NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Gadis Berjilbab

Terjerat Pesona Gadis Berjilbab

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Amalia Shah

Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.


Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.

Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.

Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.

Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?

Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Cemburu

Pukul sepuluh malam. Mobil mewah Yoongi terparkir dihalaman sebuah apartment sederhana. Dia keluar terlebih dulu dan mengambil barang bawaan Zeera.

Tangan Zeera hendak meraih kantung belanjaannya, namun ditepis Yoongi.

"Biar aku bawa sampai depan pintu apartment mu." Yoongi melangkah duluan. Sedang Zeera masih terdiam di tempat.

"Cepat Zeera-ya."

"Ah! Iya!" Setengah berlari Zeera menyusul langkah Yoongi.

Keduanya masuk ke dalam lift. Jari Zeera menekan angka tujuh. Tidak ada pembicaraan selama di dalam lift. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Pintu lift terbuka. Zeera keluar terlebih dulu, disusul Yoongi. Keduanya berjalan menuju pintu apartement yang ditempati Zeera dan Husna.

"Kita sudah sampai."

Yoongi masih membawa dua kantung belanjaan Zeera.

"Letakkan saja oppa."

"Tidak. Biar aku bantu bawa sampai ke dalam."

"Ah jangan! Ini sudah malam. Tidak baik seorang pria bertamu malam-malam ke tempat seorang wanita."

"Lebih baik oppa pulang, dan istirahat." Lanjut Zeera.

Yoongi berfikir sejenak, hingga akhirnya dia menuruti perkataan Zeera.

"Baiklah. Next time aku akan bertamu kesini lagi."

"Jangan oppa."

"Kenapa?"

"Aku dan Husna tidak terbiasa membawa teman pria ke apartement. Takut terkena fitnah."

"Oh begitu. Maaf, aku lupa kalau kau dan sahabatmu itu sedikit berbeda." Yoongi mengulum senyum.

"Cepat masuk! Aku tidak akan pergi sebelum kau masuk kedalam."

Zeera segera membuka pintu apartment yang terkunci. Pintu terbuka, dan Yoongi menyimpan dua kantung belanjaan di ambang pintu. Zeera membawanya masuk.

"Istirahat dengan baik oppa."

"Hmm. Selamat malam."

"Malam."

Zeera menutup pintu. Yoongi juga segera pergi.

Zeera membawa kantung belanjaannya di dapur. Dia tidak ada niatan untuk membereskannya, karena sudah terlalu lelah. Zeera pergi membersihkan diri. Guyuran air dari shower membuatnya rileks. Selesai mandi, Zeera segera melaksanakan sholat isya di kamar nya.

Kebetulan saat Zeera pulang, ternyata Husna sudah tertidur di kamarnya. Karena kalau masih terjaga, dia akan menghampiri sahabatnya itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari itu Zeera tidak ada jadwal ke kampus, dan Husna baru ke kampus siang hari.

Pagi-pagi sekali keduanya sibuk di dapur memasak nasi goreng dan telor ceplok untuk sarapan.

"Semalem pulang jam berapa Zee?"

"Jam sepuluhan."

"Kamu pulang sendirian? Kok berani sih? Dari sana kesini kan jauh banget Zee?"

"Aku pulangnya dianterin kok."

Husna yang sedang menyiapkan nasi goreng di atas piring, langsung menatap penuh selidik.

"Sama siapa?"

"Yoongi oppa."

Husna yang mendengar Zeera menyebut nama Yoongi, segera mendekat pada sahabatnya itu.

"Yoongi mana?"

"Idola kamu lah. Siapa lagi?" Jawab Zeera datar.

"Jangan becanda deh Zee."

"Aku serius Na."

Zeera duduk, dia dengan santai menyuapkan nasi goreng kedalam mulutnya. Matanya masih memperhatikan Husna yang masih penasaran dengan ucapannya.

Suapan pertama habis ditelan, Zeera meminta Husna duduk. Kemudian dia menceritakan kejadian yang menimpanya kemarin sore. Husna yang mendengarkan cerita Zeera, dia benar-benar dibuat tidak percaya.

"Kamu bukan army, tapi kamu beruntung banget bisa ketemu, bahkan dianterin juga pulangnya. Lha aku yang army, malah nggak seberuntung itu." Husna cemberut.

"Hey. Bukannya kamu pernah ketemu Yoongi oppa ya di pinggiran sungai Han, pas dia kaya lagi galau gitu?"

Husna mengingat kejadian itu, tiga tahun yang lalu.

"Iya sih. Tapi itu cuma sebentar."

"Ah, kapan ya aku ketemu member BTS yang lain?" Lanjut Husna menopang dagunya.

"Udah sih nggak usah terlalu berharap gitu juga kali. Mendingan makan dulu, nanti keburu dingin nasi gorengnya."

Dengan sedikit rasa malas, Husna menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

Selepas sarapan, banyak pertanyaan yang Husna ajukan pada Zeera. Mulai dari bagaimana dengan ibunya Yoongi? Suasana rumahnya? Sikap Yoongi yang sebenarnya?

"Dia nggak seperti yang kamu bilang, sikapnya dingin lah, cuek lah. Malahan sebaliknya."

"Udah ah, aku mau nonton film Bollywood dulu." Zeera berlalu ke dalam kamarnya.

Kalau tidak ada kesibukan, Zeera lebih memilih diam di apartment, menonton film-film Bollywood.

Husna merasa masih belum puas dengan cerita Zeera. Dia masih ingin banyak bertanya lagi.

Husna membuka pintu kamar Zeera.

"Ada apa?"

"Kamu udah tukeran nomer telpon sama Yoongi oppa?" Husna nyengir.

Zeera menepuk jidatnya. Lalu menggelengkan kepalanya.

"Ya Allah Zee, padahal itu kesempatan lho. Kita nggak tahu kapan bakalan ketemu lagi." Husna nyerobot masuk dan duduk disamping Zeera.

"Aku mana kepikiran kesitu Husna. Kami terlalu asik ngobrol."

"Yah, semoga aja nanti kami ketemu lagi." Lanjut Zeera tersenyum malu.

"Zeera, kamu suka ya sama dia?" Ledek Husna.

"Nggak tau." Zeera mengangkat kedua bahunya.

Pembicaraan random mereka berlanjut. Acara nonton film pun gagal.

Jam 11 siang, Husna segera bersiap-siap karena akan bertemu dengan dosen pembimbing jam satu siang.

Laptop, catatan, alat tulis, mukenah plus Alquran kecil sudah siap ditas nya. Dia berpamitan pada Zeera, dan sahabatnya itu memberi semangat agar bimbingan kali ini lancar.

"Semoga hari ini kamu juga bisa ketemu member BTS di jalan." Bisik Zeera, lalu dia cekikikan.

"Aku aamiin kan ya." Balas Husna juga dengan ketawa kecil.

Untuk menuju halte bus, Husna menempuhnya dengan berjalan kaki sekitar sepuluh menit an.

Sampai di halte bus. Untuk mengusir jenuh saat menunggu kedatangan bus, Husna membaca Alquran yang dibawanya tadi.

Karena terlalu fokus, dia tidak menyadari seseorang duduk disampingnya dan terus memperhatikan apa yang dibacanya.

Bus datang. Orang tersebut mengingatkan Husna untuk mengakhiri aktivitas nya sejenak.

"Terimakasih." Husna tersenyum ramah.

Orang itu hanya mengangguk dan juga tersenyum dibalik maskernya.

Husna masuk ke dalam bus, mencari kursi kosong. Dan orang tadi juga mengikuti Husna. Dia duduk di kursi kosong disamping Husna. Husna tidak terlalu peduli. Dia kembali mengambil Alquran nya. Mata orang itu kembali memperhatikan buku kecil bertuliskan bahasa yang asing baginya.

"Apa yang kau baca?"

Husna menoleh. Suara yang dia dengar terasa familiar.

"Alquran. Kitab suci umat Islam."

"Kau dari Indonesia?"

"Bagaimana kau tahu?"

"Hanya menebaknya saja." Orang itu kembali tersenyum dibalik maskernya, karena matanya terlihat menyipit.

Husna yakin dengan suara itu. Hatinya sudah berdebar-debar. Dia atur nafas sedemikan rupa sehingga tidak terlihat grogi.

"Apa kau, Hobi oppa?" Bisik Husna.

Orang itu terdiam, menatap tidak percaya pada Husna.

"Darimana kau bisa menebak seperti itu?"

"Aku army. Aku pasti sangat familiar dengan suara mereka." Balas Husna dengan suara kecil.

Orang itu menatap Husna. Merasa ditatap, Husna jadi salah tingkah. Dia mengalihkan pandangannya.

"Hey." Orang itu memanggil Husna dengan suara pelan.

Husna menoleh, dia benar-benar terkejut saat orang itu membuka maskernya walau hanya sebentar. Untuk beberapa saat, Husna tidak bisa berkata apa-apa.

"Terimakasih sudah menyukai kami." Bisik Hobi.

"Siapa namamu?"

"Husna."

"Mau pergi kemana?"

