Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBERIKAN PELAJARAN
Nyonya tua Li terlihat sangat kesal, kedua menantu barunya tiba-tiba saja saling bertarung satu sama lain, mereka bahkan tidak mempedulikan keberadaan para petugas pengadilan yang masih berdiri di sana, untuk mengawasi penggeledahan yang dilakukan oleh para prajurit.
"Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" ucap nyonya tua Li, suaranya terdengar menggelegar.
Jiang Jiyun mendengus, "Nenek, dia yang menyerangku lebih dulu, dia terus mengata-ngataiku sebagai pembawa sial!"
Su Yuan merengek, dia menggelendotkan tangannya pada nyonya tua, "Nenek, jika bukan karena saudara Chen yang menikahi wanita terkutuk ini, keluarga kita pasti tidak akan mengalami bencana besar. Dia itu pembawa sial!"
Jiang Jiyun melotot, "Su Yuan! Aku tidak memiliki permusuhan apapun denganmu, tapi karena kau ingin bermusuhan denganku, aku akan bertarung denganmu sampai mati!"
"Heh! Dasar pembawa sial! Kau memang seorang pembawa sial!" ucap Su Yuan lagi.
Jiang Jiyun tersenyum miring, dia melirik ke arah Li Jiang. "Su Yuan! Aku tidak tahu apa yang salah dengan otakmu, kau telah menikah dengan saudara kedua, tapi masih saja menunggu suamiku di bawah pohon besar itu. Apakah kau berpikir aku tidak mengetahuinya? Di hari pernikahan mu, kau telah memasangkan topi hijau di kepala saudara kedua. Sungguh wanita yang sangat percaya diri!"
Li Jiang melotot mendengar ucapan yang keluar dari mulut Jiang Jiyun, dia segera mendekat, kemudian melayangkan sebuah tamparan keras.
Plak!
"Dasar wanita tidak tahu malu, kau hanya ingin mengacaukan keluargaku!" ucap Li Jiang sambil menunjuk wajah pucat Su Yuan. Dia sangat marah dan ingin sekali menenggelamkan istri barunya tersebut ke dalam kolam.
"Itu tidak benar, Jiang Jiyun berbohong! Dia hanya ingin agar aku terlihat jelek di mata kalian semua!" ucap Su Yuan.
"Benarkah? Apa kau pikir mataku bermasalah? Aku melihat dengan jelas, kau menunggu suamiku, bahkan berani menarik pergelangan tangannya! Kalian berdua berbicara dengan sangat dekat, ada apa? Kau merasa tidak puas dengan suamimu? Ini baru hari pertama pernikahan, tapi kau sudah membuat saudara kedua menjadi cemoohan orang-orang." ucap Jiang Jiyun, nadanya terdengar ketus, seolah benar-benar sangat marah dan cemburu.
Plak!
Tamparan lain menyusul, membuat wajah Su Yuan menjadi bengkak seperti babi. Dia menitikkan air mata sambil mengelus pipinya yang merah dan sakit.
"Suamiku! Kau lebih percaya kata-kata dari wanita pembawa sial itu, dibandingkan dengan istrimu sendiri?" tanya Su Yuan, dia terlihat sangat sedih.
Jiang Jiyun menyeringai, "Sayangnya saudara kedua juga melihat kalian bertemu setelah ritual pernikahan. Bukan begitu, saudara kedua?"
Plak!
Li Jiang kembali menampar gadis itu, wajahnya terlihat hijau, gigi pemuda itu gemerutuk menahan amarah yang tiba-tiba saja mengumpul di ubun-ubunnya.
"Dasar jalang! Kau benar-benar ingin mencurangiku?" tanya Li Jiang, dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya.
"Saudara kedua, tenanglah! Su Yuan mungkin hanya bingung, dia terlalu mencintai suamiku, sehingga lupa bahwa orang yang telah menikahinya adalah anda.'' ucap Jiang Jiyun, kata-katanya terdengar seolah dia sedang membela Su Yuan, namun kenyataannya dia menjatuhkan gadis itu sehingga tidak memiliki cukup kebaikan untuk ditunjukkan lagi.
Su Yuan memelototkan matanya, dia berlari ke arah Jiang Jiyun dan langsung mengangkat tangannya untuk menampar gadis itu, namun sayang, pergelangan tangannya dicekal di udara oleh Jiang Jiyun.
"Kau ingin menyerangku? Kau! Terlalu lemah!" ucap Jiang Jiyun sambil menghempaskan tangan gadis itu dengan sangat kasar dan keras.
Plak!
