Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Menghadapi Musuh di Bayangan
Setelah menemukan akar masalah yang menyebabkan rumor tersebut, Zayyy dan Angelina merasa lebih tenang. Namun, bayangan musuh yang tidak terlihat masih menghantui mereka.
Mereka tahu bahwa di balik setiap rumor, ada seseorang yang berusaha merusak hubungan mereka, dan mereka tidak bisa membiarkannya begitu saja.
Di tengah pertemuan yang mereka adakan, Zayyy mendapatkan ide untuk menyelidiki lebih lanjut siapa yang sebenarnya di balik semua ini.
Dia mengumpulkan teman-teman dekatnya, termasuk Dito, Clara, dan Rina, untuk membahas langkah selanjutnya. Mereka semua berkumpul di Taman Nyawiji, tempat di mana mereka sering berbagi cerita dan tawa.
“Jadi, kita sudah tahu siapa yang memulai rumor, tapi kita belum tahu siapa yang menyebarkannya lebih jauh,” Zayyy memulai dengan nada serius. “Kita perlu mencari tahu siapa yang ada di balik semua ini. Kita harus melindungi Angelina.”
“Benar,” jawab Dito. “Kita tidak bisa membiarkan orang itu terus merusak hubungan kalian. Kita perlu mencari cara untuk menghadapi mereka.”
Angelina, yang duduk di sebelah Zayyy, mengangguk setuju. “Kita tidak perlu takut menghadapi siapa pun. Jika mereka berani berbicara di belakang kita, mereka harus siap untuk menghadapi kita secara langsung.”
Clara tersenyum mendengar kata-kata Angelina. “Itu semangat yang tepat. Kita harus mencari tahu siapa yang ada di balik semua ini dan menghadapinya dengan cara yang baik.”
“Lalu, bagaimana kita menemukan orang itu?” Rina bertanya, terlihat sedikit ragu. “Aku tidak ingin terlibat lebih dalam jika itu bisa menambah masalah.”
Zayyy menjawab, “Kita perlu menyelidiki. Mungkin kita bisa bertanya pada orang-orang yang terlihat terlibat dalam rumor itu. Kita harus mencari tahu siapa yang membicarakan kita di belakang.”
Setelah mendiskusikan rencana tersebut, mereka memutuskan untuk melakukan penyelidikan. Zayyy dan Angelina akan mendekati teman-teman sekelas mereka yang mungkin tahu lebih banyak, sementara Dito dan Clara akan mencari tahu dari kelompok lain di sekolah.
Keesokan harinya, Zayyy dan Angelina mulai mencari informasi di sekolah. Mereka mendekati beberapa teman yang mereka percayai untuk bertanya tentang rumor tersebut.
Namun, setiap kali mereka mengajukan pertanyaan, Zayyy merasakan atmosfer yang tidak nyaman. Sepertinya, banyak orang di sekitar mereka takut untuk berbicara.
“Kenapa semua orang terlihat seperti ini?” tanya Angelina, heran dengan sikap teman-teman mereka yang menghindar. “Apakah mereka takut untuk mengakui bahwa mereka tahu tentang rumor itu?”
Zayyy menggelengkan kepala. “Mungkin mereka hanya takut pada siapa pun yang terlibat. Kita perlu menemukan cara untuk membuat mereka merasa aman berbicara dengan kita.”
Setelah berusaha beberapa saat, mereka akhirnya menemukan satu orang yang bersedia berbagi informasi. Namanya Sandi, seorang siswa yang terlihat pemalu, tetapi tahu banyak tentang apa yang terjadi di sekolah. Zayyy dan Angelina mengundangnya untuk berbicara di sebuah sudut yang tenang.
“Sandi, kami ingin tahu apakah kamu mendengar sesuatu tentang rumor yang beredar tentang kami?” Zayyy bertanya, berusaha terdengar santai.
Sandi terlihat gugup, tetapi kemudian mengangguk. “Ya, aku dengar orang-orang berbicara. Banyak yang bilang bahwa Angelina terlibat dengan seseorang yang tidak baik dan membuat Zayyy tersakiti.”
“Siapa yang bilang begitu?” tanya Angelina, mencoba menahan kemarahan yang mulai membara.
