NovelToon NovelToon
Dinikahi Berondong

Dinikahi Berondong

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Suami ideal
Popularitas:7.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pasha Ayu

Jika tak percaya adanya cinta pada pandangan pertama, Rayyan justru berbeda, karena semenjak melihat Mbak Tyas, dia sudah langsung menjatuhkan hati pada perempuan cantik itu.

Dan dia Rayyan Asgar Miller, yang jika sudah menginginkan sesuatu dia harus mendapatkannya dengan cepat.

"Ngapain masih ngikutin? Kan tadi udah aku bayarin minumannya tah!?"

"Bayarannya kurang Mbak!" Rayyan menyengir lalu menunjukkan sebelah pipinya. "Kiss sepuluh kali dulu, baru aku anggap impas."

"Astaghfirullah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DB TIGA EMPAT

Rayyan kesal pada pertanyaan Tyas, makanya dia buru buru pergi setelah selesai mandi dan sarapan. Bahkan tak menunggu Tyas selesai mandi, dia sudah keluar dari rumah.

Urusan menjaga rumah ini, ada beberapa orang yang diutus King. Rayyan tak perlu khawatir karena setidaknya ada yang menjaga istrinya dari kejauhan.

King tentu tak mau jika putranya tidak fokus belajar hanya karena Tyas di rumah sendiri di tempat yang cukup asing. Entah lingkungan ini aman atau tidak pun, mereka belum tahu.

"Bawa!"

Rayyan memberikan titah pada Guntur dan juga Aulkafa. Di mana dia membagi tiga ember berisi ikan itu satu orang satu ember agar lebih cepat.

Namun Guntur justru terkekeh. "Pewaris AG studio sama X-meria harus bawa ember yang isinya ik khaaaan?" jawabnya.

"Ik Khan, siapanya Shahrukh Khan?" Aulkafa cekikikan melihat pelototan mata Guntur.

"Garing!"

Rayyan menyela. "Lu tega Gue bawa tiga ember sekaligus ke depan hah?" ketusnya.

"Ck!"

Meski berdecak Guntur menurut untuk menarik satu ember. Dan Aulkafa satu ember lalu ketiganya keluar dari lingkungan Empang, yang sampai sekarang masih belum diketahui siapa pemiliknya.

"Cepetan!"

Rayyan meletakkan ember di depan pintu pagar besi usang yang melingkari kawasan Empang tersebut, dan menatap Aulkafa serta Guntur yang lelet.

"Anak manja Lo pada!" ejeknya.

Guntur lantas sampai, ia meletakkan ember miliknya lalu berjongkok mengatur napas karena baru pertama kalinya dia mengangkat ember seberat ini. "Et dah, nyesel Gue main ke rumah- rumahan punya Lu, Yan!"

"Ini rumah beneran, Guntur!" Aulkafa membentak setelah meletakkan ember miliknya secara tak sengaja karena merosot.

"Tapi luas rumahnya nggak lebih gede dari kamar mandi anak harimau nyokap Gue yang baru lahir kemarin, anjir!"

Rayyan setuju, entah apa yang ada di pikiran pemilik rumah ini sebelumnya, karena tanah seluas ini tapi hanya membuat rumah yang sangat kecil di pojokan.

Mereka akhirnya duduk merokok sambil menunggu pembeli ikan yang katanya sebentar lagi akan datang. Benar saja, ada dua orang yang turun dari mobil pickup untuk menyatroni mereka.

Rayyan berdiri setelah disebut namanya oleh satu pria seumuran Nabeel. "Ini uangnya, Mas." Lalu memberikan lembaran uang kertas yang menurut Rayyan sedikit.

"Segini doang?"

Pria itu tertawa. "Memang harganya segitu per lima puluh kilonya."

"Gue nyerokin ini dari subuh loh, kalian main bawa ajah dengan bayaran yang sedikit begini hah?" Rayyan maju bahkan menarik kerah baju pelanggannya, jengkel.

"Tapi memang harga ikan segitu, Mas." Satu pria lagi membela, karena memang setiap harinya mereka hanya membayar sejumlah itu untuk per lima puluh kilo.