"Ke kampus."

"Oppa mau kemana? Kenapa harus naik bus?"

"Eoh, itu. Aku hanya ingin suasana baru saja. Sudah terlalu lama tidak naik angkutan umum seperti ini. Rasanya menyenangkan."

"Oppa tidak takut dikenali oleh orang lain?"

"Hmm sebenarnya sih takut ya. Tapi kalau army nya sepertimu, malah aku senang. Karena tidak ada teriakan histeris." Hobi tertawa kecil.

Flashback on.

Asal kalian tahu, sebenarnya itu hanya akal-akalan hobi saja. Hobi berangkat bersama Jimin dan Taehyung saat mau ke agensi. Namun ketika melewati halte bus, tiba-tiba Hobi minta turun dan meminta Jimin serta Taehyung untuk pergi terlebih dulu. Dia beralasan pada kedua sahabatnya itu karena ada urusan mendadak.

Ya betul, memang urusan mendadak. Urusan untuk mendekati seorang gadis berjilbab yang tengah membaca sesuatu dengan serius di halte bus. Dengan memakai masker dan kacamata, dia berjalan ke arah halte bus. Duduk di samping gadis berjilbab itu. Sambil sesekali matanya memperhatikan apa yang dibaca sang gadis.

Flashback off.

Hampir sampai di kampus, Husna berpamitan pada Hobi. Bahkan Husna sempat-sempatnya menitipkan salam untuk member BTS yang lain.

"Husna, boleh aku minta nomor telepon mu?"

"Ah ya, boleh."

"Ketikan nomor mu." Hobi menyerahkan handphone miliknya pada Husna.

Dengan tangan sedikit gemetar, Husna menyimpan nomor telepon nya di handphone Hobi.

Bus berhenti tepat di halte dekat kampus dimana Husna kuliah. Dia berpamitan kembali dengan Hobi. Senyum keduanya mengembang. Padahal Hobi ingin sekali berlama-lama mengobrol dengan Husna. Namun karena waktu dan tempat tidak tepat, maka dia harus merelakannya.

Hobi turun di halte berikutnya. Untuk menuju ke agensi, dia memakai taksi.

Sampai di agensi, semua sahabatnya sudah menunggu.

"Sepertinya kau sedang bahagia Hobi-ah?" Seru Yoongi dengan suara berat nya.

"Haha Hyung tahu saja. Hari ini aku memang sedang sangat berbahagia. Aaaaa" Hobi merentangkan kedua tangganya.

Semua member dibuat heran.

"Kau kenapa Hyung?"

"Ohya, tadi Hyung minta diturunkan di dekat halte bus. Lalu, apa yang terjadi setelah itu Hyung?" Lanjut Taehyung penuh selidik.

Semua member menatap curiga pada Hobi. Pria dengan julukan uri sunshine itu hanya cengengesan.

"Maaf Taehyungie, Jimin-ah. Sebenarnya tadi aku mau menemui seseorang."

"Siapa?" Tanya semua serempak.

"Seorang gadis berjilbab. Saat melewati halte bus tadi, mataku terus saja tertuju padanya. Karena penasaran, makanya aku minta turun."

Jungkook teridam. Dia takut gadis berjilbab itu adalah gadis yang dia temui di cafe tempo hari.

"Bagaiman ciri-cirinya Hyung?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Jungkook.

"Kenapa bertanya seperti itu kook-ah?" Jin bersuara.

"Aku hanya, hmmm..."

"Apa kau takut gadis yang ditemui Hobi itu sama dengan gadis yang kau temui di cafe, eoh?"

"Eh, bagaimana Yoongi Hyung tahu pikiranku?"

"Yoongi Hyung kan cenayang kook. Haha" tawa Namjoon menggelegar. Ditambah dengan tawa Jimin, Taehyung, Hobi dan Jin.

Kemudian Hobi mendeskripsikan ciri-ciri Husna. Dia bercerita sambil terus tersenyum.

"Ah, syukurlah. Berarti beda orang." Jungkook mengelus dada.

"Kau benar-benar jatuh cinta pada gadis itu kook?" Jin menepuk pundak Jungkook.

"Hmm entahlah Hyung. Soalnya belakangan ini terus kepikiran dia." Jungkook menggaruk tengkuknya.

"Apa kau benar-benar menyukainya Hobi shin?"

"Sepertinya begitu joon-ah. Ah, dia cantik sekali." Mata Hobi menerawang langit-langit studio Yoongi.

"Kenapa mereka jadi ikut-ikutan terpesona dengan gadis berjilbab?" Batin Yoongi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!