Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Bruk!
"Yang Mulia, Hamba telah membawa orang yang telah membuat jimat itu!" ucap kepala pengawal.
Kaisar menatap pria paruh baya yang berlutut di depannya, tubuhnya terlihat gemetar karena takut.
"Katakan padaku, apakah Perdana Menteri Dao pernah memintamu membuat jimat terlarang?" ucap Kaisar.
"A....ampuni hamba, Yang Mulia! Hamba.... Hamba hanya memenuhi keinginan orang yang membeli jimat dari Hamba,"
"Kau tahu jika jimat itu tidak boleh dibuat lagi di kerajaan ini. Kau benar-benar lancang!"
Duk!
"Mohon ampuni Hamba, Yang Mulia. Hamba tidak bermaksud!" Laki-laki itu bersujud di depan Kaisar.
"Katakan padaku, kapan Perdana Menteri Dao memintamu membuat jimat itu?"
"Itu....itu sekitar 1 tahun yang lalu, Yang Mulia,"
Kaisar terdiam, jika diingat itu adalah waktu ketika Selir Yun tengah hamil.
"Hamba, Hamba tidak tahu untuk siapa jimat itu, Yang Mulia. Hamba hanya mengikuti perintah nyonya Dao yang meminta hamba membuat jimat itu," ucap laki-laki itu lagi.
"Apa kau tahu, karena jimat itu kau sudah membunuh calon anakku yang berada di dalam perut Selir Yun!"
Laki-laki itu mendongak dan kedua matanya terbuka lebar, dia tidak tahu jika jimat yang diinginkan oleh keluarga Dao adalah untuk Selir Yun, agar anak yang berada di dalam perut Selir Yun saat itu mati, dan dia tidak bisa memiliki anak lagi.
Hanya orang yang sering berada di dalam istana saja yang dapat melakukan hal itu terhadap anggota keluarga kerajaan, karena dia sangat tahu di mana letak istana-istana yang berada di belakang bangunan utama istana kerajaan.
Jadi Kaisar Chen sangat yakin, jika Perdana Menteri Dao ingin agar Selir Yun tidak memiliki anak. Dan kemungkinan besar hal itu karena dendam antar keluarga Dao dan keluarga Selir Yun.
"Bawa dia! Dan beri hukuman sesuai hukum kerajaan! Dia sudah membantu keluarga Perdana Menteri Dao membunuh anakku, dan membuat Selirku tidak bisa memiliki anak lagi!" seru Kaisar dengan lantang.
"Baik, Yang Mulia!"
Kepala pengawal bersama dua pengawal lainnya menyeret laki-laki itu dengan paksa.
"Yang Mulia, ampuni Hamba, Yang Mulia! Hamba benar-benar tidak tahu, Yang Mulia! Yang Mulia, Yang Mulia!" teriakan laki-laki itu tidak didengar oleh Kaisar.
Kedua tangan Kaisar mengepal, "Perdana Menteri Dao, kau sudah benar-benar keterlaluan. Keluarga kalian tidak bisa diampuni lagi!"
Selir Yun yang berada di balik pintu menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Semua yang dia dengar seolah membuatnya sangat terkejut.
Keluarga Perdana Menteri Dao sudah melakukan tindakan yang sangat keji. Bahkan hanya untuk memotong garis keturunan keluarga dari Selir Yun yang berada di dalam istana, mereka berani melakukan hal itu.
Air mata Selir Yun mengalir dengan deras, dia berbalik lalu berjalan dengan terhuyun-huyun dan bahkan harus dibantu oleh pelayan setianya.
"Perdana Menteri Dao, aku bersumpah kehidupan kalian semua pasti akan menderita. Entah di kehidupan saat ini dan di kehidupan berikutnya!"
...----------------...
Tuan Xiao tengah duduk bersama dengan Zhao Yan dan istrinya di ruang makan. Mereka menikmati makan siang bersama dengan tenang.
"Zhao Yan, apakah kau sudah bicara dengan Kaisar?" ucap tuan Xiao.