Jiang Jiyun menampar wajah Su Yuan, "Tamparan ini, aku mewakili keluarga untuk mendidik wanita yang tidak bermoral sepertimu!"
Plak!
Tamparan kedua mendarat, "Yang ini untuk saudara kedua, kau berani bersikap begitu bebas, bahkan ingin berselingkuh secara terang-terangan! Su Yuan, dimana rasa malu dan martabatmu? Apakah Marquez Su begitu sibuk, sehingga tidak memiliki waktu untuk mengajari anaknya sendiri?"
Plak!
Tamparan ketiga mendarat, "Ini merupakan peringatan dariku, kau telah memiliki seorang suami, jaga dirimu baik-baik! Jangan pernah memiliki niat untuk merayu suami siapapun!"
Mata Su Yuan memerah, dia berniat untuk mempermalukan Jiang Jiyun, namun malah berbalik padanya. Tidak hanya Li Jiang, bahkan semua anggota keluarga Li juga menatapnya dengan sinis.
'Sial! Aku terlalu meremehkan wanita pengganggu ini! Tunggu saja sampai saudara Chen kembali dari istana, aku pasti akan segera melaporkan nya.'
Jiang Jiyun menatap wajah semua orang, dia sedikit terkejut dengan perubahan mereka. Mungkinkah rencananya telah berhasil untuk memenangkan hati semua orang?
"Jiang Jiyun, apakah kau berpikir saudara Chen akan tertarik padamu? Dengan tempramen mu yang keras, kau hanya akan menambah kebencian di hatinya." ucap Su Yuan, dia akhirnya merasa lega karena telah mengungkapkan kebenarannya.
Jiang Jiyun mendengus, ''Dia suka atau tidak suka, aku tetaplah istri yang sudah di nikahinya. Su Yuan, kau terlihat sangat peduli padaku, kenapa? Kau masih ingin mengincar suamiku?"
Su Yuan kembali meledak, dia berniat untuk menjambak rambut Jiang Jiyun, namun ucapan nyonya tua Li membuat gerakan gadis itu terhenti di udara.
"Hentikan! Apakah kalian berdua tidak memiliki rasa malu? Ingin melihat keluargaku kehilangan wajahnya?"
Su Yuan akhirnya berhenti, dia berjalan ke belakang sambil menekuk wajahnya hingga sepuluh lipat. 'Jalang kecil ini! Lihat saja! Aku pasti akan memberimu pelajaran! Kau telah merebut saudara Chen dariku.'
"Jenderal kembali!''
Semua orang melirik ke arah gerbang kediaman, mereka melihat sosok Li Chen yang telungkup di atas tandu, dengan luka cambuk dan darah yang sudah membasahi pakaiannya.
"Aaargh!" nyonya tua Li terlihat sangat terkejut, dia terhuyung ke belakang dan langsung ambruk di atas tanah. Sedangkan Wu Jia atau nyonya Li bergegas mendekat ke arah putranya yang terluka parah, sambil menangis dengan histeris.
"Chen'er! Putraku! Kesayangan ku! Ada apa dengan mu?" ucap Wu Jia sambil terus terisak.
Li Chen mengangkat kepalanya, menatap sosok sang ibu yang terlihat sedih. "Ibu, aku baik-baik saja!"
"Ambilkan obat untuk Chen'er!'' ucap Wu Jia kepada pelayan nya, sayangnya mereka hentikan oleh para petugas yang masih berdiri di sana.
"Tidak ada satu orang pun yang bisa bergerak sebelum penggeledahan selesai!" ucap salah seorang jenderal sambil melompat turun dari kudanya.
"Ya jenderal!" para prajurit terlihat berjaga, mereka berdiri dengan tegak.
"Jenderal! Kami tidak menemukan apapun di kediaman ini!"
"Jenderal! Kami sudah memeriksa gudang dan dapur, semuanya kosong!"
"Apaaa?" mata jenderal itu langsung melotot, dia berjongkok sambil mencengkram dagu Li Chen.
"Katakan padaku, dimana kau menyimpan semua senjata dan perhiasan?"
Li Chen menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu, aku baru saja akan mengunjungi kamar pengantin, saat para prajurit dengan terburu-buru memanggilku ke istana."
Wajah jenderal itu terlihat sangat merah, dia kembali berdiri dan berniat untuk mengayunkan cambuknya.
"Berhenti! Bukankah suamiku sudah menjelaskan yang pada kalian? Untuk apa lagi berbuat kekerasan?" ucap Jiang Jiyun sambil berdiri melindungi Li Chen.