"Hati hati Mel ,salam untuk keluarga "ujar chef Rahmat sedikit berteriak tanpa mengalihkan pandangan dari menu yang sedang dia olah .
"Terimakasih paman "sahut Melati tersenyum ramah .
Sambil menenteng paper bag yang berisi kue ulang tahun milik Adelia ,Melati pun bergegas keluar dari Restoran setelah terlebih dahulu mengganti apron seragam kerja nya dengan baju miliknya .
Melihat Melati yang hendak keluar dari Restorant miliknya ,
Ander pun bergegas menyusul gadis tersebut .
"Hai ".
"Ayo ,aku antar "ucap Ander yang tiba tiba sudah ada di samping Melati .
Membuat gadis tersebut sedikit ber jengit kaget .
"Oh ,maaf apa aku mengagetkanmu ?"tanya Ander dengan tampang bersalah .
"Sedikit "cicit Melati malu malu .
Gadis itu tau hampir tiga bulan dia menjadi asisten chef di Restoran milik Ander .
Tidak di pungkiri pria di sampingnya itu memberikan dia perhatian yang berlebih .
Perhatian yang membuat teman temannya di Restoran tersebut menjadi iri dan menuduhnya menggunakan ilmu guna guna ,sebab belum lama bekerja di Restoran tersebut tapi pemilik Restoran begitu perhatian terhadapnya .
"Yuk ,naik "ucap Ander membangunkan lamunan Melati .
Sejenak Melati ragu ,namun melihat Ander yang sudah membukakan pintu mobil untuknya .
Tak urung Melati pun naik juga ke dalam mobil tersebut .
"Saya tidak enak kalau tiap hari harus di antar jemput seperti ini "ujar Melati begitu tubuhnya sudah mendudukkan diri di kursi sofa depan .
"Kenapa tidak enak ,toh arah tempat kerja kita searah dan rumahku kebetulan melewati rumah tempat tinggalmu "sahut Ander kemudian bersiap melajukan mobilnya .
Melati pun hanya bisa diam tak menjawab .
"Jangan lupa seatbelt nya "ujar Ander sebelum mobilnya melaju lebih jauh .
Gegas Melati pun segera menggunakan seatbeltnya .
Mobil pun kemudian melaju membelah kepadatan jalan raya .
.
.
.
.
.
Sementara itu di kampung tempat tinggal Melati yang lama .
Renita sedang berjuang untuk melahirkan anaknya .
"Iya ,ibu terus dorong !".
"Terus ,bu !"ujar seorang bidan menyemangati dan memberi intruksi pada Renita .
"Iya ,bu sekali lagi ,kepala nya sudah mulai terlihat "lagi lagi suara bidan tersebut mengintruksi .
"Jangan menggigit bibir bagian bawah ya bu ,ayo semangat lagi bentar lagi dedeknya keluar "ucap bidan tersebut tak lama berselang terdengar suara tangisan bayi menggema memenuhi ruangan .
Mama Diah yang juga berada di ruang persalinan tersebut pun mengucapkan syukur atas lahirnya bayi tersebut .
Rudy dan papanya yang baru datang ke puskemas sebab ada pekerjaan penting yang tidak bisa mereka tinggal pun segera menemui mama Diah .
"Ma "ucap Rudy dan papa nya bersamaan .
"Alhamdulillah bayi dan ibu nya selamat "ucap bu Diah sambil tersenyum menatap bayi mungil tersebut di dalam gendongannya .
"Cepat adzankan putra kamu lalu temui istri kamu "titah mama Diah .
Rudy pun mengangguk kemudian segera mengadzani bayi mungil tersebut di telinga kanan dan Iqomah di telinga kiri ,setelah itu gegas ia menemui Renita yang masih terbaring diatas ranjang .
"Mas "lirih Renita hendak bangun dari posisi tidurnya .
"Sstt tidak usah banyak bergerak ,sudah tiduran saja ".ucap Rudy saat melihat Renita hendak bangun .
