Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~18
"Ir, ceritakan tentang keluargamu." ucap Kaizar malam itu saat mengajak Kirana duduk di sebuah bangku di taman kota.
"Keluarga? sejak kecil saya tinggal di panti Den jadi saya kurang tahu di mana keluarga saya, siapa ayah saya maupun ibu saya." terang Kirana.
"Apa pengurus panti tidak tahu juga siapa orang tuamu ?" tanya Kaizar lagi.
"Mereka hanya bilang saya di tinggal di depan panti oleh ibu saya pada suatu malam, ada juga yang bilang jika ibu saya seorang wanita malam tapi entahlah saya kurang tahu. Saya hanya berdoa semoga keadaan orang tua saya baik-baik saja di manapun berada." terang Kirana lagi, nampak raut kesedihan di wajahnya namun wanita itu berusaha menutupinya dengan senyuman.
"Kamu tidak marah pada mereka ?" tanya Kaizar lagi.
"Marah? tentu saja saya sangat marah tapi bukankah takdir kita sudah di tentukan oleh Tuhan, jika Tuhan menakdirkan saya seperti ini saya akan menjalaninya dengan ikhlas." sahut Kirana lagi-lagi dengan senyum manisnya, seolah tanpa beban.
Terlalu banyak kesulitan hidup yang telah wanita itu lewati hingga membuatnya menjadi kuat tanpa di sadarinya.
"Kamu sangat mirip dengan seseorang." lirih Kaizar namun masih terdengar jelas di telinga Kirana.
"Mirip seseorang ?" ulang wanita itu, jangan bilang mantan adik iparnya itu sedang mencurigainya.
"Hm, mirip kakak iparku." sahut Kaizar seraya menatapnya lekat.
"Saya jelek dan hitam begini masa mirip, Den." sanggah Kirana seraya memperbaiki kacamatanya lantas menggaruk hidungnya yang tidak gatal, wanita itu nampak salah tingkah jangan sampai pria itu mengetahui sandiwaranya.
"Bagaimana jika kamu benar-benar kakak iparku ?" ucap Kaizar lagi tanpa mengalihkan pandangannya.
"Jangan becanda Den, saya cuma pembantu mana cocok jika di sandingkan dengan mantan istrinya pak Kendra." Kirana nampak semakin salah tingkah, kemudian wanita itu segera menyesap minuman di tangannya itu untuk membasahi bibirnya yang tiba-tiba kering.
"Jadi kamu benar-benar yakin jika bukan Kirana kakak iparku ?" ulang Kaizar lagi.
"Tentu saja bukan Den, kulit saya hitam sedangkan mantan istri pak Kendra putih." Kirana langsung menyanggah perkataan pria itu.
"Dari mana kamu tahu jika mantan istri kak Kendra putih ?" tanya Kaizar lagi yang tentu saja membuat Kirana semakin gugup.
"Hanya menebak Den karena pak Kendra tidak mungkin suka sama wanita berkulit hitam karena nona Alexa pun sangat putih." terang Kirana beralasan.
"Sepertinya sudah larut malam Den, baiknya kita segera pulang saya takut nyonya akan marah jika saya pulang telat." Kirana segera beranjak dari duduknya, terlalu lama bicara dengan pria itu bisa-bisa rahasianya akan terbongkar.
"Kamu bisa membohongi kak Kendra maupun semua orang Kirana, tapi kamu takkan bisa membohongiku." ucap Kaizar dan sontak membuat Kirana menatapnya.
"Saya tidak mengerti maksud anda, Den." ucapnya dengan gugup.
"Apa kamu lupa saya lulusan psikologi dan yang kamu katakan itu semua bohong, Kirana." tegas Kaizar dan itu membuat Kirana langsung menelan ludahnya, wanita itu seperti di telanjangi saat ini.
"Otot matamu terlihat tegang dan pandanganmu sangat tidak nyaman saat menatapku, saat berbicara pun kamu beberapa kali menggaruk hidungmu padahal tidak gatalkan? Kamu juga selalu mengalihkan pembicaraan dengan minum dan satu lagi....." Kaizar nampak menjeda ucapannya lantas mengulurkan tangannya ke pipi wanita itu lalu mengusapnya sedikit kuat hingga membuat Kirana sontak meringis.
"Ini apa ?" Kaizar nampak menunjukkan jarinya yang sedikit menghitam setelah menyentuh wajah wanita itu.
Sementara Kirana nampak memejamkan matanya sembari menunduk, ia lupa jika mantan adik iparnya itu lulusan psikologi dan sedikit banyaknya pasti akan mengetahui kebohongannya.
