Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat Baru
****
Setelah menghabiskan dua jam perjalanan, akhirnya Velicia dan Andrew sampai di kota terpencil. Rute yang Andrew ambil adalah rute yang paling cepat tanpa kendala macet, jadi mereka bisa sampai dengan cepat di kota tersebut.
"Suasana yang asri," ujar Velicia saat perempuan itu baru saja menurunkan kaca mobil.
Udara segar mulai menyambutnya. Di sepanjang jalan terdapat beberapa perkebunan sayur dengan para petani yang sedang sibuk bekerja. Ini adalah tempat yang Velicia inginkan, meskipun awalnya ia tidak memberikan detail kepada Andrew, tetapi pria itu sepertinya sangat paham dengan keinginannya.
"Aku akan mengunjungimu dua hari sekali saat kau tinggal di sini."
Velicia menarik perhatiannya, kemudian menoleh pada Andrew yang masih memfokuskan pandangannya pada jalanan di depan sana.
"Untuk apa? Kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu. Aku tidak ingin membebanimu, Andrew."
"Kalau begitu, terima tawaranku untuk memberikanmu mobil agar kau bisa bebas pergi ke manapun."
Velicia terdiam, kemudian perempuan itu mulai menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak bisa, Andrew. Di sini ada taksi dan busway di jalan raya. Aku bisa pergi ke jalan raya saat aku ingin pergi ke suatu tempat. Jadi, tidak perlu melakukan itu, Andrew."
"Kau memang tidak pernah berubah. Selalu menolak tawaranku. Padahal, aku ingin kau tetap aman meskipun kita berjauhan sekali pun."
"Aku minta maaf."
****
"Bagaimana? Kau menyukai tempat ini? Katanya, rumah ini masih termasuk bangunan baru yang ditinggalkan pemiliknya karena alasan pekerjaan. Aku membelinya dari salah satu anak orang tersebut yang berperan mempromosikan rumah ini di internet."
Velicia memfokuskan kedua bola matanya pada pemandangan di luar jendela rumah. Tanah kosong yang sebentar lagi akan ia sulap menjadi mini garden agar ia bisa menanam bunga, atau juga sayuran dan buah.
"Sepertinya aku sangat beruntung. Rasanya seperti mimpi berada di tempat ini."
Andrew mendekat pada Velicia. Di samping jendela yang terbuka lebar, Andrew memasukkan kepalanya sehingga ia bisa melihat dengan jelas tanah kosong di samping rumah tersebut. Awalnya, sang pemilik akan membuat kolam renang. Akan tetapi, karena dia mendadak ditugaskan di luar negeri, dia gagal membuat kolam renang di sana.
"Aku harap kau akan nyaman tinggal di sini, tapi jangan terlalu lama."
Velicia menoleh pada Andrew dengan wajah galaknya. "Memangnya kenapa nika terlalu lama? Bukankah pemandangan seperti ini yang nantinya akan membuatku semakin betah?"
"Setelah bayi itu lahir, kau harus kembali ke pusat kota. Aku siap menggantikan Jericho jika suatu saat nanti dia bersekolah."
Senyum Velicia, pupus. Perkataan Andrew membuat keadaan menjadi canggung. Sejak dulu, hal yang paling Velicia takutkan adalah Andrew yang jatuh cinta kepadanya. Velicia sama sekali tidak ingin jika sampai hal itu terjadi, karena selama ini ia selalu menganggap Andrew beserta keluarganya adalah bagian dari keluarganya yang kedua setelah panti asuhan.
"Memangnya kau tidak akan menikah? Kenapa harus repot mengurus hidupku? Aku tidak ingin menjadi penyebab rusaknya rumah tanggamu di masa depan."
"Untuk apa menikah jika kau sendiri hidup kesepian dan menderita? Kau pikir aku akan tenang?"
Velicia menarik diri dari bingkai jendela. Ia kemudian berjalan ke arah sofa, kemudian terduduk di sana dengan raut wajah datar. Tak lama kemudian, Andrew menyusul. Duduk tepat di samping Velicia.
"Kau dan Sharine sama saja. Kenapa kalian seakam mendedikasikan hidup kalian untuk hidupku? Aku bahkan tidak pernah meminta kalian untuk terus menemaniku. Aku bisa hidup sendiri. Aku bisa mencari pekerjaan sendiri. Jangan mengenyampingkan kehidupan kalian hanya demi aku."
