Tunangannya sama Luna, menikahnya sama Zenata. Kok bisa?
Lalu bagaimana dengan Luna? Apakah Athala akan memaafkan Zenata atas kecelakaan ini? Atau hanya akan membuat Zenata menderita?
Kisah cinta yang rumit antara dendam dan penyesalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta Baru
Akhirnya acara gathering hari ini dilaksanakan. Semua sudah datang di Villa. Bahkan omah dan opah ikut. Mereka sekalian liburan sejenak.
"Sejuk ya mah, kita jarang kesini." Ucap opah Arya. "Iya pah kita memang jarang kesini, papah sih sibuk mulu sama Alarich heran." jawab omah Winda yang protes.
"Opah, omah!" Ariana menghampiri opah omahnya yang sedang duduk santai. "Cucu omah sini sayang makin cantik aja."
-
-
Omah dan opah juga Ariana menyusul. Disana sudah hadir keluarga Dewantara. Dan Athala juga memberikan kata sambutan untuk para staff yang hadir disana. Acara juga akan di meriahkan oleh band terkenal ibu kota. Zena bangga sekali melihat suaminya yang gagah berdiri di podium.
"Saya juga akan memperkenalkan istri saya, Zenata. Wanita yang sangat saya cintai dan wanita yang akan jadi ibu dari anak-anak saya. Dia adalah penopang hidup saya. Kebahagiaan saya." Ucap Athala yang menunjuk istrinya. Zena diminta naik ke atas podium untuk memotong kue bersama.
Tepuk tangan meriah membuat suasana hari ini sangat ceria sekali. Terutama bu Kamila dan Zalindra. Acara hari itu membuat semua orang bahagia, banyak sekali hadiah yang Athala berikan untuk para staffnya.
Disaat yang lain mengikuti lomba, bu Kamila meminta ijin Athala untuk bisa mengobrol dengan Zena. Athala pun mengijinkan bu Kamila. Meskipun dalam hatinya ada rasa marah dan kecewa karena dia menelantarkan istrinya, tapi Athala masih punya hati, dia ingin istrinya bisa merasakan kehadiran seorang ibu.
"Oh iya, nak Zena sukanya makan apa?"
"Apa aja bu, Zena suka semua makanan kecuali seafood alergi hehehe!"
Keduanya mengobrol dengan santai sembari bercanda, bu Kamila benar-benar bahagia bisa lebih dekat dengan anaknya, bisa tahu kebiasaan anaknya apa, makanan kesukaannya apa. Namun obrolan mereka tak lama.
Athala dan Juna menyusul Zenata. "Sayang, udah sore istirahat dulu." Ucap Athala sedikit ketus, Zena dan bu Kamila juga sedikit heran. Tadi Athala baik-baik saja, pasti ada sesuatu yang terjadi. Dia membawa istrinya tanpa pamit pada bu Kamila. Tapi bu Kamila tak ingin memikirkannya mungkin baginya Athala sedang kelelahan saja.
-
-
"Mas kenapa? Marah sama aku? Kok tadi sikapnya gitu ke bu Kamila?" Tanya Zena "Enggak kok, capek aja. Aku ambilin makanan yah kamu tunggu sini." Ucap Athala dengan menenangkan istrinya.
Memang ada fakta yang baru Athala ketahui dari Juna soal masa lalu bu Kamila. Athala tahu jika bu Kamila pernah di p*****a atas kasus pemb****an. Jadi Athala akan sedikit memberi jarak antara istrinya dan ibunya itu.
Athala akan tetap profesional dengan Zalindra karena sudah terikat kontrak. Dan dia juga merasa tak ada masalah dengan Zalindra. Namun, tetap saja dia tak akan memberikan ijin istrinya untuk berlama-lama dengan bu Kamila, sebelum semuanya jelas.
Athala kembali ke kamar dan membawa makanan juga cemilan "Bumil cantik harus makan dulu, inget apa kata dokter? Enggak boleh kecapean, harus makan 2 sampai 3 jam perhari." Ucap Athala dengan tegas.
"Hehehe iya abi sayang, abi bawel yah dek." jawab Zena sembari menirukan suara anak kecil dengan imut. Membuat Athala sumringah mendengarnya "Sini abi suapin ya sayang."
Athala dengan telaten menyuapi istrinya dengan penuh kasih sayang, dia akan melindungi istrinya bagaimana pun caranya.
-
-
-
TOK TOK TOK
Juna mengetuk kaca mobil yang ada di sekitar Villa. "Anda siapa?" Tanya Juna dengan tegas.
"Bu-bukan siapa-siapa!" Orang yang ada di dalam mobil itu buru-buru menghidupkan mesin mobil dan pergi dari sana.