"Cukup buat apaan segini?" Rayyan menatap nyalang keduanya bergantian, dan tentunya Aulkafa yang paling alim di antara mereka harus memisahkan. "Udah, Yan!"

Guntur juga menyuruh Mas Mas tersebut untuk tidak tersulut emosi. Bahkan membisik di telinga satu Mas nya, berkata meminta maklum karena Rayyan sedang mabuk lem.

Rayyan berdecak. "Tahu gitu Gue kasih makan kucing ajah semuanya!" katanya.

"Mana Gue belum sempet beliin Tyas baju, segini cukup buat apaan, jajan sehari Gue ajah nggak cukup, anjir!" rutuknya lagi.

"Ya udah mending Lu beliin kalender ajah dah, biar cukup buat setahun," kata Aulkafa.

Guntur menampar punggung pemuda itu sambil tertawa. "Jokes Om Oland Lu pake!"

Aulkafa hanya tertawa sementara Rayyan segera naik ke mobil sport tanpa atap milik Guntur dengan wajah gemas yang cemberut sebab ternyata hasil penjualan ikannya tak sebanding dengan effort yang dia lakukan.

Mana uang bulanan Tyas hanya cukup untuk makan mereka saja. Kalau begitu, bagaimana cara Rayyan membahagiakan istrinya?

Guntur yang melihat Rayyan cemberut, langsung reflek menawarkan kartu kredit tanpa limitnya pada Rayyan. "Lo mau pake duit Gue buat beliin baju, Tyas?"

"Ogah!" Rayyan menolak karena dia takut Guntur merasa memiliki istrinya setelah itu.

"Cabut!" titahnya lagi.

Guntur segera mengambil alih kemudi, Aulkafa melompat duduk di jok penumpang depan karena di belakang sudah ada Rayyan.

Ketiganya menuju kantor cabang Millers corpora karena masih ada kelas khusus yang harus Rayyan ikuti. Beruntung, Rayyan masih punya dua sahabat setelah fasilitas, termasuk motor dicabut Daddy Axel.

Padahal, kemarin Papap King sudah memberikan fasilitas motor untuk kuliah, tapi Daddy Axel justru mencabutnya dengan alasan agar si bungsu lebih belajar mandiri.

"Itu Rina kan?" Aulkafa menoleh ke belakang melihat cewek cantik bermotor matic yang mereka salip.

"Kagak jelas mukanya," sahut Rayyan. "Emang Rina yang mana?" tanyanya lagi.

"Rina anak sastra yang diputus sama Guntur gara- gara minta izin buat ikut yoga."

Rayyan tertawa karena alasan putus Guntur dan Rina tidak begitu berat. "Play boy gila emang! Itu bibir udah nggak suci lagi dicium banyak cewek!" Rayyan bergidik kemudian.

"Padahal Rina cantik banget." Aulkafa menimpalinya lagi. "Tapi diputus gitu ajah!"

"Lagian harusnya kalo Rina cuma minta izin buat ikut- ikutan yoga nggak apa- apa lagi, mungkin tuh anak stres punya pacar kayak Lo., Gun," sambung Rayyan.

"Bukan yoga penenang pikiran, setan! Tapi Yoga dosen kita! Lo tahu kan, ikut Yoga bukan ikut yoga, Anjir." Guntur menyela ketus.

Rayyan dan Aulkafa tertawa cekakakan, sementara Guntur masih ketus. "Botol kecap!"

Ketiganya terdiam karena harus berhenti di lampu merah. "Tyas gimana kabar?" tanya Aulkafa tiba- tiba.

Rayyan menjadi ingat istrinya setelah tadi pagi dia ngambek. "Dia nanyain Gue pernah tidur sama berapa cewek," jawabnya.

"Anjir!" Guntur terkikik, dia yang play boy saja tak pernah tidur dengan pacarnya. "Lu terlalu lihai mungkin mainnya!"

...°^\=~•∆•∆•~\=^°...

Malam hari setelah banyaknya kegiatan yang Rayyan lalui bersama Guntur dan Aulkafa. Dia pulang diantar mobil Guntur tentunya.

Kedua sahabatnya langsung pulang karena sudah sama- sama lelah. Seharian penuh pemuda- pemuda itu ke disibukkan dengan tugas kampus.

