Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22. Kemarahan Seorang Ibu.
Hyuna menatap Aksa dengan nanar, apalagi saat mendengar ucapannya membuat dia ingin sekali pergi menjauh.
"Kau datang untuk menjemput istrimu?" tanya Aida dengan tajam disertai sebuah tatapan yang menusuk.
"Bu." Beni memegang tangan sang istri agar tidak tersulut emosi, walaupun dia sendiri juga merasa panas dingin melihat laki-laki itu.
Aksa hanya diam saat mendapat tatapan tajam dari orang tua Hyuna. Dia yakin jika wanita itu pasti sudah menceritakan semuanya pada mereka, sehingga bersikap seperti itu.
"Kok berdiri aja, Aksa. Sini duduk, kita makan bersama," ajak Budi sambil duduk di samping Beni.
Aksa mengangguk dan ikut duduk di tempat itu, sekilas dia melihat ke arah Hyuna yang hanya diam sambil mengambil makanan ke atas piring.
"Makanlah."
Hyuna memberikan sepiring makanan untuk Aksa membuatnya tersenyum. Dia lalu menyantap makanan itu dengan lahap karena sejak pagi memang belum makan.
Setelah selesai makan, mereka semua kembali melanjutkan pekerjaan termasuk Hyuna yang tidak peduli dengan keberadaan Aksa.
Semua orang yang ada di tempat itu terus memuji Aksa, dan mengatakan jika Hyuna sangat beruntung bisa menikah dengan lelaki yang baik tampan sepertinya.
Kedua orang tua Hyuna hanya tersenyum saja untuk menanggapi apa yang mereka ucapkan, sementara Aksa tersenyum malu-malu saat mendengar pujian semua orang.
"Apa yang kau lakukan di sini, Mas?" tanya Hyuna saat yang lain sudah pergi dari pondok itu.
Aksa menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan Hyuna. "Mas ingin mengajakmu pulang, Dek. Tolong jangan tinggalkan Mas seperti ini."
"Kenapa aku tidak bisa meninggalkanmu seperti ini? Kau saja bisa meninggalkanku dan menikah dengan wanita lain, tentu saja aku bisa melakukan apa yang aku mau."
Aksa terdiam dengan apa yang Hyuna katakan, sementara Aida dan Beni memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Apa tidak apa-apa Yah, membiarkan mereka berdua seperti itu?" Aida merasa kesal.
"Yah gak papa-papa, Bu. Mereka kan suami istri,"
"Iya ibu tau. Tapi kan Aksa sudah menyakiti anak kita, Yah. Jadi untuk apa lagi dia datang ke sini?" ucap Aida dengan geram. Hatinya panas membara melihat keberadaan laki-laki itu.
"Entahlah, Bu. Nanti kan kita tahu apa alasannya."
Beni lalu melanjutkan pekerjaannya agar bisa pulang lebih cepat, sementara Aida terus memperhatikan Hyuna karena takut jika Aksa menyakiti putrinya.
"Pulanglah, tidak ada gunanya Mas ada di sini," ucap Hyuna kemudian sambil beranjak bangun dari tempat itu.
Aksa langsung mencekal tangan Hyuna saat melihat wanita itu akan pergi. "Aku mohon dengarkan aku dulu, Hyuna. Aku tidak mau kita seperti ini." Dia menatap wanita itu dengan sendu.
Hyuna tersenyum sinis sambil melepaskan pegangan tangan Aksa. "Kau yang membuat kita jadi seperti ini, Mas. Jadi jangan berkata tidak mau."
"Aku tahu aku salah, Hyuna. Untuk itulah aku meminta maaf padamu, dan memperbaiki semuanya."
Hyuna menghela napas kasar. Kenapa Aksa masih saja menganggunya seperti ini? Bukankah dia sudah pergi menjauh dari hidup mereka, dan merelakan semuanya?
"Sudahlah, Mas. Aku tidak mau membahas masalah yang sudah aku lupakan, dan aku juga tidak mau mendengar apapun lagi darimu."