“Aku tidak bisa memberitahumu siapa. Mereka meminta agar aku tidak menyebutkan nama mereka,” jawab Sandi, terlihat cemas.
Zayyy merasa frustrasi. “Kami tidak bisa melanjutkan ini jika semua orang terus bersembunyi di balik bayang-bayang. Kita butuh nama agar bisa menyelesaikan masalah ini.”
Setelah beberapa saat berpikir, Sandi akhirnya berkata, “Mungkin kalian bisa bertanya pada Jaka. Dia terlihat tahu lebih banyak tentang rumor ini. Dia sering berbicara dengan Rina dan teman-teman lainnya.”
Zayyy mengangguk. “Terima kasih, Sandi. Kami akan mencarinya.”
Setelah meninggalkan Sandi, Zayyy dan Angelina merasa lebih termotivasi. Mereka segera mencari Jaka, teman sekelas yang sering dianggap sebagai pusat informasi di sekolah. Ketika mereka menemukannya, Jaka sedang duduk bersama beberapa temannya di kantin.
“Jaka, bisa kita bicara sebentar?” Zayyy meminta, menarik perhatian Jaka dari obrolan mereka.
“Oh, hai Zay. Tentu saja, ada apa?” Jaka terlihat santai tetapi agak curiga.
“Dengar, kami ingin tahu tentang rumor yang beredar tentang kami. Kamu mungkin tahu siapa yang menyebarkannya?” Zayyy langsung ke pokok permasalahan.
Jaka tampak ragu. “Aku tidak ingin terlibat dalam masalah ini, Zay. Banyak orang yang berbicara, dan aku tidak tahu siapa yang memulai.”
Angelina tidak sabar. “Tapi jika kamu tahu sesuatu, itu bisa membantu kami. Kami tidak bisa membiarkan orang ini terus merusak hubungan kami.”
Jaka terlihat bingung, tetapi setelah beberapa saat berpikir, dia akhirnya mengangguk. “Baiklah. Aku dengar ada seseorang yang melihat kalian di taman beberapa waktu lalu dan kemudian mulai membicarakan kalian. Mereka bilang Angelina terlihat terlalu dekat dengan seorang teman, dan itu memicu gosip.”
“Siapa teman itu?” tanya Zayyy.
Jaka menggelengkan kepala. “Aku tidak tahu siapa namanya. Mereka hanya menyebutnya teman dekat. Aku sarankan kalian bertanya pada Rina lagi. Dia mungkin tahu lebih banyak.”
Setelah pertemuan singkat itu, Zayyy dan Angelina merasa semakin frustrasi. Mereka tampaknya berada di dalam lingkaran setan di mana setiap jawaban hanya membawa mereka kembali ke titik awal.
“Aku tidak percaya ini bisa sekompleks ini,” Zayyy mengeluh, merasa lelah.
Angelina menepuk bahunya. “Kita tidak boleh menyerah. Kita akan menemukan siapa yang bertanggung jawab. Kita hanya perlu lebih sabar dan terus mencari.”
Mereka kemudian kembali ke pertemuan dengan Dito dan Clara. Saat mereka berbagi informasi yang telah mereka kumpulkan, Dito terlihat semakin khawatir.
“Kita tidak bisa terus mengejar rumor ini tanpa bukti konkret. Kita perlu menghadapi orang-orang yang menyebarkan gosip secara langsung. Jika tidak, kita akan terus terjebak dalam permainan ini,” Dito menekankan.
Angelina menanggapi, “Aku setuju. Kita tidak bisa membiarkan ini berlanjut. Kita perlu menemukan cara untuk berhadapan langsung dengan orang-orang yang terlibat dan meminta mereka menjelaskan.”
“Bagaimana jika kita mengundang mereka ke sebuah pertemuan?” Clara menyarankan. “Kita bisa mengumpulkan semua orang yang terlibat dan berbicara secara terbuka tentang apa yang terjadi. Ini bisa menjadi kesempatan untuk membersihkan semua kesalahpahaman.”
Zayyy menyukai ide itu. “Itu bagus. Kita bisa mengatur waktu dan tempat untuk berbicara. Mari kita buat pertemuan terbuka dan undang semua orang yang terlibat dalam rumor ini. Kita akan melihat siapa yang berani muncul.”
