siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAPA GEA
Perutku rasanya lapar sekali karena dari berangkat tadi aku belum makan apapun. Selesai membereskan sajadah dan mukena ku aku melangkah keluar kamar. Aku memandang kamar Mas Rayhan, apa dia ada di kamar atau pergi meninggalkanku sendirian di tempat asing ini?
Aku menggelengkan kepalaku dan melangkah mencari di mana letak dapur. Apakah ada makanan di rumah ini? Aku harus mengisi perutku sebelum asam lambungku naik dan itu sangat membuatku tidak nyaman.
Aku membuka tudung saji, bukannya makanan aku malah menemukan beberapa lembar uang disana. Apakah Mas Rayhan yang meletakkannya di sana? Aku mencoba mencari barang kalian ada orang lain di rumah ini. Atau memang Cuma ada aku atau ada orang lain?
“Mas”
Ku ketuk pintu kamar mas Rayhan beberapa kali, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Ku kumpulkan keberanianku, ku buka pintu kamar itu dengan perlahan tapi pasti. Tapi, kamar itu kosong, tak ada mas Rayhan di dalamnya. Kemana Mas Rayhan sebenarnya.
“Mas, tega sekali kau denganku!”
Aku menghela napas berat, rasanya cukup menyesakkan dada. Mungkin dia sengaja meninggalkan uang biar aku bisa membeli makanan. Lalu kemana aku harus membeli makanan, aku tidak tahu tempat ini sama sekali.
Akhirnya kuputuskan untuk keluar rumah mencari pedagang makanan, semoga saja ada karena aku sangat lapar.
Aku keliling berjalan kaki menyusuri jalan di perumahan sederhana tapi lingkungannya indah dan asri ini. Apakah rumah itu rumah mas Rayhan? Aku tidak tahu. Yang penting sekarang aku harus makan dulu
Akhirnya aku menemukan warung nasi padang di seberang jalan. Aku menghampirinya dan aku masuk ke warung itu. Tak menunggu lama aku memesan nasi padang dengan lauk yang aku inginkan. Aku pesan dua bungkus untuk di makan di rumah, aku membelikan Mas Rayhan siapa tahu pas pulang tadi mas Rayhan belum makan. Aku tak mau jadi istri durhaka. Walaupun kau di abaikan olehnya.
“Istrinya Rayhan ya?”
“Iya Mbak” jawabku ramah
“Wah, cantik sekali. Nggak salah Rayhan memilih istri. Di bandingkan dengan Gea ya jauh banget cantikan istrinya” kata mbak – mbak yang aku tidak mengenalnya itu.
“Maaf Mbak, Mbak kenal dengan suami saya?” tanyaku penasaran
“Kenal dong, perumahan ini semua punya dia” sahut mereka. Tidak hanya ada satu orang di sini tapi ada beberapa peempuan.
Au hanya tersenyum mencoba membuang rasa bingungku.
“Siapa nama kamu?” tanya ibu – ibu pemilik kedai itu
“Saya Shena. Bu” jawabku ramah.
“Bisa serasi begitu ya? Cantik dan Ganteng. Bahagia selalu ya Nak Shena”
“Aamiin terimakasih Bu atas do’anya” andai mereka tahu kami tidak se serasi yang mereka kira.
Akhirnya semua pertanyaanku terjawab, semua perumahan ini milik mas Rayhan. Tapi sekarang aku jadi kepikiran siapa wanita bernama Gea itu. Apakah mereka memiliki hubungan? Siapa Gea sebenarnya? Ah kepalaku jadi pusing memikirkannya.
Sesampai di rumah aku menikmati nasi padang sendirian. Kemana perginya Mas Rayhan? Kenapa sampai maghrib dia belum kembali, apa memang dia sengaja meninggalkanku di sini?
Selesai makan aku langsung menuaikan kewajibanku untuk sholat maghrib seperti biasa selesai sholat aku sempatkan membaca beberapa ayat al Qur’an sambil menunggu waktu sholat isya’ datang.
Pukul sepuluh malam aku masih terjaga. Belum ada tanda – tanda kepulangan Mas Rayhan. Aku mondar mandir di dalam rumah ini, aku nggak tahu harus apa dan bagaimana.
