S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuh Kehidupan
Setelah puas bersepeda bersama, Nessa dan Zain menuju pusat perbelanjaan. Dengan berbagai barang yang dibutuhkan ataupun yang diinginkan, semuanya ada di sana. Nessa merangkul lengan Zain dan sesekali bersandar di pundaknya. Hal itu membuat Zain merasa senang, seolah masa yang lalu mulai terjadi.
"Kita main ini ya." Ajak Nessa, keduanya berada di pusat permainan. Dengan berbagai macam games yang menyenangkan.
Keduanya berada di permainan bola basket, yang cara bermainnya memasukkan bola basket sebanyak-banyaknya di keranjang. Zain dan Nessa langsung berlomba-lomba memasukkan bola ke dalam keranjang, tak lupa dengan tawa bahagia keduanya. Angka bewarna merah itu membuat sensasi permainan semakin menyenangkan.
Zain menghentikan permainannya sejenak, sambil menatap raut gembira dan senyuman manis Nessa yang berada di samping nya. Melirik ke arah sekitar sejenak, matanya terpaut pada pemandangan seorang pria yang memberikan boneka panda pada kekasihnya.
Melihat Nessa masih keasyikan bermain, Zain menuju capit boneka yang tak jauh dari sana, dia berharap bisa mendapatkan sebuah boneka untuk diberikan pada Nessa.
"Hahaha, aku menang! Yeee! Zain...." Nessa langsung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Zain.
"Zain!" Panggil Nessa, matanya tidak melihat keberadaan pria itu.
"Zain! Kau dimana Zain !" Nessa melangkah, menuju wahaha lain, mencari keberadaan Zain.
"Zain....." Langkah dan suara Nessa terhenti ketika melihat sebuah boneka beruang di hadapannya. Kepalanya menoleh melihat sosok pria yang sejak tadi dicarinya.
"Zain, kau....."
"Untukmu, maaf.... Apa aku lama? Aku cukup kesulitan untuk mendapatkan nya." Jelas Zain, Nessa yang tadinya kesal langsung berubah ketika melihat ekspresi polos Zain dengan boneka beruang di tangannya.
"Tidak suka ya...."
"Suka! Jangan pergi sembarangan, aku tidak suka! Aku sangat cemas...." Jelas Nessa, dia memeluk dan mencium boneka beruang itu dengan senyuman manis, dan hal itu membuat Zain merasa senang.
"Maafkan aku." Nessa mengangguk dan keduanya kembali berjalan mencari wahana yang lain.
"Terimakasih.... Cup!" Pupil Zain membesar ketika merasakan kecupan manis di pipinya. Nessa sudah berjalan mendahuluinya dengan tawa manis nya dan menggerakkan boneka beruang itu.
*****************
"Mau nonton?" Ajak Nessa, jari nya menunjuk beberapa poster film yang terpasang.
"Apa itu termasuk kencan juga?" Tanya Zain, Nessa tertawa kecil lalu mengangguk.
"Baiklah...." Keduanya menuju loket pembelian tiket.
"Mau nonton film apa?"
"Yang itu!" Putus Nessa, Zain menurut saja... Lagipula dia tidak terlalu paham akan itu.
"Ayo, kita cari kursi." Keduanya melewati beberapa barisan kursi, hingga akhirnya mereka menemukan kursi mereka di barisan ke empat sudut kanan.
"Aku mau ke toilet sebentar." Ujar Nessa dan Zain mengangguk. Dia melihat boneka beruang yang tadi ia berikan yang berada di kursi Nessa.
Beberapa orang sudah mulai mengisi kursi mereka. Zain melihat ruang theater yang ia duduki. Banyak pasangan seperti nya yang menonton juga, bahkan lebih mendominasi.
Tapi diantara banyak pasangan itu, ada satu pasangan yang menarik perhatian nya. "Aku kan sudah bilang padamu. Tunggu sebentar lagi."
"Berapa lama lagi harus menunggu? Kita sudah hampir delapan tahun. Sudah sepatunya kita menikah."
"Kau pikir biaya hidup murah? Gaji ku tidak banyak, apalagi setelah kita menikah nanti, belum lagi punya anak. Dan terlebih, gaji ku tidak ada apa-apanya dengan ayah mu dan saudara mu itu."
"Kenapa kau jadi merembet kemana-mana?"
"Memang begitu kenyataannya."
"Benar kata ayahku kau bukan lelaki sejati! Ambil boneka murahan ini! Aku tidak butuh hidup pemberian dari pria seperti mu!Wanita itu langsung berdiri dan meninggalkan sang pria yang masih terduduk.
"Terserah!" Terlihat beberapa pasang mata melirik ke arah perdebatan itu, tapi ada juga yang tidak peduli, terlebih film akan segera dimulai.
Kepala Zain mengingat pertengkaran pasangan itu. 'Jika orang tua Nessa mengatakan hal yang sama bagaimana? Aku belum punya apapun.... bahkan, untuk kencan ini saja, Nessa yang membiayai.' Zain merasa tersentil akan itu, perasaan sungguh-sungguh pada Nessa, tapi untuk menghidupi Nessa tentu harus layak.
"Zain, film nya sudah mulai ya." Nessa baru kembali dan duduk di kursinya.
"Zain...."
"Iya, film nya baru dimulai."
"Nessa....."
"Ssttt, diam. Film nya sudah mulai, kita bicara nanti saja."
Layar besar itu menampilkan gambar dan tulisan tak lupa dengan suara. "Tujuh Kehidupan Bersama mu..." Manik Zain yang tadinya menatap Nessa langsung menatap layar besar itu karena ucapan kecil Nessa.
"Tujuh kehidupan bersama mu..." Itulah tulisan yang terlihat di sana.
Bersambung......
Maaf baru update reader, karena ada acara dan author ucapkan selamat malam Minggu 🥰🥰
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏
lanjut kak, tetap semangat /Determined/
betul kak, dari pagi tadi ada gangguan sistem sepertinya, karena novel lain juga begitu /Slight/