Harusnya dari awal ia menjauhi pria itu dan tak banyak berinteraksi dengannya agar sandiwaranya tetap terjaga dengan baik, kini ia tak tahu harus bagaimana lagi?
"Kamu masih mau mengelak ?" ucap Kaizar dengan suara mengintimidasi.
Kirana nampak menghela napasnya lantas menatap pria itu. "Jika aku Kirana, apa yang akan kamu lakukan? apa aku salah berbuat seperti ini hanya karena ingin bertemu dengan anak kandungku sendiri? aku sangat merindukan Keanu, Kai. Setiap detik aku merindukannya sampai aku kesulitan untuk tidur." ucapnya dengan mata mulai berair.
Tiba-tiba Kaizar menarik tangan wanita itu lalu membawanya ke dalam pelukannya. "Kenapa kamu harus melakukan ini semua? kenapa kamu tidak datang saja langsung ke rumah untuk bertemu dengan Keanu ?" ucapnya seraya memeluk wanita itu dengan erat.
"Jika aku melakukan itu apa mas Kendra dan mama akan mengizinkanku? bahkan mereka telah mengusirku tanpa perasaan." sahut Kirana, kemudian Kaizar melepaskan pelukannya lantas kembali menatap wanita itu.
"Maafkan aku Ki, seandainya waktu itu aku ada di sini pasti hal itu takkan ku biarkan terjadi." Kaizar nampak sangat menyesal.
Kirana sudah seperti teman karibnya di masa kecil, meskipun mereka hanya berinteraksi ketika ia ikut sang ayah ke panti. Tetapi Kaizar tahu bagaimana wanita itu, ia telah melihat bagaimana gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis yang cantik dan juga baik hati. Namun sayangnya saat itu ia hanya anak kuliahan yang tak memiliki apapun selain bergantung dari harta orang tuanya.
Berbeda sekali dengan sang kakak yang sudah bekerja hingga tanpa ia ketahui kakaknya itu juga diam-diam menyukai wanita itu dan menunjukkan keberaniannya untuk melamarnya meskipun harus di tentang oleh keluarganya.
Waktu itu Kaizar sangat kecewa karena sejak kecil kakaknya selalu menolak jika di ajak ke panti, namun saat pria itu dewasa dan menggantikan sang ayah menjadi donatur tiba-tiba merebut cinta pertamanya.
Merebut Kirana darinya hingga membuatnya terpaksa merelakannnya dan melanjutkan kuliahnya ke luar negeri.
"Kai, ku mohon jangan beritahukan ini pada keluargamu. Aku hanya ingin dekat dengan putraku, aku ingin melihatnya tumbuh hanya itu." mohon Kirana kemudian, ia yakin mantan adik iparnya itu berhati baik.
"Apa Keanu tahu semuanya ?" tanya Kaizar ingin tahu.
"Hm." Kirana mengangguk kecil dan itu membuat Kaizar langsung menatapnya tak percaya, karena keponakannya itu bersikap seolah tak tahu apapun.
"Kau memberitahunya ?" tanyanya lagi.
"Kami sepakat untuk merahasiakannya, dia anak yang sangat pengertian dan aku bangganya padanya." sahut Kirana, matanya kembali berarir setiap mengingat sang putra.
"Tentu saja, dia keponakanku dan kepandaian berakting sepertinya menurun darimu." goda Kaizar sembari tertawa mengejek.
"Aku terpaksa melakukannya, Kai." Kirana yang kesal langsung memukul lengan pria itu.
"Jadi kamu maukan merahasiakan ini semua ?" imbuhnya lagi memastikan.
"Mau nggak ya ?" goda Kaizar lagi.
"Satu pelukan mungkin akan merubah semua jawaban." imbuh pria itu yang langsung mendapatkan pelototan dari Kirana.
"Pelukan seorang sahabat kecil." ucap Kaizar menegaskan dengan wajah seriusnya.
Kirana langsung mengangguk kecil, lantas kembali memeluk pria itu. Bagi Kirana, Kaizar lebih dari seorang keluarga. Ia seperti mempunyai seorang kakak, tapi tidak dengan Kaizar bahkan hingga kini hatinya masih berdebar untuk wanita itu.
Sementara itu tak jauh dari sana nampak seseorang sedang mengawasi mereka dari dalam mobilnya, tangannya terlihat begitu kuat mencengkeram stir mobilnya saat melihat pemandangan di depannya itu.
Entah sejak kapan Kendra berada di sana namun saat ini pria itu sedang tidak baik-baik saja.
makasih nofel nya bagus