NovelToon NovelToon
My Love Story

My Love Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Teen School/College
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ravien Invansia

"Apakah aku ditakdirkan tidak bahagia di dunia ini?"

Ryan, seorang siswa SMA yang kerap menjadi korban perundungan, hidup dalam bayang-bayang keputusasaan dan rasa tak berdaya. Dengan hati yang terluka dan harapan yang nyaris sirna, ia sering bertanya-tanya tentang arti hidupnya.

Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan seorang wanita 'itu' yang mengubah segalanya. Wanita itu tak hanya mengajarinya tentang kekuatan, tetapi juga membawanya ke jalan menuju cinta dan penerimaan diri. Perjalanan Ryan untuk tumbuh dan menjadi dewasa pun dimulai. Sebuah kisah tentang menemukan cinta, menghadapi kegelapan, dan bangkit dari kehancuran.

Genre: Music, Action, Drama, Pyschologycal, School, Romance, Mystery, dll

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ravien Invansia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Preman

Rei melangkah menyusuri gang sempit yang berakhir di rumah kecilnya, bangunan reyot dengan cat mengelupas, hampir tak punya daya tarik selain kesedihannya. Pintu kayu tua itu berderit saat didorong.

kreeek

Di dalam, seorang pria paruh baya duduk sendirian. Mata kosong, hanya menghadap ke arah ruang tamu yang kosong. Tak ada yang bisa disebut mewah di ruangan itu di sana hanya meja kecil dan kursi tua yang terlihat lelah seperti penghuninya.

"Ayah..." Rei memanggil lirih, masuk dengan langkah pelan.

Pria itu menoleh, wajahnya yang semula beku langsung berubah. Seperti anak kecil yang melihat mainan kesukaannya. Ia berdiri, bergegas menghampiri Rei dengan langkah ringan.

"Ayah bawa permen," katanya, suara bergetar dengan kebahagiaan yang entah datang dari mana.

Rei menggigit bibirnya, menahan diri agar tak tampak hancur di depan sang ayah. Rasa sakit di bibirnya tak berarti dibanding perih yang melanda hatinya saat ini.

"Karena mereka... Ayah seperti ini. Karena orang-orang itu, kita terjebak dalam kehancuran ini. Jika bukan karena paman yang jadi polisi, mungkin kita sudah hanyut di jalanan tanpa harapan," gumamnya nyaris tak terdengar.

Ia mengelus kepala ayahnya yang sudah duduk di lantai, dekat pintu seperti anak kecil. Hatinya remuk, namun dia tersenyum tipis, menahan emosi yang bergejolak.

"Ya Ayah, aku membawa permen," katanya, mengeluarkan permen dari sakunya dan memberikannya.

Pria itu tertawa girang, menepuk-nepuk tangannya pelan.

tepuk

tepuk

Rei berdiri di sana, tubuhnya terasa berat. Menatap ayahnya yang duduk dan menatapnya penuh harapan seperti anak kecil tak berdosa. Kenyataan ini begitu menyesakkan.

‘Ryan... sampai kapan kau akan melupakan jati dirimu?’ pikir Rei dalam hati, penuh getir. ‘Kau bersembunyi di balik kepolosan dan kebodohan yang bukan milikmu. Kau seperti orang gila yang lupa pada siapa sebenarnya dirimu, pada masa lalumu, dan semua beban yang seharusnya kau pikul.’

Angin sore masuk pelan dari jendela yang terbuka, menyentuh wajahnya yang dingin.

whoosh

Rei menutup pintu dengan tenang, perlahan, seakan mencoba menahan beban yang semakin menekan di pundaknya, meninggalkan ruang tamu yang hampa bersama ayahnya yang sudah hanyut dalam dunia kecilnya.

...----------------...

Ryan berjalan cepat menuju rumah Hana. Matahari sudah mulai condong ke barat, jam menunjukkan setengah empat sore. Sebenarnya, ada rasa kesal yang mengganjal di hatinya karena tidak bisa ke gym Om Dedi. Kemarin juga batal karena sibuk, dan sekarang hal yang sama terulang.

Dia menghela napas berat, mencoba mengusir rasa frustasi sambil terus melangkah, pikirannya berputar mencari-cari siapa yang sebenarnya harus dicurigai. Namun, di tengah perjalanan, langkahnya mendadak terhenti.

Di depan, sekelompok pria berpenampilan kasar menghadang jalannya. Wajah-wajah mereka menunjukkan niat yang jelas tak bersahabat, senyum dingin terukir di bibir masing-masing.

Ryan mengerutkan kening, tapi tetap tenang. "Ada apa, Pak?" tanyanya dengan nada datar, matanya menatap tajam.

Salah satu pria maju, senyum tipis di wajahnya. "Kami cuma disuruh seseorang buat sedikit 'bicara' sama kamu," ucapnya sambil menyeringai.

Tanpa basa-basi, dua dari mereka mendekat dan mulai melancarkan serangan. Tendangan dan pukulan menghantam tubuh Ryan tanpa peringatan.

duak

Tubuh Ryan terguncang. Rasa sakit menusuk dari setiap pukulan, tapi dia bertahan, mencoba tetap berdiri. Dia tahu dia tak punya waktu untuk main-main dengan mereka, apalagi dengan tujuannya yang mendesak.

Salah satu pria, yang tampaknya pemimpin kelompok, melangkah maju dengan santai. "Tenang aja, bocah," katanya dengan nada rendah, "Kami nggak akan bikin kau terluka terlalu parah."

Ryan menggertakkan giginya, mencoba menenangkan diri sambil menahan rasa sakit yang makin terasa di tubuhnya. Fokusnya tiba-tiba aktif. Tapi sebelum ia sempat bereaksi, dua sosok muncul dari balik bayangan, bergerak cepat dan tanpa suara.

buk

Dalam sekejap, dua dari preman yang memukuli Ryan terlempar mundur. Sosok Andre dan Senna berdiri di sana, napas mereka berat, tubuh terluka dengan beberapa balutan kain.

Ryan menatap mereka dengan bingung, tapi ini bukan saatnya bertanya. Luka-lukanya terasa perih, darah mengalir dari sudut bibir, tapi ia menyekanya dengan punggung tangan, menahan rasa sakit. "Terima kasih," ucapnya singkat.

Andre dan Senna hanya mengangguk singkat. Namun, tatapan mereka tertuju pada mata Ryan, yang kini memancarkan keanehan. Pupilnya tampak putih, aura yang tak biasa.

Mereka segera menarik napas dalam-dalam, menggeleng pelan.

‘Tidak, tidak mungkin pengguna fokus. Pengguna fokus tidak mungkin dipukuli semudah ini,’ pikir mereka dalam hati. ‘Dan juga tidak mungkin pengguna Fokus ditemukan di situasi serba acak seperti ini.’

Andre dan Senna segera mengaktifkan aura mereka. Tubuh mereka memancarkan tekanan yang menakutkan, membuat para preman yang tersisa mundur beberapa langkah.

"Mundur sekarang," kata Andre, suaranya penuh perintah.

Ryan tertegun, matanya menatap tajam. ‘Aura? Kukira mereka cuma orang biasa,’ pikirnya. Dia tahu betul, aura berada satu tingkat di bawah Fokus. Perbedaannya seperti langit dan bumi, meskipun hanya terpaut satu tingkat.

Melihat situasinya sudah mulai terkendali, Ryan mengangguk cepat. "Terima kasih atas bantuannya," katanya lagi dengan nada lebih tegas, lalu segera berbalik dan pergi. Tanpa membuang waktu, ia mengambil jalan memutar menuju rumah Hana.

1
Evrensha
sepatu doang mahal, orgnya pada kocak.
Evrensha
ini yg datang kan Ryan ya, Kok mereka kenal?
Evrensha
Dia nggak denger, kupingnya lagi di freezer 😁
Evrensha
gue be like : " Woeee lu pada ngapain heboh sendiri. mending beliin makan, laper. 😆😆
Evrensha
Recommend buat di baca. Suka bgt sama gaya kepenulisan nya.
RYN: makasih kak/Smile/
total 1 replies
Evrensha
lgsg kapok! wkwk
RYN: nulis nya setengah turu/Sweat/ nanti jam 2 baru bisa di terkirim.
total 1 replies
Evrensha
Emang gak masuk akal pak, tapi noh udah kejadian.
Evrensha
Padahal gue berharap Ryan nanyain siapa pemilik sepatu itu ke Hana. Ryan sukanya mendem ih.
Evrensha
Hana maunya di temenin lebih lama loh Ryan... Kamu ga peka bgt sih!
Evrensha
Ryan, buruan lah cerita, gua penasaran tauuu......

Itu si Hana, tolong di cekik aja Ryan nya sambil di paksa buat cerita, kalo aja mau nurut. wkwk
Evrensha: halo akak..🤭
RYN: muncul orang nya/Sweat/
Sory ya han... pake refrensi chat kita/Facepalm/
total 5 replies
Evrensha
🤭😁😁
Evrensha
Sangat menikmati adegan ini, berasa kek lagi nonton. wkwk
Evrensha
Jadi Ryan ini udah faham soal kekuatan seperti itu??? kirain dia bakal kaget krna gak tau apa2.
Evrensha
Kenapa tiba2 Rei bilang gitu sama Ryan.....
Evrensha
😱😱😱
『🇹 🇦 🇹 🇦メ🇨🇳☂√
semoga makin cantik
Kalimat Fiktif
Kalimat nya itu lhoo bernyawa bangett
Evrensha
Yahh... dah sampe sini aja bacanya.

aku berharap banyak buat novel ini. karena author nya pandai bgtttttt merangkai kata.

semoga konfliknya semakin di perjelas bakal kemana arahnya. dan masalalu Ryan terungkap, kisah cintanya membara. Tokoh utamanya jadi org yg luar biasa di up sedemikan rupa. dan harapan2 lainnya.

Jgn lama2 up nya ya.
Evrensha
Suruh baca puisi aja pak, biar seger.
Evrensha
kamu harus kompak sama Hana untuk mengatasi gosip ini. kamu gak bisa berjuang sepihak, nnti malah jd bumerang. kalo emang saling suka ya sebaiknya jujur dan komunikasi kan. tapi kalo gak mau jujur, setidaknya kalian bisa menunjukkan kalau kalian memang dekat. terus mereka mau apa? mau sewot? bodo amatin ajalah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!