Juna menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu siapa yang sudah mengintai Villa atasannya. "Siapa dia? Apa dari keluarga Dignata?" Juna bergumam sembari melihat keadaan sekitar.
"Jun, ada apa?" Tanya Ray yang baru datang. Juna menceritakan kejadian tadi. "Oke, akan ku laporkan pada tuan besar untuk memperketat penjagaan!" Ucap Ray.
"Kau betul. Sepertinya itu orang suruhan Dignata untuk memata-matai non Zena!"
Ray menghubungi Jordan, ketua m****a yang dulu pernah menjadi anak buahnya papih Al. Jordan juga sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari informasi tentang keluarga Dignata. Papih Al sudah memindahkan Jordan ke Singapore, dan bekerja disana.
-
-
-
"Jadi orang suruhan Dignata sudah bergerak?"
"Betul boss, saya sudah menghubungi Jordan. Dan dia bilang, akan menunggu perintah boss untuk pulang." Ucap Ray.
Papih Alarich duduk terdiam sejenak memikirkan anak dan menantunya. Keluarga Dignata punya catatan krim***l yang cukup panjang. Terlebih kasus bu Kamila. Meskipun Zenata menantunya, tapi papih Al tak ingin menantunya dalam bahaya.
"Kita lihat situasinya dulu."
-
-
Juna melaporkan kejadian tadi pada Athala. "Kau tahu apa yang harus di lakukan." Ucap Athala dengan wajah sangarnya. "Tidak akan kubiarkan mereka mendekati istriku, syalan! Jangan sampai kita kecolongan, mengerti?"
"Mengerti boss!"
"Mas dimana? Mas!" Zena memanggil suaminya dari dalam kamar. Athala masuk ke kamar lagi. "Aku tadi habis keluar sayang sebentar."
"Mas badan aku kok meriang." Ucap Zena yang menyelimuti dirinya sampai leher, Athala mengecek kening istrinya memang agak panas. Dia menghubungi dokter untuk bisa memeriksa istrinya. Mungkin karena cuaca disana yang sangat dingin membuat tubuh Zena drop.
Tak lama dokter itu memeriksa Zenata. "Gimana dok?"
"Hanya kelelahan pak, bu Zena harus bedrest dulu ya pak." Ucap dokter itu "Baik dok."
Mamih dan papihnya Athala menyusul ke kamar Athala "Zena kenapa?" Tanya mamih Aleesya "Demam mih, kecapean!" Ucap Athala.
Setelah mendapat kabar Zenata sakit bu Kamila segera ke lantai atas "Boss maaf, bu Kamila ingin menjenguk non Zena." Ucap Juna yang baru datang. Namun Athala menolak dengan alasan Zena harus tidur. "Zena harus istirahat." jawab Athala.
"Loh kenapa Athala? Kan cuma seben_"
"Zena harus istirahat mih, kasihan Zena tadi pagi diperjalanan udah lelah, belum kegiatan di sini juga!" Athala memberikan alasannya. Padahal yang terjadi bukan itu.
"Ba-baik boss!" Juna keluar lagi dan memberi tahu kondisi Zena pada bu Kamila.
Bu Kamila sedikit kecewa karena Athala tak mengijinkan nya menemui Zena. Tapi ya sudahlah mau gimana lagi, toh Zena juga memang harus istirahat. Bu Kamila kembali ke bawah menemui Zalindra yang baru selesai briefing dengan timnya.
"Kenapa mah?"
Bu Kamila menceritakan apa yang terjadi tadi. Zalindra berpikir "Apa jangan-jangan Athala udah tahu yang sebenarnya?" ucap Zalindra sembari menerka-nerka yang terjadi.
"Ma-maksudnya? Athala tahu masa lalu mamah gitu?" Tanya bu Kamila yang sedikit shock. "Mungkin mah, nanti Zalindra cari tahu ya mah. Mamah jangan banyak pikiran, Zena aman sama suaminya." Ucap Zalindra yang berusaha menenangkan mamahnya.
"Iya Zal, kalau Athala memang sudah tahu, mamah akan sulit bertemu Zena, apalagi dengan masa lalu mamah yang mantan n**i. Zenata juga pasti malu punya ibu yang seorang pemb***h." Ucap bu Kamila dengan tersenyum getir.
"Mamah tenang aja, Zal yakin Zena akan memahaminya. Mamah istirahat dulu yah." Zalindra mengantarkan mamahnya ke kamar.
Di tengah obrolan keduanya, ada seseorang yang menguping yaitu mamih Aleesya. "Jadi...dia benar-benar ibu kandung Zenata?"