Aksa menatap Hyuna dengan nanar. Bagaimana mungkin wanita itu sangat keras kepala sekali? Apa Hyuna benar-benar ingin berpisah darinya?
"Kau akan terus seperti ini, Hyuna? Hanya sebatas ini saja kau mencintaiku?"
Langkah Hyuna terhenti saat mendengar ucapan Aksa, dia lalu berbalik dan menatap laki-laki itu dengan tajam.
Beberapa orang yang ada di sekeliling mereka mulai memperhatikan membuat Beni langsung mengajak istrinya untuk pulang.
"Ajak Hyuna dan suaminya pulang ke rumah, Bu."
Aida mengangguk dan langsung menghampiri Hyuna, dia lalu mengajak anaknya untuk pulang. Begitu juga dengan Aksa.
Sesampainya di rumah, mereka semua duduk di ruang tamu. Terlihat Aksa menundukkan kepalanya di hadapan kedua orang tua Hyuna.
"Kami sudah mendengar semuanya dari Hyuna, Aksa. Apa benar kau sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan istrimu?"
Aksa langsung menganggukkan kepalanya. "Maaf, Ayah. Aku terpaksa melakukan itu karena paksaan dari ibuku, dia ingin agar aku segera punya anak."
"Jadi, menurut kalian putriku tidak bisa punya anak?" tanya Aida dengan bibir bergetar.
Aksa menggelengkan kepalanya. "Bukan seperti itu, Bu. Hanya saja sudah 4 tahun kami menikah, tetapi Hyuna belum juga hamil."
"Anak itu pemberian dari Tuhan, Aksa. Kita sebagai manusia tidak bisa untuk mengaturnya, yang bisa kita lakukan hanya berdo'a dan berusaha."
Aksa terdiam saat mendengar ucapan sang ayah mertua, sementara Hyuna hanya diam dan enggan untuk bersuara.
"Sudahlah, Aksa. Semua sudah terjadi seperti ini, dan Hyuna juga tidak mau lagi meneruskan pernikahannya. Mungkin itulah yang terbaik untuk kalian."
Aksa langsung menatap mertuanya dengan tajam. "Tapi aku tidak mau, Yah. Aku tidak mau berpisah dengan Hyuna!"
"Jangan menjadi manusia yang serakah, Aksa!" bentak Aida membuat semua orang terlonjak kaget. "Kau sudah memutuskan untuk menikah dengan wanita lain tanpa memikirkan perasaan istrimu sendiri, lalu sekarang kau tidak mau melepaskannya. Sebenarnya apa maumu? Apa kau ingin memiliki dua wanita sekaligus?"
Aksa terkesiap dengan apa yang mertuanya katakan. Bertahun-tahun dia menjadi suami Hyuna, baru pertama kali inilah dia melihat kemarahan ibu mertuanya.
"Aku, aku tidak bermaksud seperti itu, Bu."
"Setiap yang kau lakukan ada akibatnya, Aksa. Seharusnya kau memikirkan itu sebelum memutuskan untuk menikah lagi, karena tidak ada satu wanita pun yang ingin berbagi suami dengan wanita lain," ucap Aida dengan menggebu-gebu.
"Jadi berhentilah, Aksa. Biarkan putriku mencari kebahagiaannya sendiri dan lepas dari penderitaan. Ibu mohon kasihanilah dia sedikit saja, ibu mohon."
Aida menangkupkan kedua tangan di depan dada membuat Aksa tersentak, sementara Hyuna langsung menenangkan ibunya.
"Apa yang Ibu lakukan? Jangan seperti ini, Bu."
Aida menggelengkan kepalanya. "Dulu kau meminta Hyuna secara baik-baik, jadi ibu mohon tolong kembalikan dia secara baik-baik pula, Aksa. Hati ibu sangat sakit dengan apa yang kau lakukan padanya, tolong lepaskan Hyuna."
•
•
•
Tbc.