Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~part 9 ~Di bentak~
Mereka berdua menoleh, Arian melihat istrinya berdiri tak jauh dari mereka.
Arian menghempaskan tangan Ema dan mendekati istrinya.
"Boleh apa Ema?" tanya Arika.
Arika menatap mereka secara pergantian. Arian jadi gugup mendengar pertanyaan istrinya tapi sebisa mungkin untuk menutupnya.
"Ema menyuruh mas bayar minumnya sayang sekalian sama punya kamu, soalnya antriannya panjang."
Baru saja Arika ingin membalas ucapan Arian, Ema sudah menyelanya.
"Betul kata Arian, gue cuma mau nitip minumnya soalnya antriannya panjang, Rik."
"Benaran?" tanya Arika.
"Iya sayang, masa kamu enggak percaya? Ini minum kamu, kita balik aja ya?"
Arika mengangguk. Ia melambaikan tangannya kepada Ema.
"Ema gue pergi duluan, ya."
"Iya hati-hati, Rik."
Arika dan Arian pun meninggalkan mall. Ema menatap kepergian mereka dengan hati kesal, tak suka kedekatan mereka berdua.
Di atas mobil Arika hanya diam sembari menatap keluar jendela kamar.
"Kok diam-diam aja, sayang?" tanya Arian.
Arika menoleh dan menggelengkan kepalanya. Hal itu membuat Arian menghela napas panjang.
"Kamu kalau mikirin sesuatu kamu ngomong dong sama, mas. Mas enggak mau kamu pendem apa yang mau kamu ucapin sama mas, sayang."
"Aku cuma kepikiran sama oma, mas. Enggak biasanya oma ketus banget padaku."
Aria mengenggam tangan istrinya. Dan memberinya senyuman.
"Kan udah mas bilang, oma itu sudah tua, suka kesinggung. Kamu harus maklumi."
"Aku malah berpikir oma ke gini karena aku belum juga hamil mas."
"Mana mungkin oma kek gitu sayang, oma sayang banget sama kamu. Masa cuma karena tak hamil kamu didiemin, kamu kenal oma kan? Oma cuma salah paham, oma pikir kamu menunda kehamilan kamu."
Arika menghela napas panjang. Ia tidak pernah ingin menunda ke hamilannya, walaupun jika dirinya hamil statusnya sebagai model akan dipertaruhkan.
"Aku enggak pernah berniat menunda ke hamilan, mas."
"Iya mas, percaya sayang."
Sesampainya mereka di rumah, Arian langsung bergegas membersihkan diri. Sedangkan Arika menyiapkan baju ganti untuk lelaki tersebut.
Saat sedang fokus memilihkan baju kaos untuk sang suami, Arika tak sengaja menjatuhkan pandangannya ke ponsel Arian yang menyala.
Arika mengerutkan keningnya saat sebuah pesan masuk. Arian yang baru saja keluar dari kamar mandi bingung apa yang istrinya lakukan.
"Kenapa, sayang?" tanya Arian memeluk wanita itu dari belakang.
"Ada pesan masuk, mas. Di ponsel kamu nih pesannya dari tukang listrik, emang listrik di rumah kenapa mas?"
Arian menggaruk belakang kepalanya. Nama Ema memang sengaja dia simpan tukang listrik biar istrinya tak mengatahui jika kontak tersebut milik Ema.
"Kemarin mas pas-pasan sama beliau, sayang. Terus mas beri beliau uang sebab saat itu bensin motornya habis dan uangnya hilang, jadinya mas bantu. Mungkin mau terima kasih aja."
Arika mengangguk percaya, merasa penjelasan suaminya masuk akal.
"Yaudah ini pake baju kamu."
Saat Arika menyimpan kembali ponselnya dan keluar dari kamar. Ia bernapas lega.
Ia mengambil ponselnya dan buru-buru menghapus pesan Ema. Entah berapa kali ia harus memblokir kontak gadis itu, ada saja nomor baru yang mengechatnya.
"Mas, mas udah selesai belum?" teriak Arika dari luar.
"Iya sebentar sayang, ini dikit lagi."
Setelah selesai memakai pakaian, Arian kelur dari kamar dan duduk di samping istrinya yang tengah fokus ke tv.
"Mas kamu berpikir sama tidak sama aku kalau Ema itu mencurigakan?"
Arian mengerutkan keningnya menatap sang istri.
"Mencurigakan gimana, sayang?"
"Kan pas kami masih Sma, dia itu punya pacar mas keknya pacarnya seumuran kamu dulu. Seangkatan kamu lah, kan kita beda satu angkatan kan. Tapi pas kami lulus tiba-tiba saja dia keluar negri terus dia ngasih tau pergi sama pacarnya kok."
"Iya terus kenapa, sayang?"
"Iya aneh aja mas, kok tiba-tiba banget dia pulang lagi ke indonesia, terus pacarnya di mana?"
"Iya mungkin udah putus?"
"Iya juga, ya. Cuma aku heran aja masa 2 tahun bersama pacarnya enggak ada niatan buat nikahim Ema? Enggak kaya kamu, kita enggak cukup setahun sama aja kamu udah nikahi aku pas udah lulus sekolah."
Arian merasa tersentuh dengan ucapan istrinya. Bagaimana jika suatu saat nanti dia tahu bahwa kekasih Ema yang dia bahas adalah dirinya?
"Yang kamu bicarakan itu, mas," gumam Arian pelan.
Arika sibuk memaki kekasihnya Ema itu, hal itu membuat Arian merasa tak nyaman.
"Arika DIAM!" bentak Arian.
Arika terdiam dan menatap suaminya dengan mata bingung.
"Kamu kenapa, mas? Kamu bentak aku?"
"Maaf, sayang..."
Arika kini diam tanpa berbicara lagi, ia hanya fokus ke tv dengan mata yang berkaca-kaca. Dia tidak pernah di bentak oleh sang suami, tapi sekarang tiba-tiba saja lelaki itu membentaknya.
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.