Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Ayolah istriku, ku mohon.
Viona menggelengkan kepalanya, lalu memegang tangan suaminya yang masih bermain didaerah sensitif nya.
"Tidak!" katanya serak, wajahnya sangat merah menahan ke mesuman suaminya tersebut.
"Kenapa istriku, sebentar saja..tidak ada yang melihat!" gumam Bernard serak, ereksi nya terasa sesak.
Viona begitu menggoda, dia seperti terjerat dengan pesona istrinya, dia harus menuntaskan nya.
"Sekali-kali kita lakukan dimobil, boleh ya!" gumam Bernard parau memohon pada istrinya.
Bernard mengecup bibir Viona yang merekah.
Viona menatap Bernard yang memandang nya dengan tatapan memohon.
"Suamiku..ini tidak mungkin, di dalam mobil sungguh memalukan" gumam Viona.
"Coba kamu rasakan, sungguh sakit!" gumam Bernard serak, dia meraih tangan Viona.
Bernard membawa tangan istrinya ke daerah ereksi nya, meletakkan telapak tangan Viona disana.
Viona tersentak malu, wajahnya semakin merah merasakan ereksi dibalik celana Bernard mengeras.
Bernard menahan tangan Viona disana, dia merasakan ada rasa beda disentuh tangan istrinya.
Bernard kembali mengecup bibir Viona, mengulum kembali bibir ranum istrinya.
"Istriku" gumamnya berbisik, suaranya sangat parau, "Aku tidak tahan lagi, sungguh sakit..kumohon!"
Viona membalas ciuman Bernard, meletakkan tangan yang satu didada suaminya.
Dan tanpa sadar tangan Viona yang ditahan Bernard dibawah sana membelai benda dibalik celana suaminya tersebut.
Bernard menggeram menahan rasa yang mau meledak.
Bernard menekan bel di dekat pintu mobil. Dan berlahan mobil menepi dijalan.
Dan begitu mobil berhenti, pintu depan mobil terdengar terbuka lalu tertutup kembali.
Bernard menarik jeans Viona keluar dari kaki istrinya.
"Suamiku.." gumam Viona tercekat, dia menahan tangan Bernard yang sudah mulai meloloskan celana jeans nya.
Dia sudah setengah polos dengan pakaian yang berantakan.
"Tidak akan lama, sebentar saja.." gumam Bernard kembali mencium bibir Viona.
Viona hanya pasrah saja menghadapi ke mesuman suaminya itu.
Dia tidak tahu kalau pria yang di cintainya tersebut mau melakukannya dimana pun bila dia sudah tidak tahan.
Viona tidak tahu bagaimana proses nya, dia tiba-tiba sudah merasakan ereksi suaminya memasuki dirinya.
Viona tersentak merasakan sesak dan penuh dibawah sana, spontan dia mengalungkan tangannya keleher suaminya.
Bernard begitu bahagia merasakan istrinya didalam sana, dia mengecup bibir Viona dengan lembut.
Bernard melakukan nya dengan cepat, dia tidak ingin Viona merasa tidak nyaman hanya karena keinginan nya sendiri.
Mobil memiliki ruang yang terbatas, dia tidak ingin istrinya jadi sakit badan karena perbuatan nya.
Bernard menahan suaranya dengan mencium bibir Viona, lenguhannya tidak terdengar.
Tubuhnya bergetar begitu juga dengan Viona, dan kemudian mereka saling berpelukan sebentar untuk meredakan nafas mereka yang memburu.
"Istriku..kamu sangat manis" gumamnya mengecup kening Viona.
Bernard kemudian mengambil tissue, dan mengelap hasil perbuatan nya.
Membantu Viona berpakaian kembali, merapikan rambut istrinya yang berantakan.
Setelah itu Bernard mengambil ponselnya, lalu menelepon Bodyguard nya yang tadi turun untuk menjauh dari mobil.
Tidak lama kemudian mobil kembali jalan melanjutkan perjalanan ke Mansion.
Sesampai di Mansion Bernard membopong Viona masuk kedalam rumah, membawanya langsung naik kekamar mereka.
Bernard menyiapkan air hangat untuk mandi mereka di bathtub.
Mereka berendam sebentar, lalu membersihkan diri.
"Aku belum makan malam!" sahut Bernard.
"Belum makan?" Viona baru sadar ini sudah jam sepuluh malam.
"Aku akan buat kan makan malam sebentar!" kata Viona, lalu pergi keluar kamar.
Bernard mengekor di belakang Viona, mengikuti istrinya tersebut pergi ke dapur untuk memasak makan malamnya.
Bersambung.....