Setelah merencanakan pertemuan tersebut, Zayyy dan teman-temannya mulai menyebarluaskan informasi tentang acara itu. Mereka mengumumkan di sekolah dan menggunakan media sosial untuk menjangkau semua orang yang mungkin terlibat.
Rasa cemas menyelimuti Zayyy saat semakin banyak orang yang tahu tentang rencana mereka, tetapi dia percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat.
Hari pertemuan tiba, dan suasana di sekolah terasa tegang. Zayyy dan Angelina tiba lebih awal untuk mempersiapkan segalanya. Mereka memilih tempat di lapangan yang cukup terbuka agar semua orang dapat hadir.
Satu per satu, teman-teman mereka mulai berdatangan. Beberapa terlihat bersemangat, tetapi banyak yang tampak cemas. Zayyy dapat merasakan ketegangan di udara, dan dia tahu bahwa ini adalah momen penting bagi mereka.
Ketika semua orang sudah berkumpul, Zayyy mengambil napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. “Terima kasih telah datang. Kita semua di sini untuk membahas rumor yang telah beredar tentang Angelina dan aku. Kami ingin mengklarifikasi semua kesalahpahaman dan mendapatkan kejelasan dari setiap orang yang terlibat.”
Sebelum Zayyy melanjutkan, seorang siswa bernama Andi angkat bicara. “Kami semua ingin tahu kebenarannya, tetapi bagaimana jika ada yang tidak setuju dengan apa yang kalian katakan?”
Zayyy menjawab dengan tegas, “Kita tidak di sini untuk berdebat. Kita di sini untuk mencari kebenaran. Jika ada yang merasa perlu untuk berbicara, silakan maju. Kita tidak akan menghukum siapapun yang ingin berbagi pendapat.”
Setelah momen hening, Rina akhirnya mengangkat tangan. “Aku ingin meminta maaf kepada kalian berdua. Aku tidak berniat menyebarkan rumor, tetapi aku hanya mendengar dari orang lain. Aku harap kita bisa menyelesaikan ini bersama-sama.”
Angelina menanggapi dengan penuh pengertian. “Kami menghargai kejujuranmu, Rina. Kita semua bisa melakukan kesalahan. Yang penting adalah kita belajar dari ini.”
Mendengar itu, suasana mulai sedikit mencair. Banyak siswa lainnya juga mulai berbicara, berbagi pendapat mereka tentang rumor yang telah beredar.
Beberapa bahkan mengakui bahwa mereka tidak tahu dari mana rumor itu berasal, tetapi mereka telah menyebarkannya tanpa berpikir panjang.
Zayyy merasa semakin yakin dengan langkahnya. “Kita harus berjanji untuk tidak menyebarkan informasi tanpa verifikasi. Kita harus saling mendukung satu sama lain, bukan merusak satu sama lain.”
Suasana diskusi berlangsung semakin hangat, dan mereka mulai menyadari bahwa semua orang memiliki perasaan yang sama tentang rumor tersebut.
Perlahan-lahan, mereka semua setuju untuk menghentikan penyebaran rumor dan berfokus pada persahabatan yang lebih kuat.
Di akhir pertemuan, Zayyy dan Angelina merasa lebih lega. Mereka berhasil mengatasi masalah yang telah mengganggu mereka selama beberapa waktu.
Meskipun masih ada beberapa orang yang mungkin memiliki pendapat berbeda, Zayyy yakin bahwa mereka telah mengambil langkah yang tepat.
Saat mereka berjalan pulang bersama, Zayyy melihat Angelina tersenyum. “Kau tahu, kita berhasil. Kita menghadapi semua orang dan membuat mereka mendengarkan.”
Angelina mengangguk. “Ya, dan aku senang kita bisa melakukan ini bersama. Kita lebih kuat jika kita bersatu.”
Zayyy meraih tangan Angelina, menggenggamnya erat. “Selama kita bersama, tidak ada yang bisa merusak hubungan kita. Kita akan terus melawan setiap tantangan yang datang.”
Dan di tengah perjalanan mereka, mereka berdua merasa lebih percaya diri dan kuat, siap menghadapi segala rintangan yang akan datang.