Sejak Velicia berteman dengan Sharine, perempuan itu juga seakan tidak pernah membuka hati untuk pria mana pun. Semakin usianya bertambah, maka Velicia semakin merasa bersalah untuk hidup Sharine.
"Bukankah aku sudah berjanji untuk tetap di sisimu, Velicia? Bahkan setelah kau menikah sekali pun, aku akan tetap mengawasimu, Velicia."
"Jika kau sudah menemukan perempuan yang kau cintai, aku ingin kau menghentikkan semua itu. Kau tahu, tidak semua perempuan menyukai prianya memperhatikan perempuan lain, meskipun perempuan tersebut adalah bagian keluarganya sekali pun."
"Aku tidak yakin akan menemukan perempuan yang cocok untukku."
"Kau tidak akan yakin jika kau tidak memberanikan diri untuk membuka hatimu. Kau dan Sharine memang sama persis."
****
Sejak ibunya sakit, Jericho mengambil cuti dari pekerjaannya. Selama itu pula, Jeremy yang mengambil alih. Akan tetapi, Jericho masih menyempatkan diri untuk bekerja di ruang kerja yang ada di rumahnya.
Pagi ini, Nathalie akan kembali ke rumah. Jericho juga datang menghampiri wanita setengah baya itu untuk mengantarnya ke rumah, sebab Jaks sedang ada kepentingan kerjaan di luar yang tidak bisa ia tunda lagi.
"Setelah ini, Ibu harus memperhatikan obat-obatan yang perlu Ibu konsumsi tanpa melupakannya sehari pun. Jericho tidak ingin jika Ibu kembali dirawat di rumah sakit perihal lupa meminum obat," ujar Jericho sembari memasukkan beberapa barang milik Nathalie ke dalam tas berukuran sedang.
"Semakin hari, Ibu semakin merasa pikun. Itu bukan kesengajaan, tapi Ibu benar-benar lupa soal obat yang harus Ibu konsumsi hari itu."
Jericho memutar balik tubuhnya menghadap Nathalie saat pria itu sudah selesai mengemas barang-barang wanita itu selama berada di rumah sakit. Perlahan, Jericho berjalan mendekat kemudian duduk di sebuah kursi yang berdekatan dengan Nathalie.
"Jika Ibu akan tetap begini, aku bisa mencarikan orang untuk menjaga Ibu di rumah selama ayah tidak bisa menjaga Ibu karena pekerjaannya."
"Untuk apa? Ibu tidak memerlukan teman. Ayahmu juga tidak begitu sering meninggalkan Ibu. Itu karena ada beberapa hal saja tentang pekerjaan yang mengharuskannya pergi."
"Itulah mengapa aku harus mencarikan penjaga untuk Ibu yang bisa menjaga Ibu di saat aku tidak ada, Bu."
"Tidak perlu. Ibu tidak menyukainya."
Ini bukanlah kali pertama Jericho menawarkan penjaga untuk Nathalie. Wanita itu lagi-lagi menolak tawarannya dengan alasan tidak menyukai orang asing. Padahal, selama ini perasaan Jericho tidak pernah tenang jika mengingat kondisi Nathalie yang terkadang bisa tiba-tiba kambuh seperti beberapa hari yang lalu.
"Aku tidak peduli dengan keputusan, Ibu. Aku akan membicarakan soal ini dengan ayah."
"Jericho ... Ibu tidak memerlukan teman. Terkecuali kau mau dengan suka rela mengirim Velicia setiap hari untuk menemui Ibu."
Mulut Jericho sontak terdiam. Pandangannya ia alihkan pada arah lain. Berharap ia mendapatkan ide cemerlang untuk tidak masuk ke dalam topik membicarakan Velicia. Akan tetapi, kepalanya tiba-tiba mendadak kosong dan tak bisa berpikir jernih.
"Bagaimana, Jericho?"
"Tidak. Velicia sedang sibuk akhir-akhir ini, Ibu. Ada beberapa hal yang ia kerjakan di luar. Aku tidak ingin mengganggunya."
"Ibu sudah menduga. Padahal, Ibu tidak akan merebut Velicia darimu. Dasar kau ini!"
"Ya. Anggap saja begitu, Bu," ucap Jericho sembari tersenyum jail.
****
kau masuk dalam jerat wanita siluman itu 😏🤨
bahkan kau tak memikirkan perasaan orang tua mu yg ingin sekali bertemu Velicia disaat terakhir nya 😡😡
jika bertemu Valencia dalam keadaan yang lebih baik dan begitu bahagia 🙂