Di sela langkah kali menuju rumah kecilnya, Rayyan teringat pesan Tyas sore tadi yang membujuknya dengan sebutan Albi.

Bahkan, Tyas juga meminta maaf atas kelancangan-nya pagi tadi. Jadi malam ini, mood Rayyan sudah kembali.

Sampai di pintu Rayyan mengetuk, dan tak lama pintu terbuka. Melihat senyum Tyas mengembang, Rayyan ikut tersenyum.

Dia juga segera mengeluarkan satu buket bunga yang sedari tadi disembunyikan di belakang punggung. "Taram, for you Baby."

Tyas mengerut kening karena Tyas merasa tak asing dengan bunga itu. "Kamu ambil bunga ini dari mana?"

"Di pot bunga depan." Rayyan menyengir.

"Astaghfirullah!" Tyas yang menyiramnya pagi tadi, tapi malam begini diambil Rayyan hanya untuk memberikan surprise padanya.

"Maaf, aku belum bisa kasih sesuatu yang bagus dan mahal." Rayyan berkata lirih dan jujur saja ini sangat menyentuh hati Tyas.

Rayyan memang sedang hidup berhemat, tapi tidak romantis bukan Rayyan sekali, makanya melihat bunga cantik di pot depan seketika jiwa Romeo-nya bergejolak hingga dia cabut seakar akarnya dan dikemas kertas buku.

"Aku nggak minta kok," kata Tyas. "Yang penting kamu, mmh, maksudnya, Albi kuliah dengan baik, sudah cukup."

Jawaban yang membuat Rayyan terenyuh tentunya. Sejatinya Tyas ini dia nikahi, hanya untuk dia bahagiakan bukan agar ikut susah bersamanya.

"Tapi aku mau bahagiakan kamu, Tyas."

Ucapan Rayyan selalu membuat Tyas tersentuh, sungguh, hingga dasar hatinya seperti tak lagi mengingat pengkhianatan Ervan dan kematian sang ayah juga jauhnya keberadaan Dimas sang adik.

"Senyum ajah nggak usah di tahan." Rayyan menggoda karena bibir tipis Tyas terlihat senyam senyum kecil tanpa mau ditunjukkan.

Tyas menjadi tak mau melepaskan senyum yang akhirnya tersungging. "Makan malam dulu ya," tawarnya.

"Makan kamu dulu paling bener." Rayyan menarik Tyas ke kamar, yah ... ronde ke dua dari acara buka segel pagi tadi akan di mulai sebelum makan malam.

1
kori fvnky
Kecewa
kori fvnky
Buruk
Ridho Saputra
Luar biasa
Nazwaputri Salmani
ya allah langsung pingsan bu ghendis untung nggak struk
Nazwaputri Salmani
Siapin jantung kalau kalian berdua tau siapa dia
Nazwaputri Salmani
keren banget deh cerita author satu ini
Nazwaputri Salmani
Bisa bisanya dia bilang begitu
Andreas Siagia
Luar biasa
betriz mom
mantap Thor....tetap semangat dan sehat selalu.
banyak yang suka dan menunggu setiap up dr semua cerita mu.
sukses selalu Thor 🙏🏻😍
Sani Srimulyani
ternyata renoval lah pemenang hati Ael.
Nazwaputri Salmani
Turutin aja yas nggak dosa kok malah dapat pahala dan enak itu
Nazwaputri Salmani
Mana mungkin tyas ninggalin rayyan mimi dia kan sudah pernah hidup susah.. yang jadi Pertayaan apa ning ayra mau hidup susah sama rayyan
Nazwaputri Salmani
Ada ada aja deh rayyan ini
Nazwaputri Salmani
Sedihnya jadi aisha
Nazwaputri Salmani
Gimana yan langsung kena dijantung kan omongan tyas
Nazwaputri Salmani
Adik kakak + sepupu sama-sama naksir tyas
Nazwaputri Salmani
Hohoho kamu telat lagi bang tyas sdh ada yg punya
Nazwaputri Salmani
Rayyan madih banget sih
Nazwaputri Salmani
Ya ampun tyas polos banget sih
Nazwaputri Salmani
Tetanggaan sama mantan loh yas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!