Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24_Ingin Kuliah
Sedangkan mbak Bella hanya duduk diam di tempat tidak berani bersuara, dia tahu sangat bos nya itu hanya ramah kepada istrinya tapi tidak dengan yang lain.
Tak lama Bianca pun datang, dia datang dari rumah dan membawakan bekal untuk papa dan kakak iparnya.
"Halo kak, papa mana?" tanya Bianca duduk di samping Maura.
"Selamat siang nona Bianca." sapa mbak Bella.
"Eh ada kak Bella, lama ya kita gak ketemu." ucap Bianca begitu ramah sekali karena memang dia sangat mudah berbaur, beda halnya dengan sang kakak.
"Iya nona."
"Kak ayo ke ruangan papa kita makan siang bareng." ucap Bianca menarik lembut tangan sang kakak.
"Mbak Bella aku ke dalem dulu ya." pamit Maura merasa tidak enak karena meninggalkan mbak Bella sendirian.
"Iya Ra masuk aja." jawab mbak Bella dengan ramahnya karena mbak Bella sudah lama mengabdi di sini jadi sudah biasa saja.
"Papa ayo makan siang." seru Bianca masuk ke dalam.
"Sayang kalau datang tuh salam gak langsung nyelonong gitu," tutur papa Brian melihat sang anak yang memang begitu berbanding terbalik dengan sikapnya dan juga anak laki-laki nya itu.
"Hehe assalamualaikum papa Brian yang tampan." ucap sang anak dan hanya bisa mendapatkan gelengan kepala dari sang papa.
Maura merasa beruntung karena dia sangat di sayang dan di jaga di keluarga barunya, awalnya dia merasa kalau hidupnya akan tidak berjalan mulus sama seperti dulu, tapi ternyata tidak.
"Pa habis ini aku mau ajak kak Maura ke mall ya buat jalan jalan mumpung pawangnya gak ada," izin Bianca.
"Emang kenapa kalau ada kakak mu?" tanya papa Brian sambil memicingkan matanya.
"Ya kak Maura bakalan di kurung setiap hari lah di rumah buat bikin ponakan buat Bianca, Bianca kan pingin jalan jalan juga sama kakak ipar." ucap Bianca yang tidak di filter sama sekali itu.
Maura yang mendengar ucapan sang adik ipar hanya bisa tersipu malu karena ucapan sang adik yang begitu frontal sekali.
"Ya udah tapi izin dulu sama kakak mu, kamu juga sayang izin ke suami kamu ya biar dia gak nyariin." ucap papa Brian.
"Tapi kan ini masih jam kerja pa, apa tidak apa-apa?" tanya Maura sedikit tidak enak karena harus bolos.
"Tidak apa-apa biar urusan papa itu, lagian suami kamu juga pasti menyetujui kok." ucap papa Brian.
Di sisi lain Bara rasanya ingin segera pulang padahal dia baru saja tiba di Singapura.
"Ini masih lama apa Max, kalau lama kita pulang saja." ucap Bara.
"Kita baru saja sampai tuan." ucap Max tak habis fikir dengan tuan nya itu.
"Segera selesaikan semuanya dan kita pulang, oh ya jangan lupa suruh putra dan Rani untuk terus mengawasi istri saya." ucap Bara kemudian masuk kedalam restoran untuk mengadakan rapat dengan klien.
Tak lama ada pesan masuk dari sang adik dan juga sang istri dengan waktu yang hampir bersamaan.
Bianca: [Kak aku pinjem istri nya sebentar ya buat ajak ke mall.]
^^^Bara: [Ya, jangan sampai lecet.]^^^
Maura: [Mas aku izin ya ke mall bareng Bianca, katanya dia butuh teman.]
^^^Bara: [Kirimkan foto mu terlebih dahulu agar saya bisa mengecek nanti keadaan nya kamu masih lengkap atau tidak.]^^^
Pesan terkirim yang langsung di baca oleh Maura sambil mengernyitkan dahinya dengan maksud sang suami dan tak sengaja Bianca melihat nya.
"Ck yang emang nya aku mau apain kak Maura sih, dasar suami posesif." gerutu Bianca namun suka dengan pasangan tersebut.
Maura pun mengirimkan foto selfie nya untuk sang suami dengan senyum yang begitu manis, bahkan Bara hampir tersedak dengan air liurnya sendiri karena terkejut dengan kecantikan sang istri yang begitu cantik dan manis sekali, padahal dia baru saja bertemu dengan klien.
Bianca dan Maura pun menuju ke mall yang cukup besar, di sana Bianca mengajak kakak iparnya mencari beberapa baju untuk dia pergi main tak lupa juga membeli untuk kakak iparnya.
"Kak aku ada hadiah, ini aku baru aja beli tadi di sana, dibuka nanti aja ya." ucap Bianca menyodorkan paperbag yang entah isi nya apa.
"Kak Angel?" panggil Maura cukup pelan namun orang yang dia panggil masih mendengar panggilannya karena memang jarak mereka yang cukup dekat.
Yap Maura melihat sang kakak yang sedang berjalan dengan paperbag di tangannya, dengan menggandeng tangan seorang pria tua yang entah siapa itu, bahkan dengan papa Ilham saja masih muda sang papa.
"Kamu kenal dia sayang?" tanya pria tua itu yang terpesona dengan paras wanita yang baru saja menyapa wanita nya.
"Kak pulang, mama sama papa nyariin kakak." ucap Maura merasa bahwa dia harus bertindak.
Bianca hanya melihat apa yang sedang terjadi karena dia sendiri tidak tahu apa permasalahan nya, namun dia baru ingat bahwa Angel adalah wanita yang seharusnya menikah dengan sang kakak namun harus digantikan karena calon pengantin nya kabur.
"Oh ini yang kabur di hari pernikahan nya, udah kak gak usah di urusin lebih baik kita cari makan aku laper." ucap Bianca dengan sinis sambil menarik tangan kakak iparnya menjauh, padahal itu hanya alasan karena Bianca sudah makan tadi di kantor.
"Ck siapa juga yang mau ngomong sama kalian, kenal juga gak tahu." ucap angel kemudian pergi dari sana dengan om-om tua itu.
Yap setelah kabur dia tinggal bersama sang kekasih yaitu Ferdi, Angel sangat merasa senang sekali namun dia juga butuh biaya untuk memenuhi semua keinginannya, barang barang branded nya selalu memanggil dia untuk segera mengambil nya, alhasil sekarang Angel menjadi simpanan seorang om-om berumur yang lebih tua dari papa nya.
Ini semua demi gaya hidupnya sampai dia harus merelakan dirinya menjadi wanita murahan, simpanan om-om.
Malam harinya Maura masih merenung sendiri di kamar, setelah tadi bertemu dengan kakaknya dia cari cemilan kemudian pulang karena mereka sudah capek.
"Kak kamu kenapa sekarang jadi gini?" lirih Maura merasa iba dengan sang kakak, tapi dia tidak boleh munafik kalau Maura bersyukur kalau dia yang menggantikan sang kakak, karena dia bisa mendapatkan keluarga yang begitu baik kepadanya.
Tiga hari sudah Maura di tinggal oleh suaminya untuk urusan bisnis, selama itu pula setiap malam Bara akan menghubungi sang istri dan sebaliknya.
Sekarang hari libur sehingga Maura hanya duduk santai di ruang keluarga dengan Amma Wina dan Bianca.
"Dek kapan ujian?" tanya mama Wina karena seingat beliau kalau sang anak bungsu nya itu sudah mau ujian.
"Satu minggu lagi ma, Bianca juga udah cari-cari kampus dan mungkin kampus papa aja deh." ucap Bianca.
Mendengar soal kuliah tiba-tiba Maura berkhayal kalau dia bisa kuliah karena dia dari dulu begitu ingin kuliah, pasti dia sangat senang sekali, namun dia sadar diri tidak mungkin buat dia bisa kuliah.
Perubahan drastis Maura pun di sadari oleh mama Wina, beliau tahu kalau menantunya itu pasti juga sangat ingin kuliah karena mama Wina sangat tahu bagaimana perlakuan. Keluarga nya kepada menantu nya itu dulu.
.
.
Bersambung.....
ᑲᥡk ᥡg gk sk sm mᥲᥙrᥲ...