"Sudah Ayah, Yang Mulia berkata jika nanti akan membicarakannya dengan Raja Kin,"
"Baguslah jika begitu. Kalau memang itu sulit, Ayah akan berbicara secara langsung dengan Raja Kin itu,"
"Terima kasih Ayah, tetapi itu tidak perlu. Kita sudah menemukan cara untuk mendapatkan izin dari Raja kin,"
Tuan Xiao mengangguk, "Besok adalah hari pernikahanmu. Ayah berharap semuanya bisa berjalan dengan baik,"
"Iya Ayah, aku juga berharap seperti itu,"
"Semua barang-barang telah siap, kau juga harus mempersiapkan diri," ucap nyonya Xiao.
"Mempersiapkan diri?"
"Benar, pernikahanmu dan Yang Mulia Putri akan menjadi pernikahan yang paling besar sepanjang sejarah di kerajaan, karena ini merupakan pernikahan penerus tahta Yang Mulia Kaisar kelak,"
Zhao Yan terdiam, "Apa yang Ibu katakan benar, aku harus menyiapkan semuanya. Raja Kin dan kedua putranya pasti juga akan melakukan sesuatu!"
Semakin sore suasana di kediaman Xiao sudah sangat ramai, para teman-teman tuan dan nyonya Xiao berdatangan untuk memberikan ucapan selamat dan memberi hadiah kepada Zhao Yan.
Mereka memberikan selamat dan hadiah hari itu, karena mereka yakin jika besok tidak akan bisa melakukannya.
"Selamat tuan Xiao, akhirnya putra anda dan Yang Mulia Putri akan menikah," ucap salah satu teman tyan Xiao.
"Terima kasih, aku juga tidak menyangka akan datang hari ini,"
"Anda dan nyonya Xiao adalah orang yang baik, tentu saja diberkati oleh langit,"
"Terima kasih,"
Tuan dan nyonya Xiao terlihat sangat bahagia menyambut kedatangan para tamu ke kediaman Xiao itu.
Sementara Zhao Yan masih berada di dalam kamarnya.
"Lakukan semuanya sesuai rencana! Aku ingin Dao Ming An itu berada di depan gerbang ibukota dua hari setelah pernikahanku!" ucap Zhao Yan.
"Baik, Tuan. Semuanya akan sesuai dengan rencana anda!"
"Bagus, aku ingin melihat bagaimana keluarga Dao membantunya,"
"Tetapi tuan, saya melihat jika tuan Xiao pergi ke istana,"
"Ayah pergi ke istana?"
"Benar, kemarin yang lalu saya melihat tuan Xiao pergi ke istana Kaisar,"
Zhao Yan terdiam, entah apa yang dilakukan ayahnya dengan Kaisar, semua itu sama sekali tidak diketahui oleh Zhao Yan.
"Kau tidak perlu memikirkan itu, lakukan saja rencana kita. Aku yakin Ayah dan Kaisar juga merencanakan sesuatu," ucap Zhao Yan.
"Baik tuan!"
Laki-laki itu kemudian pergi tanpa suara dari hadapan Zhao Yan.
"Apa yang Ayah dan Kaisar rencanakan? Mungkinkah ini berhubungan dengan keluarga Perdana Menteri Dao itu juga?" gumam Zhao Yan.
Hari pernikahan hanya tinggal besok, Zhao Yan berharap semua permasalahan dengan keluarga Dao itu akan selesai setelah hari pernikahannya dengan Jian Ying. Sehingga setelah dia menikah, tidak akan ada lagi orang yang mengusik Jian Ying dan dirinya.
Zhao Yan juga berencana akan membuat wanita yang bersama Dao Ming An ikut merasakan hukuman yang pantas. Karena wanita itu juga memiliki andil dalam membuat Jian Ying merasa tidak nyaman.
"Semuanya harus segera diselesaikan!"
"Tuan muda, semua para tamu sudah menunggu anda di aula utama keluarga," ucap seorang pelayan dari luar kamar.
Zhao Yan berjalan lalu membuka pintu kamar, "Baik, aku akan ke sana sekarang!"
Pelayan itu mengangguk kemudian mundur beberapa langkah, memberikan ruang untuk Zhao Yan berjalan.