Tak lama kemudian mama Diah pun menghampiri mereka sambil menggendong bayi mungil tersebut .
"Ren ,cepat susui bayi kamu dia sepertinya haus "ujar mama Diah sambil menyodorkan bayi tersebut kedalam gendongan Renita .
Bayi itupun segera mencari air sumber kehidupannya setelah Renita membuka kancing bajunya .
.
.
.
.
.
.
.
.
Ander menghampiri Melati yang sedang sibuk membagi bagikan bingkisan untuk anak anak yatim dan piatu yang dia undang untuk meraya kan ulang tahun Adelia .
Pemuda tersebut pun turut serta membantu Melati membagikan bingkisan bagi anak anak tanpa orang tua tersebut .
"Jadi hari ini Adel ulang tahun ?"ucap tanya Ander sambil tangannya sibuk membagikan bingkisan tersebut pada anak anak ,sesekali dia menganggukkan kepala dan tersenyum ketika anak anak tersebut mengucapkan kata terimakasih padanya .
"Iya ,alhamdulillah hari ini Adelia genap berumur satu tahun "jawab Melati sambil menganggukkan kepala dan tersenyum kepada anak anak .
"Aku salut sama kamu "ujar Ander menoleh sejenak dan menatap netra milik Melati .
Gadis itu hanya tertunduk malu dan membuang muka
"Mel "panggilan dari bu Fatma menginterupsi keduanya .
Saling membuang muka karena malu Ander pun melanjutkan aktifitasnya membagikan bingkisan pada anak anak tersebut sedang Melati mencium pipi Adelia dengan gemas .
.
.
.
Melati baru saja hendak mengambil sekotak susu di rak display mini market yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya .
Ketika sebuah panggilan menginterupsi gerakan tangannya .
"Melati ?".
"Masha ALLAH ,kamu benar Melati kan ?"
"Melati ,adiknya Mawar Jingga Lestari ".ujar seseorang tersebut menatap wajah Melati lekat lekat ,untuk memastikan kembali bahwa dia tidak salah orang .
Melati tampak berusaha mengingat siapakah gerangan seseorang yang memanggil namanya tersebut .
"Aku Galuh ,Galuh Menur "ucap Galuh saat memperhatikan Melati berusaha mengingat tentang siapa dirinya .
"Aku teman sekolah kakakmu Mawar "ujar Galuh lalu mengulurkan tangan .
Ingatan Melati pun tertuju pada seseorang yang merupakan sahabat dari kakaknya tersebut .
Sahabat Mawar dari zaman putih biru ,hingga mereka berseragam abu abu .
"Masha ALLAH ,ini beneran mbak Galuh ?".
"Mbak Galuh yang dulu suka main ke rumah ?"ujar tanya Melati dengan penuh takjub menatap kearah Galuh .
"Iya ,ini Galuh yang dulu suka main ke rumah kalian ?"sahut Galuh mengurai senyum .
"Ya ALLAH ,Mel tidak menyangka bisa ketemu mbak Galuh di sini ?".
"Mbak Galuh apa kabar ?".ucap Melati saat akhirnya dia mengingat siapa seseorang yang tadi memanggil namanya .
"Alhamdulillah baik ".
"Kamu sendiri bagaimana kabarnya ?".
"Ohya ,Melati kerja atau melanjutkan study lagi nih ?"tanya Galuh dengan antusias .
Terlihat sekali betapa bahagianya dia bisa bertemu dengan adik dari sahabatnya tersebut .
Melati hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari Galuh yang beruntun .
Keduanya saat ini sedang duduk di meja kursi yang ada di teras minimarket tersebut .
"Alhamdulillah kabar Melati baik ,mbak Galuh ".
"Melati sekarang tinggal menetap dan bekerja di kota ini ".
"Ohya ?".
"Tinggal di mana ?"
"Rumah mbak juga tak jauh dari sini tepatnya di Blok E nomer delapan ".