Aku tidak tahu tempat ini dan aku tidak tahu arah pulang, selain itu aku juga tidak punya uang sama sekali, Ya Allah aku harus bagaimana?
Drtttt
Ponselku berbunyi, aku lihat ada nama mertuaku di layar ponselku. Aku harus tenang jangan sampai mertuaku tahu apa yang terjadi di sini.
“Assalamualaikum”
“Wa’alaikumsalam, Bu” jawabku.
“Di mana Rayhan, Shena” mertuaku langsung menanyakan putranya
“Mas Rayhan....eee...itu bu dia lagi di kamar mandi” ucapku berbohong.
“Jangan berbohong Shena!” tegas ibu mertuaku.
Aku terdiam, aku bingung harus menjawab apa. Sedangkan aku sendiri tidak tahu di mana Mas Rayhan. Dia pergi tanpa mengatakan apapun sejak tadi siang sampai sekarang belum kembali dan tidak memberikan kabar padaku.
“kamu harus susul Rayhan, Shena” ucap ibu lirih
Aku bingung kenapa ibu mengatakan itu? Apakah ibu mengetahui hubungan kami seperti apa? Apakah Ibu tahu Mas Rayhan meninggalkanku di sini sendirian?
“Shena, Ibu minta maaf atas kelakuan Rayhan sama kamu. Bisakah kamu menyusulnya Nak?”
“Shena tidak mengerti maksud Ibu apa. Shena juga tidak tahu dimana Mas Rayhan dimana saat ini Bu. Memang Mas Rayhan ada di mana Bu?”
“Rayhan ada di sebuah kafe, kamu harus susul Rayhan sekarang sebelum Gea menemuinya, Nak. Ibu mohon kamu susul Rayhan”
Aku terdiam mematung, rasanya dadaku sesak untuk yang kesekian kalinya. Ibu mertuaku mengetahui tentang Gea.
“Ibu sudah mengirimkan alamatnya, Shena”
Aku semakin terdiam, aku bingung harus bagaimana, bagaimana aku menyusul Mas Rayhan sedangkan aku tidak tahu tempat ini.
Brak!
Aku terperanjat mendengar tiba – tiba pintu terbuka dengan kasar. Aku lari meuju pintu itu sampai aku lupa kalau aku masih bicara sama Ibu mertuaku lewat sambungan telepon.
“Astaghfirullohaladzim” ucapku kaget
Aku melihat Mas Rayhan bersama seorang wanita yang memapahnya
“Ka-kamu siapa?’ tanyaku
Wanita itu langsung meletakkan tubuh Mas Rayhan di sofa. Kelihatan dia sangat kesulitan
“Sialan! Berat banget!” rutuknya.
Aku mendekati wanita itu, apakah dia nggak melihat ada aku di hadapannya. “Kamu siapa? Kenapa kamu bisa bersama suamiku?” tanyaku penasaran
“Oh....jadi kamu istrinya” wanita itu balik bertanya. Tatapannya seolah – oleh mengejekku
“kamu siapa!” tegasku lagi
“Aku pacarnya. Gara – gara kamu dia sampai seperti ini” ucap wanita itu menyalahkanku atas kondisi Mas Rayhan.
“Kenapa menyalahkanku? Sedangkan dia bersama kamu?” tanyaku geram
“Kamu merebut dia dari aku. Kamu datang di saat kami sudah merencanakan mau menikah. Aku yang dia cintai, bukan kamu” jawabnya masih menyalahkanku.
Aku meremas kerudungku dengan keras, sungguh rasanya sakit sekali. Apakah aku salah menerima pernikahan ini? Apakah memang aku yang salah karena aku mereka berpisah?
“Dasar sok alim, penampilan nya saja alim pakai kerudung tapi perebut pacar orang” teriak wanita itu.
Aku masih terdiam, rasanya sulit untuk di jelaskan. Aku melihat tubuh Mas Rayhan yang tergeletak. Entah dia pingsan atau sedang tertidur.
“Wanita tidak tahu malu!” teriak wanita itu lagi
Seketika air mataku jatuh. Aku perebut? Aku yang menyebabkan mas Rayhan frustasi seperti ini. Ya Allah kenapa jadi seperti ini?
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua