Anming Fu merupakan pewaris sekaligus tuan muda keluarga Fu yang dikenal sebagai "Penguasa Kota Shanghai", memiliki sifat tegas, dingin serta cuek dan tidak memiliki perasaan pada wanita manapun termasuk pada tunangan sekaligus sahabat masa kecilnya. Di usianya 34 tahun belum pernah memiliki hubungan dengan wanita manapun, terlibat OSN dengan seorang gadis yang baru saja ditemuinya namun berhasil memikat hatinya. Mencari keberadaan gadis itu selama dua tahun dengan kekuasaan yang dimiliknya tetapi tidak berhasil ditemukan. Hingga pada akhirnya, dirinya tak sengaja bertemu serta berpapasan dengan seorang gadis kecil yang memiliki bola mata yang khas dengan miliknya.
Siapa gadis kecil itu? Apakah identitas gadis kecil itu berhasil membawanya ke gadis yang melakukan OSN dengannya? Mengapa dia tak berhasil menemukan gadis tersebut selama dua tahun? Simak dan ikuti ceritaku ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bam25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08
Robby lantas langsung meninggalkan ruangan pribadi Anming sembari mengomentari nasibnya yang keseringan kerja lembur karena perusahaan serta atasannya yang memiliki banyak masalah.
Mengapa Yú dàshī sampai memutuskan kerja sama dengan grup Fu? Seingat aku papa cukup dekat dengan Yú dàshī dan ide kerja sama ini merupakan ide papa sebelum meninggal dan juga merupakan wasiat papa agar aku bisa bekerja sama dengan grup Yu. Anming merasa ide mendiang papanya tidak ada masalah, sampai pemutusan kerja sama grup Fu dengan grup Yu harus berhenti secara tiba-tiba.
Anming tak menyangka jika pemilik grup tersebut yang sangat mendominasi di seluruh dunia memutuskan kerjasama dengan grup Fu-nya, padahal kerjasama tersebut baru saja berjalan dua tahun tanpa masalah.
Ini aneh, selama ini kerjasama grup Yu dengan grup Fu-ku tidak pernah ada masalah serta kendala meski semua biaya harus ditanggung oleh grup Fu tetapi semuanya berjalan lancar. Tidak bisa! Aku harus menuju ke pusat grup Yu, aku harus menanyakan Yú dàshī mengenai alasan ini karena Robby berkata jika pemutusan kerja sama merupakan keinginan langsung Yú dàshī. Anming langsung saja mengambil hp miliknya dan mencari kontak asisten sekaligus sekretarisnya untuk menyiapkan segala hal yang diperlukan.
Hanya semenit saja sejak dirinya membuat panggilan, sekretaris sekaligus asisten pribadinya langsung saja menjawab panggilan darinya.
“…”
“Robby, cepat kamu siapkan serta pesankan tiket pesawat untukku ke kota Beijing! Sekarang juga!” Anming segera memerintah asistennya untuk memesankan tiket pesawat dengan tujuan kota Beijing, kota yang merupakan pusat grup Yu berada.
“…”
“Tidak usah berkelit! Segera pesankan tiket pesawat first class dengan tujuan kota Beijing! Aku harus menemui Yú dàshī. Oh iya, atur kan pertemuanku dengan tuan besar Yu! Aku harus menanyakan alasan beliau mengenai pemutusan kerja sama grup kita.” Anming menjelaskan alasannya mengenai mengapa dirinya mendesak sang asisten untuk memesankan tiket pesawat yang tercepat ke kota Beijing.
“….”
Terlihat jika Robby, asistennya langsung menyanggupi permintaannya setelah mengetahui alasannya yang terburu-buru ke kota Beijing.
“Baiklah, aku tidak ingin menunggu lama! Lebih cepat lebih baik.” Anming langsung saja menutup teleponnya setelah mengetahui jika sekretaris pribadinya bisa menyanggupi keinginannya.
Anming lantas berdiri dan bergegas keluar dari ruangan kerja pribadinya untuk menemui Robby yang masih berada di ruangan asisten pribadi.
...****************...
Sementara itu, di kediaman yang cukup besar karena berada di perumahan yang untuk orang kaya kelas menengah. Terlihat seorang gadis yang terlihat anggun dengan tinggi badan 165 cm sedang terlihat meminum teh dari cangkir dengan gaya yang anggun. Dirinya saat ini sedang menikmati pemandangan dari taman yang sengaja dia bangun untuk sahabatnya yang sangat mencintai bunga.
Di tengah dirinya sedang menikmati pemandangan pagi yang cukup indah, terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya. Gadis tersebut langsung membuka matanya karena dirinya sempat memejamkan matanya. Seketika bola mata berwarna hitam miliknya sedikit mengernyit ketika bayangan matahari mengenai matanya.
“Jia Li, sedang apa kamu?” Terdengar suara laki-laki yang menyapa dirinya yang masih memegang secangkir teh yang masih mengepul dengan gaya elegan dan anggun.
Gadis yang dipanggil Jia Li langsung menoleh dan mendapati seorang pemuda menatapnya dengan tatapan lembut lalu menarik salah satu kursi taman dan ikut duduk, bergabung dengannya.
”Gē ge? Apa Gē ge sedang tidak sibuk? Mengapa kemari?” Gadis yang bernama Jia Li langsung mengernyitkan keningnya di hadapan pemuda tersebut setelah mengetahui pemuda yang sekarang sedang duduk di depannya merupakan kakak satu-satunya, karena seharusnya pemuda tersebut sibuk bersama dengan ayah mereka untuk mengurusi kota Shanghai serta masyarakat yang tinggal di kota tersebut.
“Mengapa kau mengusir Gē ge ini, hem? Apa kamu masih merindukannya? Dia tidak akan mengabarimu jika dia tidak membutuhkan bantuan kita.” Pemuda tersebut sedikit menyindir kebiasaan adiknya yang senang duduk di taman tersebut sembari menunggu kabar dari seseorang yang adiknya tunggu dengan sabar.
“Apa-apaan pertanyaanmu, Gē? Jika aku memang merindukannya karena dia tidak mendatangi kediaman kita, aku yakin Gē ge lebih merana lagi karena sampai sekarang Gē ge tidak bisa merelakan serta mengikhlaskannya, dia memiliki tunangan yang jauh di atas Gē ge.” Gadis tersebut tidak marah malah membalas perkataan pemuda tersebut dengan sindiran yang tepat terhadap pemuda tersebut.
Mendengarkan perkataan Jia Li yang merupakan adiknya, pemuda tersebut merasa seperti belasan ribu belati yang menusuk tepat ke jantungnya. Sakit tetapi tidak berdarah jika merasa perkataan adiknya tepat.
“Aku sadar jika seharusnya aku terlibat dengan urusan cinta tetapi berbeda dengannya. Aku sadar jika aku tidak pantas bersanding dengannya. Dia sungguh sempurna bagaikan mahkluk dari dimensi lain, peri atau malaikat kemungkinan.” Pemuda tersebut mengubah ekspresinya menjadi sendu membuat gadis tersebut yang melihat mengetahui jika kakaknya merana serta masih tidak bisa melepaskan perasaan tersebut meski sudah mengetahui semuanya.
”Baiklah, aku tidak bersimpati denganmu, Gē. Aku sudah berulang kali mengingatkan Gē ge. Lagipula pria itu sangat mencintainya jadi Gē ge tidak perlu khawatir apakah pria itu mencintai atau tidak. Omong-omong, Gē ge ngapain kesini?” Gadis tersebut merasa tidak bersimpati dengan perasaan kakaknya karena sudah lelah menasehati pemuda tersebut, dia malah bertanya mengenai keperluan pemuda tersebut kemari.
“Kau ini, sangat dingin sekali denganku. Aku ini Gē ge-mu tahu. Tidak penting, aku hanya ingin bersamamu karena aku tahu jika waktuku untukmu berkurang banyak setelah papa memintaku bekerja di pemerintah bersamanya.” Pemuda tersebut tidak terkejut lagi jika gadis itu tidak peduli dengannya.
Ketika kedua saudara itu berbincang, datanglah orang kepercayaan Jia Li membuat pemuda tersebut bertanya kepada sang adik. Sementara orang kepercayaan Jia Li langsung saja memberi salam pada pemuda tersebut dengan sopan.
“Zǎo ān, Wú shàoyé. Saya kemari karena permintaan Wú dà xiǎojiě,” jelas orang kepercayaan Jia Li sembari memberikan salam kepada pemuda yang dipanggil ‘tuan muda’.
Pemuda langsung meminta penjelasan kepada gadis tersebut mengenai maksud kedatangan orang tersebut di kediaman mereka.
”Jia Li, apa maksudmu memanggil orang?” Dia berusaha mengintrogasi Jia Li mengenai maksud sang adik yang memanggil orang sebagai mata-mata.
”Tidak ada yang perlu Gē ge ketahui.” Jia Li tidak ingin kakaknya mengetahui tujuannya selama ini. “Kamu bisa menungguku di ruangan belajarku.” Dia langsung memberikan perintah kepada orangnya tersebut.
...****************...
“Fù shàoyé. Saya sudah memesankan satu tiket first class untuk Anda dan juga sudah mengatur janji dengan Yú dàshī.” Robby langsung mencari atasannya untuk menyerahkan tiket pesawat yang sudah dipesankan olehnya secara online.
Anming yang saat itu sempat mengangkat telpon karena ada urusan penting langsung bangkit berdiri dari duduknya di sofa yang masih dalam ruangan sekretaris pribadinya.
“Baiklah, kau antarkan aku ke bandara!” Titahnya sembari bergegas menuju ke pintu keluar dan meninggalkan Robby yang langsung mengikuti arahnya pergi.
Anming dan Robby sampai di parkiran bawah tanah yang merupakan parkiran ekslusif untuk pejabat serta tamu khusus grup Fu. Anming lantas memberikan kunci mobil BMW keluaran dua tahun yang lalu miliknya kepada Robby sebagai tanda jika asisten tersebut beralih pekerjaan.
Robby segera menerima kunci tersebut dan langsung menyalakan remote tersebut untuk membuka pintu mobil secara otomatis dan membiarkan Anming masuk terlebih dahulu baru dirinya menutup pintu mobil yang dimasuki oleh Anming. Setelah itu, baru dirinya masuk melalui pintu pengemudi.
Mobil mewah tersebut langsung menuju ke jalan raya setelah Robby menyalakan serta mengendarai mobil tersebut keluar dari perusahaan grup Fu menuju ke bandara di kota Shanghai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Novel baru telah terbit. Author butuh dukungan dari kalian. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian guna mendukung kemajuan Author. Pay pay dan Xie xie.
Kosakata:
Yú dàshī \= tuan besar Yu
Gē ge \= kakak laki-laki
Zǎo ān \= selamat pagi
Wú shàoyé \= tuan muda Wu
Wú dà xiǎojiě \= nona muda Wu
Fù shàoyé \= tuan muda Fu
gabung yu di Gc Bcm..
caranya Follow akun ak dl ya
untuk bisa aku undang
terima kasih.