Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Jungkook yang Menyebalkan
Benar saja ya g dikatakan Yoongi, cafe itu sudah di booking. Makanya tidak ada pengunjung lain. Hanya ada ketujuh member BTS, Zeera dan Husna.
Saat Yoongi dan Zeera sampai, mereka semua sudah tiba lebih dulu, dan menu makan siang hari itu pun sudah tersedia dengan rapih.
Semua member BTS kecuali Jungkook, menghampiri Zeera dan mengucapkan selamat.
Mereka duduk di kursi masing-masing dan mulai menyantap makanan yang tersedia. Mata Jungkook tidak lepas dari jangan tangan yang dipakai Zeera. Dia sudah menebak kalau jam tangan itu pemberian dari Yoongi.
Mood buruk Jungkook tidak mempengaruhi selera makannya. Dia tetap makan dengan porsi yang banyak. Tidak ada yang berani bicara saat makan. Mereka fokus dengan makanan masing-masing.
Sesi makan sudah selesai. Mereka masih di tempat untuk sekedar ngobrol. Camilan, beberapa cangkir kopi, jus, soda sudah disediakan oleh pelayan. Jungkook meneguk minuman soda miliknya.
"Hyung, seminggu yang lalu kau bertemu lagi dengan Aira nuna kan? Kenapa tidak bercerita pada kami?" Jungkook membuka obrolan.
Semua mata tertuju pada Yoongi. Sedang Yoongi menatap sengit pada Jungkook.
"Aku lupa." Jawab Yoongi ketus.
"Dengan siapa saja nuna ke Korea Hyung?" Taehyung penasaran.
"Ibunya dan juga anaknya, Namira." Jawab Yoongi.
"Bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu? Apa kalian sudah ada janji untuk bertemu?" Jungkook mulai jadi kompor.
Yoongi dan Hobi saling pandang. Yoongi melirik ke arah Zeera. Gadis itu sibuk dengan handphone nya.
Yoongi kemudian menceritakan pertemuan tidak sengaja nya dengan Khumaira, sampai makan siang di restoran.
"Apa dia kerja disini lagi Hyung?" Jimin bersuara.
"Tidak. Hanya untuk liburan saja." Yoongi menyesap kopinya.
"Sudah jangan dibahas lagi. Lebih baik kita cari topik pembicaraan lain." Interupsi Hobi. Dia tidak mau suasana semakin tidak nyaman.
"Husna, kapan kau sidang tesis?" Namjoon mulai mengalihkan pembicaraan.
"Minggu depan oppa."
"Hobi-ah, Minggu depan kau harus booking cafe lagi." Jin tertawa renyah.
"Tenang saja Hyung."
"Memangnya Minggu depan kita tidak ada jadwal Hyung?" Tanya Taehyung.
"Ada, tapi kita masih bisa merayakan kelulusan sidang Husna." Balas Namjoon.
Meski topik pembicaraan sudah berubah, Zeera masih asik dengan handphone nya. Husna dari tadi terus memperhatikan sahabatnya itu. Dia tahu kalau Zeera sedang dalam suasana tidak baik.
"Zee, diminum kopinya. Nanti keburu dingin lho." Husna menyodorkan cangkir kopi ke depan Zeera.
"Tidak berselera." Zeera menoleh sebentar lalu kembali fokus pada handphone.
Husna menghela nafas. Dia menangkap Hobi yang sedang menatapnya. Mereka bicara lewat tatapan.
"Kau mau pulang Zee?"
Zeera mengangkat wajahnya nya, menatap ke sumber suara.
"Ya oppa. Aku capek, ingin istirahat." Zeera menatap Hobi penuh harap, agar pria itu mau mengantarnya dan Husna pulang.
"Aku antar." Ucap Yoongi dan Jungkook kompak.
Semua mata tertuju pada Yoongi dan Jungkook. Keduanya juga saling pandang.
"Tidak usah. Aku pulang dengan Hobi oppa dan Husna."
"Ayo!" Zeera bangkit dari duduknya. Mengajak Husna dan Hobi untuk pulang.
"Terimakasih banyak atas waktu dan jamuannya." Zeera setengah membungkuk pada semua member, diikuti Husna.
"Aku antar mereka pulang. Kalau kalian masih mau disini, nanti aku kesini lagi. Kalau tidak, kita ketemu di apartment." Tutur Hobi.
"Oke. Nanti aku kabari." Balas Jin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Disepanjang perjalanan, Zeera lebih memilih untuk diam. Dia hanya memandang keluar jendela. Hobi dan Husna saling pandang.
"Zee, maaf kalau obrolan di cafe tadi membuatmu tidak nyaman."
Zee menoleh.
"Tidak apa oppa." Dia kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil. Tangannya meraba jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kananya.
Tiba di apartment, Zee dan Husna melaksanakan sholat Dzuhur bersama. Setelah selesai, keduanya masih duduk di tempat sholat. Husna menoleh.
"Zee, aku tahu sekilas hubungan teh Aira dengan Yoongi oppa dulu."
"Hubungan? Mereka pernah pacaran?"
"Nggak."
"Kamu inget nggak, waktu itu aku cerita ketemu Yoongi oppa di pinggir sungai Han?"
Zeera mengangguk.
"Iya itu, dia lagi galau karena teh Aira lebih milih nikah sama a Rangga, sahabatnya. Padahal teh Aira tahu kalau Yoongi oppa cinta banget sama dia. Tapi karena kesalahan fatal yang dilakukan Yoongi oppa, jadi bikin teh Aira kecewa."
"Kesalahan apa?"
"Dia nyulik teh Aira biar nggak ada cowok lain yang bisa milikin teh Aira. Parah kan?"
"Astaghfirullah. Ada cerita begitu na?"
"Iya. Yoongi oppa sendiri yang bilang sama aku waktu itu."
"Secinta itu kah kamu sama dia, oppa? Apa pertemuan di restoran itu bisa balikin cinta Yoongi oppa padanya?" Zeera bermonolog dalam hati.
"Tapi aku yakin, cinta Yoongi oppa pada teh Aira udah nggak ada."
"Darimana kamu yakin?"
"Feeling aja."
Zeera hanya tersenyum nanar. Dia tidak yakin dengan feeling Husna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Karena seminggu lagi sidang tesis, Husna meminta Zeera untuk menggantikannya mengajar anak-anak mengaji.
Sore itu hujan besar sampai waktu sholat isya. Zeera tertahan di masjid. Dia melewatkan makan malamnya. Ingin sekali rasanya dia pulang, menerobos hujan. Tapi sayangnya dia tidak membawa payung.
Selepas sholat isya, karena perut nya sudah protes minta diisi, Zeera nekat menerobos hujan. Dia berlari kecil, saat ada tempat untuk berteduh, dia berhenti.
"Kenapa aku sampai lupa bawa payung sih?" Zeera mengibaskan gamis dan jilbabnya yang basah.
Saat Zeera hendak kembali berlari, seseorang menarik lengannya. Zeera terperanjat. Apalagi saat wajahnya begitu dekat dengan wajah orang itu.
"Kenapa kau ada disini oppa?" Zeera menjauhkan diri dari pria dihadapannya.
"Aku memang lagi ada jadwal kajian dengan ustadz Yusuf."
"Tadi aku sudah memanggil mu berkali-kali, tapi kau terus saja berlari."
"Begitu ya. Maaf oppa, aku tidak mendengarnya. Hujannya terlalu besar."
"Sudah tahu hujan besar malah nekat pergi. Lihat, baju dan jilbab mu basah."
Zeera memperhatikan kembali gamis dan jilbabnya. Iya sih basah, tapi beruntung tidak sampai basah kuyup.
Yoongi melepas jaket miliknya, kemudian memakaikannya pada Zeera.
"Terimakasih oppa." Zeera menunduk.
"Hmmm."
"Kau sendiri oppa?"
"Iya. Kebetulan Hobi dan Jungkook ada kesibukan."
"Ayo, aku antar pulang."
Zeera mengangguk. Yoongi mengambil payung yang dipakainya tadi. Keduanya berjalan beriringan tanpa jarak.
Di dalam mobil, Zeera menggosok telapak tangannya, kedinginan. Yoongi mematikan AC mobilnya.
Dalam hening, tiba-tiba perut Zeera kembali protes minta diisi. Dia menutup wajahnya, malu. Yoongi malah tertawa.
"Jadi kau belum makan malam?"
Zeera menggelengkan kepalanya.
"Mau makan apa?"
"Apa saja yang penting halal dan enak." Zeera nyengir.
"Baiklah. Kita cari makanan disekitar sini." Yoongi melajukan mobilnya perlahan.
Mobil Yoongi berhenti di depan restoran Indonesia. Zeera terlihat antusias, apalagi dia tahu di restoran tersebut ada bakso yang enak. Keduanya memilih makan di lantai dua, karena di lantai satu terlalu ramai.
Satu mangkuk bakso sapi beserta tetelannya sudah tersaji di hadapan Zeera, tidak lupa air putih hangat.
"Kau benar tidak mau makan oppa?"
"Aku sudah makan tadi sebelum berangkat kajian."
"Ah baiklah. Kalau begitu aku makan ya."
Yoongi mengangguk dan tersenyum. Zeera makan dengan lahap. Melihat Zeera yang begitu menikmati makan bakso nya, Yoongi menelan ludah, lapar. Dia memanggil waiters dan memesan dua mangkuk bakso lagi beserta air putih hangat.
"Katanya sudah makan?" Ledek Zeera.
"Melihatmu makan, aku jadi lapar lagi. Hahaha."
Zeera ikut tertawa.
Dua mangkuk bakso datang. Yoongi langsung melahapnya.
"Oppa, kau akan menghabiskan dua mangkuk itu?"
"Tidak. Satunya kita habiskan berdua." Mulut Yoongi sibuk mengunyah.
"Hehe jadi tidak enak." Zeera menggaruk hidungnya.
"Masih lapar kan?"
Tanpa jaim, Zeera meng-iya-kan ucapan Yoongi. Kedua nya tertawa pelan.
Tanpa mereka berdua sadari, ada sepasang mata yang terus memperhatikan gerak gerik keduanya. Wanita itu meremas bajunya. Dia ingin menangis.
"Kamu kenapa ra?"
"Nggak kenapa-kenapa Bu." Aira melanjutkan makannya. Matanya masih melirik kearah Yoongi dan Zeera.
"Mamah, aku mau nambah makannya." Rengek Namira.
Khumaira mengambilkan lauk pauk yang dipinta Namira.
Zeera, Yoongi dan Khumaira makan di lantai dua. Bedanya, Yoongi dan Zeera di meja pojok dekat dengan jendela. Sedangkan Khumaira, ibunya dan Namira, duduk di bangku tidak jauh dari tangga. Meski Khumaira sadar dengan kehadiran Yoongi, tapi tidak dengan Yoongi. Pria itu hanya berfokus pada makanan dan gadis dihadapannya.