"Kapan kapan mainlah ke rumah "ujar Galuh .
"Terima kasih mbak ,kapan kapan insha ALLAH ,Melati nanti main ke rumah mbak Galuh "ucap Melati lalu tersenyum ramah .
"Ohya ngomong ngomong ,gimana kabarnya Mawar ?".
"Dia sudah berkeluarga kan ?".tanya Galuh .
Sesaat Melati pun hanya terdiam tak menyahuti pertanyaan dari Galuh .
Ingatannya melayang pada sosok kakak kandungnya tersebut .
"Hei ,kenapa ?".
"Apa terjadi sesuatu ?"tanya Galuh saat melihat Melati menitikkan air mata .
Melati pun segera menghapus air mata nya mencoba mengurai senyum kearah Galuh .
"Kak Mawar ,"ucap Melati menjeda sejenak kalimatnya .
"Kak Mawar sudah tenang di surga ".serasa tercekat leher Melati saat mengatakan hal tersebut pada Galuh ,air mata yang sudah di hapusnya pun urung jatuh kembali .
"Innallilahi wainnaillaihi rojiun "lirih Galuh membekap mulut seolah tak percaya akan kabar yang baru saja dia terima
.
.
.
.
.
.
.
Galuh memeluk tubuh Melati dengan erat ,memberikan energi positif dan dukungan pada gadis yang baru saja selesai menceritakan kisah tragis dalam hidupnya .
"Kamu yang sabar ya ,insha ALLAH pasti akan ada kebahagiaan untuk kamu ".
"Percayalah ,ALLAH tidak akan menguji umatnya melebihi dari batas kapasitas makhluknya tersebut "nasehat Galuh sambil memeluk Melati .
"Terima kasih mbak "sahut Melati menganggukkan kepala ,kembali di sekanya air mata yang menetes .
"Astaghfirullah ,mbak harus segera pulang ".
"Gibran dan Gendhis pasti nungguin mbak ?"ucap Galuh berpelukan sebentar dan bercipika cipiki sejenak dengan Melati lalu bergegas menuju motornya yang terparkir di halaman mini market dan melajukan motornya meninggalkan minimarket .
Melatipun juga kemudian bergegas pergi dari minimarket tersebut .
.
.
.
.
.
.
Ander mondar mandir di teras rumah Melati sambil menggendong Adelia ,
Bocah satu tahun tersebut tampak sesekali terkekeh saat sekali waktu Ander mengangkat tubuhnya tinggi tinggi .
"Nak ,Ander silahkan di minum tehnya "ucap bu Fatma dengan ramah sambil meletakkan secangkir teh di meja samping Ander .
"Terimakasih bu "ucap Ander dengan nada ramah .
Tak lama kemudian Melati pun tiba dari minimarket .
Alisnya berkerut saat melihat Ander sudah ada di teras rumahnya .
"Ander ?".sapanya dengan wajah penuh tanya .
"Ini hari minggu bukan ?"tanya Melati memastikan sebab takut Ander datang kerumahnya untuk mengajaknya lembur .
"Iya ini hari minggu kok ".
"Tenang aja aku nggak ngajakin kamu ke rsetoran ".ucap Ander seolah tau apa yang di fikirkan Melati .
"Tapi aku mau ngajakin kamu pergi ke suatu tempat "ucap Ander lagi .
"Pergi ?".
"Kemana ?".tanya Melati .
"Nanti kamu juga tau ,tapi sebelumnya aku akan anter kamu mengunjungi beberapa tempat dulu "ucap Ander tanpa sungkan langsung meraih tangan Melati.
"Nanti jam tujuh aku akan jemput kamu ".
"Tapi ...aku ?".
"Aku sudah izin sama bu Fatma dan beliau sudah mengizinkan "ujar Ander membuat Melati pun menoleh pada Ibunya yang sedang menggendong Adelia .
Bocah tersebut mulai tertidur dalam ayunan neneknya .
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr